๐จ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐.
๐บ๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐.
๐ช๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐.
๐ต๐ ๐น
Kilau mentari memberi hangat setiap insan yang menyambut hati dengan semangat.
Zura melangkah ria menuju tempat kerja nya, namun langkah nya terhenti saat sebuah mobil sport mewah berhenti tepat di hadapan nya.
"Hi....." sapa Elvan saat keluar dari mobil nya.
Zura terseyum kemudian membalas sapa Elvan.
"Mau berangkat kerja?" tanya Elvan sambil membuka kacamata nya.
"Iya." jawab singkat Zura.
"Aku antar." tawar Elvan.
"Tidak perlu, lagian sudah dekat." sambil menunjuk arah cafe.
Elvan mengikuti arah telunjuk Zura "dekat apa nya? itu masih 500 meteran.''
Zura menggaruk kepala nya yang tak gatal sambil tercengir " hehe....iya."
"Dia cantik, hanya saja pakaian yang sederhana." batin Elvan sambil melihat Zura dari atas ke bawah.
"Kenapa?"
"Eh...gak, ayo aku antar."
Meski menolak, akhir nya Zura masuk ke dalam mobil milik Elvan.
"Sudah berapa lama kerja sama Julian?" tanya Elvan membuka suara.
"Sudah tiga tahun."
"Wah....lumayan lama."
"Iya, karena ada ibu yang harus aku hidup."
Elvan melirik Zura sekilas "Memang nya ibu mu kenapa?'' tanya Elvan "Maaf kalau aku banyak tanya." ucap nya kembali.
"Ibu ku sakit gagal ginjal jadi setiap minggu harus cuci darah, dan aku harus bekerja sangat keras."
"Maafkan aku." Ujar Elvan.
"Tidak apa." Zura tersenyum.
Tak lama, mobil mewah itu tiba tepat di depan cafe, Zura mengucapkan terimakasih pada Elvan kemudian langsung masuk.
Julian menatap kepergian Elvan dari balik ruang kerja nya yang tembus pandang. "Gue harap suatu saat lo sadar Van." lirih nya.
Julian mengambil ponsel milik nya lalu menelpon seseorang yang tak lain adalah Erkan. Sekitar satu jam , Erkan tiba di cafe milik Julian.
"Ada apa?" tanya Erkan.
"Elvan berhasil mendekati Zura, Zura wanita baik-baik tidak pantas di sakiti."
Erkan membuang nafas kasar "Bagaimana awal nya?"
"Elvan sengaja menyerempet Zura kemarin."
Lagi-lagi Erkan membuang nafas kasar " Kapan dia akan berubah?"
"Zura tulang punggung keluarga nya, kalau Elvan berhasil dengan taruhan nya gue gak tahu apa yang akan terjadi. Dan lo tahu sendiri Elvan tak bisa di cegah."
"Sebaik nya kita menonton saja, kalau Elvan berada di luar batasan nya, gue sendiri yang akan turun tangan."
Semenjak pertama kali melihat Zura, ada rasa yang berbeda di rasakan oleh Erkan. Pria itu telah jatuh hati pada wanita cantik itu, namun ia tak berani memulai karena ia tahu kalau Elvan akan murka saat apa yang ia punya di ganggu.
"Sebaiknya lo juga deketin Zura." ucap Julian tiba-tiba.
"Untuk?"
"Gue yakin kali ini Elvan akan lebih parah dari sebelum nya."
Erkan mendecih, mereka bukan tidak berani melawan Elvan hanya saja semua perusahaan yang mereka pegang ada di bawah naungan perusahan Elvan.
Erkan melihat setiap gerak gerik Zura dari balik ruangan Julian, mata nya bahkan tak berhenti menatap ke arah Zura.
"Dia sangat ramah dan murah senyum." ujar Julian, "Gue mengenal nya sudah tiga tahun ini."
"Dia sangat cantik."
"Lo menyukai nya?"
"Entahlah."
"Bersainglah dengan Elvan."
"Dia bukan barang." ucap Erkan sedikit geram "Dia wanita, pantas di cintai di hargai juga di manja." sambung Erkan.
Julian hanya menaikan bibir nya dan tak tahu harus bicara apa lagi. Erkan masih setia melihat gerak gerik Zura yang sedang melayani beberapa pengunjung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Tatik 05
erkan telat ...knp STLH ada taruhan Bru bilang ada rasa...
2023-01-22
0
๐ผ Pisces Boy's ๐ฆ
Erkan cinta dalam diam
2022-01-27
0
Lussy Rahawarin
waoow,, I Love erkan
2022-01-16
1