Hari terus berganti. Cibiran terhadap Novia dari para tetangga semakin pedas tiap harinya. Dan hampir tiap hari pula, sang ibu selalu meminta Novia untuk menikah secepatnya.
Informasi inipun tak di lewatkan Boby. Hampir tiap hari, Boby selalu memantau sekeliling Novia.
Hidup Novia semakin hari semakin kacau. Dia harus menghadapi semuanya sendiri. Tidak ada seorangpun yang bisa diajaknya berkeluh kesah. Dan memang seperti itulah seorang Novia. Dia yang selalu di kenal orang sosok yang selalu riang, sebenarnya menyimpan banyak kepedihan di hatinya. Dia selalu menyimpan semua masalahnya sendiri. Bahkan orang tuanya pun tidak pernah mengetahui masalah yang sedang di hadapinya.
Disekolah, Dennis semakin gencar melakukan pendekatan. Beberapa kali dia datang ke rumah Novia dengan alasan meminta untuk di ajari materi yang belum dia pahami. Hal ini menjadi salah satu cibiran ibu-ibu di kampung tentang Novia.
Novia memilih diam menyikapinya. Dengan tetap tersenyum, dia masih menyapa ibu-ibu itu.
Hari itu, Novia dan teman-teman seperkumpulan, mengadakan kegiatan rutin di kampungnya. Siang itu, mereka semua sibuk menyiapkan pertunjukan seni yang akan diadakan pada malam harinya.
" Konsumsi untuk nanti malam, sudah siap, Nov?" tanya Toni.
Muhammad Sultoni yang biasa di panggil Toni, ketua perkumpulan pemuda di kampung Novia. Yang juga suka sama Novia semenjak lama. Dia selalu berusaha membuat Novia tertawa renyah ketika dia melihat Novia sedang ada masalah. Yah , karena sudah bersahabat lama, Toni hafal raut wajah Novia ketika dia sedang di rundung masalah. Walau sekalipun Novia tidak pernah bercerita.
" Beres semua.." jawab Novia enteng.
" Hufftt!! Capek bener. " keluh Toni sambil menghenyakkan pantatnya di kursi sebelah Novia duduk.
" Gitu aja capek. Tapi yah,, Maklum lah ya, umur udah mulai uzur...Ha..ha..ha..." sahut Novia dengan ledekannya.
" Eh, kalau aku udah uzur, berarti kamu juga. Secara, kita ni seumuran." jawab Toni enteng dan setelahnya, dia menjulurkan lidahnya mengejek Novia.
Yang diejekpun langsung memasang wajah cemberut.
" Tuh... kalau cemberut gitu jadi kelihatan tuanya. "
" Enak aja kamu ya...." jawab Novia kesal sambil mencubit lengan Toni.
" Au...Au...au.... sakit tau! "
" Biarin...eh, asal kamu tahu aja nih ya...aku kalau udah pakai baju kayak gini, terus nongkrong bareng sama murid aku, nggak bakalan ada yang tau kalau aku ini gurunya. " ucap Novia dengan bangganya.
" Eh...eh...eh...ini pada ngapain berduaan di sini... Hati-hati lho...ntar yang ketiga syaiton..." sela Dedi yang juga anggota perkumpulan dan datang tiba-tiba.
" Iya... berarti kamu syaitonnya..." jawab Toni. kemudian Toni dan Novia tertawa bersama-sama.
I love it when you call me senorita...
Ponsel Novia berbunyi. Hal itu langsung menghentikan tawanya. Dia mengambil handphone di saku celananya. Kemudian dia mengusap layar handphonenya ke atas.
" Halo, assalamualaikum. "
" Ngganggu nggak Nov?"
" Nggak kok mas. Sebentar ya.."
Novia berpamitan ke Toni dan Dedi untuk mengangkat telepon di luar.
" Ada apa mas? "
" Mmm, nanti malam, kita bisa ketemu?"
" Ada apa mas? Apa ada masalah dengan proyek nya? Atau mungkin mas Boby ada masalah dengan laporan keuangan perusahaan lagi?" tanya Novia memberondong. Memang Boby pernah meminta bantuan Novia untuk mengecek laporan keuangan perusahaannya. Karena sudah dia cek berkali-kali, hasilnya berubah terus.
" Nggak. Nggak ada masalah di proyek. Dan Alhamdulillah, perusahaan juga baik-baik aja. "
" Alhamdulillah. Kalau gitu, ada apa kok tiba-tiba mas Boby ngajak ketemuan?"
" Ada yang mau aku bicarakan sama kamu. Nggak kalah pentingnya sama proyek. Gimana, bisa nggak?"
" Aduh gimana ya mas. Malam ini, Novia ada acara sama temen-temen di tempat Novia. Ini aja aku udah mulai nyiapin apa-apanya."
" Jam berapa acaranya?"
" Mulainya habis magrib. "
" Selesainya?"
" Biasanya sih selesainya sampai malam. Kadang hampir tengah malam."
" Kalau kamu misalnya minta ijin sama temen-temen kamu sebentar, bisa nggak? Nanti aku jemput, terus kalau urusan kita selesai, aku anter balik ke tempat acara kamu. "
" Gimana ya?" jawab Novia bingung.
" Please Nov...Ini penting banget. Aku harus bicarain ini sama kamu. "
" Ya udah, aku coba minta ijin sama ketuanya dulu. Nanti mas Boby aku kabari. "
" Oke, aku tunggu kabarnya. "
" Iya mas. Assalamualaikum. "
" Waalaikum salam. " panggilan pun terputus.
Novia segera kembali masuk ke dalam ruangan dimana Toni dan Dedi berada.
Ketika Novia masuk kedalam, terlihat Toni menyodok tangan Dedi. Kelihatannya ada percakapan rahasia di antara mereka.
Flash back on
Ketika Novia keluar dari ruangan untuk mengangkat telepon dari seseorang, Dedi dan Toni terlibat pembicaraan serius.
" Ton, gimana? Kapan kamu mau ngungkapin perasaan kamu ke Novia?" tanya Dedi
" Aku... belum punya keberanian untuk itu. "
" Takut ditolak? Halah, cemen!" ledek Dedi.
" Bukannya gitu Ded. Aku cuma nggak mau nambah pikirannya si Novia. Lagian, kita juga tau kan, hati Novia milik siapa?" ucap Toni.
" Iya. Tapi kan nggak ada salahnya kamu coba. Siapa tahu Novia mau sama kamu. "
Toni tersenyum miris kepada dirinya sendiri. Kemudian berucap " Jauh Ded. Jauh dari bayangan. Secara tampang, jelas aku kalah dari Candra. Secara dari segi agama, aku juga kalah. Apa yang mau aku andalin?"
" Kamu lebih dekat sama Novia. Mungkin kamu bisa membuat Novia nyaman."
Toni menggelengkan kepalanya.
" Nggak Ded. Aku tahu bagaimana perasaan mereka berdua. Mereka berdua masih saling mencintai. Aku tahu itu. Dalam hati mereka, mereka masih saling membutuhkan. "
" Jangan sok tahu kamu. Kalau memang Candra masih sayang sama Novia, kenapa nggak mau balikan?"
" Kamu juga tahu kan, aku juga sahabatan sama Candra. Baru kemarin aku ngobrol sama dia. Dia banyak cerita. Dia bilang, dia masih sangat mencintai Novia. Dia juga ingin membawa kembali Novia ke sisinya. Tapi dia butuh waktu untuk meyakinkan dirinya. Kalau Novia benar-benar siap untuk dijadikan istrinya. Aku nggak pengen merusak perasahabatanku dengan mereka berdua. " jelas Toni .
Dedi hanya bisa menarik nafas panjang. Dan menghembuskannya.
" Terus sekarang, kamu rela dan puas, hanya melihat dan menatap Novia, tanpa memilikinya?" tanya Dedi.
Sekarang giliran Toni yang menghela nafas panjang dan mengembuskan dengan kasar.
" Jangan sampai kamu menyesal, jika suatu saat, bukan Candra yang memiliki Novia. Tapi orang lain. " tambah Dedi.
" Berarti Novia bukan jodohku. " jawab Toni dengan senyuman yang terlihat berat.
" Jangan sampai kamu menangis ! aku bakal ketawain kamu." ledek Dedi.
Tiba-tiba Novia masuk kembali ke ruangan. Toni yang melihatnya, segera memperingati Dedi supaya menghentikan pembicaraan.
Flash back off
" Serius amat,,, lagi ngobrolin apaan?" tanya Novia kepo ketika masuk ke ruangan.
" Hizzzz.... pengen tau banget.....apa pengen tau aja?" canda Dedi.
" Auk ah...males ngomong sama kamu. " jawab Novia sebel.
Sebenernya, hubungan Novia dan Dedi lumayan dekat. Novia menganggap Dedi sebagai adik. Begitu juga dengan Dedi. Dedi sudah menganggap Novia sebagai kakak.
Kalau Novia terlihat sedang ada masalah, Dedi selalu berkata " Mbak Nov, kalau ada masalah, kamu bisa cerita sama aku. Jangan semua kamu simpan sendiri. " Tapi Novia hanya tersenyum menanggapi Dedi.
*****
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
💪
2022-10-30
2
Rini Pamungkaswati
lanjut
2021-11-24
2