"Di mana wanita itu?" tanya Elvan pada pembantu nya.
"Ada di gudang tuan." jawab nya sopan.
Elvan berjalan menuju gudang, pria itu menghentikan langkah nya saat melihat Zura sibuk membersihkan gudang yang penuh dengan debu itu.
Tatapan lekat dengan kedua tangan masuk ke dalam saku, membuat pria itu sedikit tak berkedip melihat kecantikan Zura. Zura tersadar dengan kehadiran Elvan, wanita itu membalas pandangan suami.
"Ada apa?" tanya Zura datar, wanita itu kini tak seperti dulu saat bicara dengan Elvan.
"Jaga nada bicara mu." bentak Elvan membuat Zura mengerutkan alis nya.
"Sudah puas menghancurkan kehidupan ku?" tanya Zura dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan bodoh, kau pasti senang karena menikah dengan pria tampan juga kaya seperti ku kan?"
"Senang? menurut mu perasaan apa yang harus aku gambar kan sekarang dengan pernikahan ini?" tanya balik Azura.
"Cih....orang miskin seperti mu hanya bisa menjual harga diri hanya untuk uang." ledek Elvan.
"Dan aku menjual harga diri ku tidak untuk kesenangan ku sendiri, aku terpaksa bertahan dengan mu karena aku sadar jika kau telah membantu membiayai perawatan ibu."
"Tutup mulut mu, kau tidak berhak bicara!" bentak Elvan.
"Lalu, apa hak mu selalu merendahkan ku? bukan kau yang masuk kedalam hidup ku terlebih dahulu, bersikap baik tapi ternyata ada bau bangkai yang kau simpan."
Plaakkkkkk.....Elvan menampar wajah Azura, wanita itu meringis kesakitan sambil mengusap pipi.
"Jika kau berani bicara lagi, aku akan menghajar mu wanita rendahan!" bentak Elvan kemudian berlalu pergi.
Air mata Zura keluar begitu saja, hati nya sangat perih. Zura bersandar pada lemari usang dan tua. "Apa pun demi kesembuhan ibu, Zura rela menderita bu." ucap lirih dengan isak semakin dalam.
Di dalam rumah, seperti biasa Risma dan Viska selalu duduk di ruang keluarga.
"Dari mana kamu Van?" tanya Risma.
"Gak dari mana-mana." jawab nya singkat.
Makan malam, Zura melayani semua yang ada di meja makan, beberapa pelayan berbisik pelan karena penasaran dengan Zura.
Elvan kembali menatap setiap gerak gerik Azura, pria itu nampak tak perduli dengan mamah dan adik-adik nya.
"Yang cepat dong, aku sudah lapar." bentak Viska pada Zura.
"Apaan sih Viska, gak sopan." ucap Vilna.
"Sudah ku bilang jangan pernah ribut jika sedang makan." bentak Elvan.
Viskan dan Vilna tertunduk diam, kedua anak kembar itu memang memiliki sifat yang berbeda. Vilna sangat kasian saat melihat Azura, biar bagaimana pun Azura tetap kakak ipar nya.
Di sudut gudang, Azura makan dengan nasi dan lauk seada nya, Zura memakan makanan nya dengan berlinang air mata. Dari balik pintu, Vilna dapat mendengar jelas suara tangis dari kakak ipar nya itu.
Hati Vilna sangat perih, dengan memberanikan diri ia datang ke kamar kakak nya.
"Ada apa, tumben ke kamar kakak?"
"Kak, jangan siksa kak Zura seperti itu kasian."
"Jika kedatangan mu hanya untuk membahas dia, keluar lah." usir Elvan.
"Kak, kakak salah sudah menjadikan kak Zura wanita taruhan kakak. Jangan sampai suatu saat kakak menyesal dengan apa yang kakak lakukan sekarang." ucap Vilna kemudian berlalu pergi.
Elvan menatap punggung adik nya, pria itu telah di buta kan dengan kebencian terhadap wanita. Masa lalu Elvan membuat nya menjadi dingin dan jahat pada wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Tati Aulia
next lgi
2022-10-23
0
Mutiara Veni
thor np bnyk bwng d episode ni..🤗😅
2022-08-07
0
Dwi Hartati
elvan gak ingat ya kalo kedua adiknya perempuan
2022-04-28
0