Elvan memanggil Zura ke kamar nya, wanita itu sedikit ragu namun ia harus masuk ke kamar suami nya. Zura mengetuk pintu kamar suami nya, setelah mendapatkan izin ia langsung masuk.
Mata mereka bertemu, entah kenapa ada debaran yang tak bisa di jelaskan dengan kata-kata oleh mereka berdua.
"Ada apa?" tanya Zura gugup.
"Aku telah mendapatkan pendonor untuk ibu mu, tapi aku belum mendapat kabar apakah pendonor nya cocok atau tidak." tutur Elvan membuat senyum Zura terukir.
Nampak terpana, Elvan menatap lekat senyum dan bibir istri nya yang tak berhenti mengucapkan kata terimakasih.
"Terimakasih, aku akan selalu berdoa agar pendonor nya cocok."
"Berhenti lah bekerja." ucap Elvan tiba-tiba.
Azura melongo bingung, "Kenapa?" tanya nya bingung.
"Jangan banyak bertanya, ikuti saja omongan ku."
"Tapi, jika aku tidak bekerja bagaimana bisa aku memenuhi kebutuhan ku?"
"Memberi mu makan seumur hidup mu pun aku masih sanggup." ujar Elvan, jelas saja kata-kata Elvan membuat Zura bingung mau menjawab apa.
"Keluarlah." perintah Elvan.
Azura keluar, wanita itu langsung masuk ke dalam kamar nya. Elvan, pria itu kemudian langsung beristirahat karena tubuh nya sangat lelah.
Pagi pun tiba, seperti biasa Zura akan menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan adik ipar nya. Namun, ada kejadian tak terduga saat Ines yang datang bertamu di pagi buta.
"Mau apa kamu?" tanya Zura.
"Menemui calon suami ku." ucap Ines sombong lalu menyelonong masuk.
Zura menarik tangan Ines untuk keluar dari rumah, namun kalah cepat. Ines melihat hidangan yang sudah tersaji di atas meja. Bibir nya mencibir makanan yang di masak oleh Zura.
"Makanan sampah apa ini?" ujar nya mencibir "Kau bukan istri yang pandai menyenangkan suami,"
"Bukan urusan mu dan sekarang cepat keluar."
Ines menepis tangan Zura, "Siapa kau berani melarang ku?"
"Aku adalah istri sah pemilik rumah ini, sedangkan kau siapa? tamu tak punya etika." ledek Zura kembali.
Ines geram, "Singkirkan semua makanan sampah ini, aku memasak sendiri makanan kesukaan Elvan."
"Bawa pulang makanan sampah mu itu, kau bilang makanan ku sampah lalu apa beda nya kau dan sampah?"
"Tidak ada beda nya," sambung Vilna yang tiba-tiba muncul "Dia adalah sampah busuk yang tanpa malu bertamu ke rumah seorang pria yang sudah beristri."
Semakin kesal, Ines mencoba menyapa Vilna dengan suara lembut nya. "Hai...calon adik ipar, kakak membawakan kamu dan kakak mu sarapan bergizi." ucap nya.
"Siapa adik ipar mu? setan di sebelah ku?" ledek Vilna.
Elvan yang sedari tadi menonton perdebatan mereka hanya tertawa geli. Mereka bahkan tak menyadari kehadiran Elvan sedari tadi.
"Vilna, apa kamu gak malu punya kakak ipar miskin tidak berkelas bahkan terlihat nora sekali." ledek Ines.
"Semiskin-miskin nya aku, tapi aku masih punya harga diri untuk tidak masuk ke rumah orang lain." balas Zura, "Kau memang cantik dan kaya tapi sayang, otak kau dangkal."
Ines mencoba mengambil teh yang ada di atas meja, wanita itu hendak menyiram teh hangat itu ke wajah Zura namun suara Elvan menghentikan tangan Ines.
"Letakan gelas teh ku atau kau aku tuntut atas tindakan tidak menyenangkan di rumah ku." ucap Elvan lalu menghampiri mereka.
Ines gegabah, wanita itu gugup bahkan bingung ingin bicara apa.
"Elvan...." ucap nya lirih, mata Ines tertuju pada paper bag yang beri makanan yang ia bawa. "Eh...ini aku memasakan makanan kesukaan mu." ujar nya lalu menyodorkan paper bag.
"Bawa pulang sampah mu itu, masakan istri ku jauh lebih enak dari pada yang kau bawa." balas Elvan.
Vilna tersenyum bangga, bahkan gadis itu memberikan kedipan mata untuk kakak ipar nya.
"Van, apa sih yang kamu lihat dari perempuan ini?" tanya Ines kesal.
"Apa yang tidak bisa di lihat orang lain tentang nya." jawab Elvan lalu duduk di kursi meja makan. "Ambilkan sarapan ku." perintah nya pada Zura, bergegas Zura melayani suami nya dan jelas itu membuat Ines terbakar cemburu.
"Pergi dari rumah ku." usir Elvan namun Ines tak bergerak. "Seret dia keluar Vilna." perintah nya pada Vilna, dengan senang hati Vilna menjalankan perintah dari kakak nya. Meski menolak bahkan mencoba merayu Vilna,Ines berhasil keluar dari rumah Elvan.
Setelah drama pagi itu selesai, mereka bertiga langsung sarapan seperti biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
gaya banget nanti giliran di adu dia ga bisa masak 😩
2025-02-01
0
Lussy Rahawarin
mantap vilna,
2022-01-16
1
Homsiah
aku suka sama sikap tegasnya elvan
2022-01-12
0