Pagi sekali Azura sudah menyiapkan sarapan, wanita itu sudah bangun sejak azan subuh berkumandang. Zura melaksanakan ibadahnya terlebih dahulu sebelum melakukan aktifitas nya.
Bau harum menyeruak ke setiap sudut ruangan, membuat Vilna langsung keluar dari kamar nya.
"Wah...bau nya sangat harum kak." puji Vilna.
"Ini hanya nasi goreng." ujar Zura.
Tanpa basa basi lagi Vilna langsung menyantap nasi goreng yang sudah terhidang di atas meja makan. Saat sedang asik makan, Elvan yang baru saja turun langsung di ajak adik nya untuk makan.
"Kakak sibuk Vilna, nanti saja sarapan di kantor." ucap Elvan.
"Ayo lah kak, ini sangat enak aaaaa....." ujar nya sambil menyuapi kakak nya satu sendok.
Elvan menguyah nasi goreng tersebut, namun mata nya menatap tajam ke arah Zura.
"Duduk kak." ujar Vilna, atas perintah adik nya Elvan duduk dan mulai makan." Kak Zura mau kemana?" tanya Vilna saat Zura berjalan menuju dapur.
"Kakak makan di dapur Vilna." jawab nya polos.
"Makan lah di sini bersama kami kak, kakak kan istri nya kak Elvan masa makan di dapur."
Elvan hanya diam, dengan tancap gas pria itu langsung menghabiskan makanan nya dan minuman nya lalu langsung pergi.
"Maafkan sikap kak Elvan kak, sebenarnya dia laki-laki yang baik hanya saja pernah kecewa membuat nye menjadi seperti itu."
"Sudahlah, gak usah di bahas, makanlah yang banyak."
Vilna dan Zura selesai makan, mereka bersiap-siap akan pergi ke tujuan masing-masing.
"Kakak jalan kaki?" tanya Vilna.
"Iya...dekat kok cuma tiga puluh menit saja."
"Astaga kak, sebaiknya kakak ikut Vilna aja naik mobil lagian jalan nya satu arah dengan kampus Vilna."
Mau tidak mau Zura mengikuti kemauan Vilna, wanita itu sangat senang karena ia mendapatkan adik ipar sebaik Vilna meski semua keluarga nya tak ada satu pun yang menyukai Zura.
Elvan masih mengotak atik layar komputer yang ada di depan nya, pria itu bahkan tak menyadari jika Ines berada di dalam ruangan nya sedari tadi.
"Apa kau sengaja menagcuhkan ku?" tanya Ines membuat Elvan terkejut.
"Sejak kapan kau berada di ruangan ku?" tanya balik Elvan dengan wajah dingin.
"Van, apa kau tidak merindukan ku?"
"Cihhhh.....untuk apa aku merindukan wanita sekotor diri mu." ucap nya ketus.
"Kenapa kau jadi kasar Van?"
"Menurut mu apa yang membuat ku menjadi kasar?"
"Van, aku masih mencintai mu." ujar Ines lalu menghampiri Elvan.
"Stop...." ucap Elvan sambil mengangkat tangan nya. "Jangan mendekat, aku jijik pada mu."
Ines ternganga mendengar ucapan Elvan, "Van, ku mohon maafkan aku."
"Jika dengan maaf mu bisa membangunkan papah ku kembali, aku akan memaafkan mu."
Deg....Ines kaget saat Elvan menyebut nama papah nya. "Om Hermawan kenapa?" tanya Ines tidak mengerti.
Elvan mencengkram mouse yang ada di tangan, lalu pria itu melemparkan mouse tersebut ke arah Ines. "Sebab kau papah ku meninggal bodoh." teriak Elvan emosi.
Ines merintih kesakitan, "Van sakit." ucap nya lirih.
"Sakit mu tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku rasakan dan sebaik nya kau pergi dari sini." usir Elvan namun Ines tak juga pergi.
"Van ku mohon, maafkan aku." pinta nya dengan air mata palsu.
"Menjauh dari hidup, kau hanya wanita yang gila materi dan aku tak sudi jika harus kembali pada mu lagi."
Elvan bangun dari duduk nya, pria itu kemudian berjalan menuju kearah Ines. Elvan menarik kasar tangan Ines lalu mendorong nya keluar dari ruangan nya.
Ines merintih kesakitan, wanita itu bahkan mengumpat Elvan habis-habisan dan jelas semua nya masih terdengar Elvan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Anisatul Azizah
eh ini kemarin disurat kontrak ada durasi pernikahan mereka g sih? aku lupa
2022-05-29
0
Lussy Rahawarin
hahahahaa rasain luu ines
2022-01-16
0
Homsiah
tp kenapa yng nurunin sifat elvan si raka ya
2022-01-12
0