Pagi menjelang, mentari sudah nampak tinggi pada peraduan nya, namun Azura masih belum membuka mata karena kelelahan akibat membersihkan rumah Elvan sampai malam.
Byyuuuuuur........Elvan menyiram Azura dengan air, sontak membuat Zura kaget bahkan tersedak karena hidung nya kemasukan air.
"Bangun, kau pikir rumah ku ini hotel!" bentak Elvan.
"Maafkan aku,aku kelelahan." ucap lirih Azura.
"aku tidak peduli." ucap Elvan.
Kryuuuuukkkkk......perut Azura berbunyi, perut nya sangat perih karena ia belum makan dari siang kemarin. Azura menunduk menahan malu.
"Aku lapar." ucap Azura pelan.
"Kau lapar?" tanya Elvan dengan seringai senyum lalu mencengkram wajah Azura. "Kalau kau lapar, sebaiknya kau kerja." sambung Elvan kemudian mendorong Zura.
"Apa kau tahu rasa nya sakit Van? berhenti menyakiti ku." ujar Azura geram.
"Kau berani menatap ku seperti itu!'' bentak Elvan lalu menampar Zura.
Elvan kembali menampar Zura, namun dengan cekatan tangan Zura menangkis tangan Elvan.
"Berhenti memukul ku, kau tak berhak menyiksa ku seperti ini aku tak punya salah terhadap mu."
"Kau mulai berani? apa kau melupakan ibu mu?"
Seketika Azura terdiam mendengar nama ibu nya,suara nya melemah. "Jangan sentuh ibu ku," pinta Azura.
Elvan tertawa, kemudian pria itu langsung pergi meninggalkan Azura. Sarapan pagi ini adalah sarapan tamparan dari Elvan, membuat Zura semakin terpuruk dengan nasib pernikahan nya.
Puas menangis, Azura kemudian masuk kedalam kamar dan langsung pergi mandi. Setelah rapi, Azura langsung pergi menuju cafe milik Julian.
"Semoga Julian masih mau menerima ku." batin Zura.
Sesampainya di cafe, Zura langsung masuk menemui Julian.
"Apa yang membawa mu kesini Zura?" tanya Julian.
"Bisakah aku bekerja kembali pak?" pinta Azura memohon.
Julian mengerutkan alis nya, "Apa kau di izinkan bekerja dengan Elvan?"
"Jika aku tidak bekerja, bagaimana aku bisa makan dan mengirimi ibu ku."
"Apa Elvan tak memberi mu nafkah?"
Zura menggelengkan kepala nya, wanita itu seketika mengeluarkan air mata kepiluan. "Aku bahkan belum makan sejak kemarin." ucap Azura pelan.
"Elvan benar-benar keterlaluan." ujar Julian geram.
"Siapa yang keterlaluan?" tanya Erkan yang tiba-tiba masuk.
"Siapa lagi, kalau bukan sahabat lo itu Elvan, dia bahkan tak menafkahi istri nya sendiri." tutur Julian.
Erkan kemudian langsung menarik tangan Azura keluar, ia langsung memesan beberapa makanan untuk Azura.
"Makan lah." ujar Erkan.
Azura malu-malu, ia bahkan tak pernah mengenal pria yang saat ini ada di depan nya sekarang.
"Tinggalkan Elvan." ucap Erkan tiba-tiba, membuat Zura menghentikan aktifitas makan nya.
"Tidak bisa." balas Zura singkat.
"Kenapa?"
"Karena ibu ku adalah jaminan nya, Elvan membiayai semua pengobatan ibu ku yang sangat mahal bahkan dia sedang mencari pendonor ginjal untuk ibu ku." jelas Zura.
"Apa kau percaya dengan nya?"
"Entahlah, saat ini semua tentang ibu ku baik-baik saja."
Azura selesai makan, setelah pembicaraan nya bersama Erkan selesai, ia langsung mulai bekerja.
"Lo tahu Julian, jika suatu saat Azura mengetahui semua rencana kita, yakinlah jika dia akan membenci kita seumur hidup nya." ucap Erkan sambil menatap Zura dari dinding kaca ruangan Julian.
"Semua sudah menjadi resiko untuk kita, demi merubah sifat benci Elvan pada seorang wanita, kita harus mengorbankan satu hati yang tak berdosa." balas Julian.
"Dia wanita yang baik, tapi sayang...." ucap Erkan terputus.
"Tapi sayang di sudah menjadi milik orang," sambung Julian.
Julian kembali ke kursinya, namun tidak dengan Erkan. "Kau tahu Zura, mungkin kau tidak mengenali ku, tapi entah kenapa sejak dulu aku sangat mengagumi mu." batin Erkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Andrean Brima
Thor...dah gk kuaaat....jebol jg pertahanan ku.
huuaaaaa....😭😭😭😭tisuku mana tisu.
🤧🤧🤧🤧
2022-08-20
1
🌼 Pisces Boy's 🦋
pengen ku tonjok si elvan
2022-01-27
0
Destini
auto nangis baca nya😭😭😭
2022-01-16
0