" Saya cinta sama ibu !"
" Dennis ibu mau pulang. " kembali Novia menghidupkan mesin motornya.
" Bu, tunggu sebentar. Tolong, dengerin Dennis dulu. "
Novia mematikan mesin motornya. Dia turun dari motornya dan melepas helm.
" Dennis, kamu sadar nggak, kamu ngomong apa?"
" Sadar sesadar-sadarnya. Saya suka sama ibu semenjak saya masuk di sekolah ini. "
" Dennis, saya ini guru kamu. Bukan temen kamu. Kamu tahu, apa artinya?"
Dennis hanya diam.
" Artinya, usia kita jelas berbeda. Kehidupan kita juga berbeda. Tujuan kita juga berbeda. "
" Saya tahu itu Bu. Tapi tidak masalah buat saya. Usia tidak masalah buat saya Bu. Sebentar lagi saya lulus SMA. Saya akan bekerja. Jadi kehidupan kita bisa sama. Saya juga tahu tujuan ibu. Kalau ibu ingin menikah, saya juga siap menikahi ibu. " jelas Dennis. Dia berusaha memegang tangan Novia.
" Dennis !" bentak Novia sambil menjauhkan tangannya dari Dennis.
" Kehidupan itu tidak semudah yang kamu pikirkan. Kehidupan kamu masih panjang. Masa depan kamu juga masih panjang. Dennis, bukannya temen perempuan kamu banyak yang suka kamu. "
" Tapi yang saya suka itu ibu. Bukan mereka. "
" Dennis, tolong, masalah yang sedang saya hadapi sudah banyak, jangan kamu tambah lagi. Lupakan semuanya. Ibu akan anggap kamu tidak pernah bicara soal ini ke saya." Novia mengakhiri pembicaraan. Dia memakai kembali helmnya, kemudian naik ke jok motornya.
" Nggak Bu. Saya tetap akan terus mendekati ibu. Saya akan tunjukkan ke ibu, kalau saya serius dengan omongan saya. "
" Dennis, ibu minta, lupakan semuanya. Jangan sampai kamu sakit hati pada akhirnya. "
" Nggak ! "
" Dennis, dengerin ibu. Dalam waktu dekat, saya mau menikah. Jadi, lebih baik kamu lupakan apa yang kamu katakan hari ini. "
" Dennis nggak percaya. " ucap Dennis tetap mengeyel.
" Terserah kamu Den. " Novia menjalankan motornya.
Dennis mengepal tangannya kuat.
Dalam perjalanan pulang, pikiran Novia terasa sangat penuh. Dia agak melamun. Sehingga ada orang menyapa di sebelahnya, dia tidak mendengar. Akhirnya, orang tersebut memanggil dengan agak keras.
" Woyyy....melamun aja. !"
" Wah, rese kamu. Ngagetin aja. Kalau sampai aku kaget, terus kecelakaan gimana?"
" Kamu lagi ada masalah apa sih sebenarnya? Sampai bawa motor sambil melamun. Kalau nabrak gimana?" ucap Dedi mengingatkan.
Novia menggelengkan kepalanya.
" Mbak Nov, kemarin katanya mau cerita?? Hem??"
" Kamu udah makan?"
" Belum sih. Mau traktir?" tanya Dedi bercanda.
Novia mengangguk. Kemudian dia meneruskan perjalanan dan berhenti di sebuah rumah makan.
" Ayo.." ajaknya ke Dedi.
Mereka berdua masuk ke rumah makan dan duduk di bangku yang kosong.
" Kamu bener Ded. Aku lagi bingung. "
" Cerita. Siapa tahu aku bisa bantu. "
" Ada seseorang yang melamarku."
" Wuihhhh,,,bagus dong."
" Dengerin dulu..." kemudian Novia menceritakan semuanya kepada Dedi. Mulai dari awal pertemuannya dengan Boby, kemudian tentang omongan para tetangga, bahkan sampai masalah yang barusan datang. Masalah dengan muridnya.
Dedi mendengarkan dengan seksama. Ternyata masalahmu begitu, mbak. batin Dedi
" Terus mbak Nov mau gimana sekarang?"
" Aku juga nggak tahu, Ded. Aku bingung harus apa. "
" Gimana dengan si Candra? Apa dia masih tetap nggak bisa nerima kamu lagi?"
Novia mengeleng sambil menunduk.
" Ada yang ngasih tahu aku, sebenarnya Candra masih cinta sama kamu mbak. Tapi dia masih tetep menjadi pengecut dengan selalu menghindar. "lanjut Dedi.
Novia hanya menanggapi dengan senyum miris.
" Kalau menurutku, coba temui Candra sekali lagi. Ajak dia bicara mbak. Tanya dia sekali lagi, bagaimana perasaannya ke kamu. Kalau memang dia tetep keras kepala, menurutku, lupain dia. Cari yang baru. Coba buka hati untuk yang lain. "
" Apa bisa Ded?"
" Bisa mbak. Aku ini juga laki-laki. Kalau dia memang sayang sama kamu, dia nggak akan ngelepasin kamu. Kecuali kalau dia memang pengecut. Nggak ada gunanya kamu nungguin pengecut seperti dia." jelas Dedi panjang lebar.
" Kalau dia menolak, selanjutnya terserah mbak Nov, mau nerima siapa, mau sama siapa. Tapi kalau sama tadi ,mbak, siapa tuh namanya. Boby ya...aku kurang sreg. Mbak baru kenal sama dia. Mbak belum terlalu mengenal dia. Mending pilih yang jelas-jelas aja. Yang kenal udah lama."
" Maksudnya?"
" Ada lho mbak. Kamu kenal udah lama sama dia. Dan aku yakin, dia bisa jagain kamu dengan baik. Tapi mbak jangan bilang-bilang kalau aku yang ngasih tau. "
" Siapa Ded?"
" Toni. "
Brushhhh....Minuman yang ada di mulut Novia menyembur keluar karena Novia kaget bukan main.
" Jorok ihhhh. "
" Sorry... Habisnya kamu diajak ngomong serius malah bercanda aja." sambil mengelap bibirnya.
" Beneran. Toni itu suka sama mbak Nov udah lama banget. Mungkin mulai waktu kalian masih sama-sama anak-anak. Tapi dia nggak berani ngungkapin cintanya ke kamu. Takut di tolak. Jadi menurut aku, kalau Candra tetap memilih jadi pengecut, mending mbak milih Toni. Sebagai Second choice. "
Hufftt...Novia melepas nafas panjang.
•••
Sudah berhari-hari, Novia tidak bisa tidur nyenyak. Akibatnya, tubuhnya drop. Hari itu dia tidak pergi bekerja.
" Badanmu panas nduk..." ucap Bu Arum setelah memeriksa dahi Novia.
" Iya Bu, kepala Nov pusing banget. "
" Ya udah..kamu nggak usah kerja dulu hari ini. "
" Iya Bu. Tadi Nov udah ijin ke TU. Oh iya Bu, Nov hampir lupa. Hari ini seharusnya Nov ke proyek. "
" Ya kamu ijin sekalian. "
" Bisa Nov minta tolong Bu? Tolong ambilin hp Nov di meja rias. "
Bu Arum beranjak berdiri. Beliau mengambil handphone Novia yang ada di atas meja rias. Setelah mengambilnya, Bu Arum kembali duduk di tepi ranjang dan memberikan handphone itu ke Novia.
Novia mencari nomer seseorang dan memencet panggilan.
" Halo.." sapa orang di seberang.
" Halo, mas Andre. Maaf mas, seharusnya hari ini Nov ikut meninjau ke proyek. Tapi hari ini, Novia lagi nggak enak badan. Jadi nggak bisa Ikut ke proyek."
" Oh gitu... Ya udah nggak pa-pa Nov. Kamu istirahat aja, biar cepet sembuh. "
" Iya. Tolong sekalian bilang ke mas Boby ya mas. Tadi Novia telepon nggak bisa. "
" Iya tentu. "
Panggilan terputus.
" Ibu buatin bubur sebentar. Sekalian ibu mau minta tolong pak Ujang manggilin Bu bidan kesini. Biar kamu bisa cepet minum obat. " kemudian Bu Arum beranjak dari duduknya dan keluar kamar.
Pagi itu di kantor Boby.
" Pagi, pak bos!" sapa Andre ketika masuk ke ruangan Boby.
" Hmmm! "
" Gue ada kabar. Tadi Novia telepon gue. Dia minta maaf, hari ini nggak bisa ikut ke proyek. "
Boby terlihat agak kaget dan kecewa.
" Kenapa?"
" Dia bilang lagi nggak enak badan. Tadi dia bilang udah nelpon lo. Tapi nggak lo angkat. "
Masak? Perasaan dari tadi handphone gue tidak berbunyi sama sekali. Batin Boby. Kemudian dia mengeluarkan hpnya dari saku jasnya. Dia mengusap layar hpnya.
Bener kan. Nggak ada panggilan masuk sama sekali. Apa benar dia sengaja menghindar? Apa ini artinya dia ......
*****
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
❤️💪💪💪
2022-10-30
1
❤️⃟Wᵃf🤎⃟ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ𝐀⃝🥀ᴳ᯳
kasian novia.. berat bgt beban pikiran dan masalahnya. seperti bom kepala yang mau meletus. 😔😪 nggak kuat tapi dipaksa untuk tegar 😊
2021-12-17
2
Elok
alot nih
2021-12-07
1