Pagi hari di SMA Tunas. Seperti biasa, ketika jam istirahat, siswa siswi berkumpul di kantin sekolah. Bagi siswa siswi tertentu, mereka sudah mempunyai meja tersendiri. Meja yang telah di booking semenjak mereka sekolah di sini. Dan siswa lain,tentu saja tidak akan berani menempati meja tersebut.
" Den, kamu udah denger gosip terbaru nggak?" tanya salah satu siswa yang berada di meja tersebut, sambil menaruh mangkuk baksonya ke meja.
" Gosip apaan?"
" Jadi, kamu belum denger? Bu Novia, guru tersayang kamu, kemarin jalan sama cowok ganteng...Bbehhh..." lanjut siswa cowok itu sambil mengacungkan jempol.
" Seriusan???"
" Serius lah.. anak-anak udah pada rame tuh"
Siswa yang dikasih informasi pun terlihat merah padam wajahnya. Emosi. Marah. Itulah yang siswa itu rasakan. Siswa itu bernama Dennis. Dia adalah siswa populer di sekolah. Tajir melintir...bokapnya...he..he..he...Ganteng,, so pasti. Tapi dia kelewat cuek sama cewek.
" Hai Dennis... boleh gabung nggak?" sapa manja salah satu siswi yang ngefans sama Dennis. Tanpa menunggu jawaban dari Dennis,cewek tersebut langsung duduk di kursi kosong sebelah Dennis.
" Apaan sih kamu...?? Siapa yang nyuruh kamu duduk di sini??" bentak Dennis tanpa melihat ke arah gadis itu.
" Aku mau gabung, duduk di sini Den. Deket kamu..." Lanjut gadis itu sambil bergelayut di bahu Dennis.
Dennis pun semakin geram dengan kelakuan gadis itu. Diapun menyentakkan tangannya kasar. " Aku bilang pergi dari sini " ucap Dennis kasar.
" Kamu kenapa sih Den??"
Melihat gadis itu masih belum pergi juga, Dennis pun beranjak dari duduknya pergi meninggalkan kantin. Rey sang sahabat pun mengikuti Dennis. Dan gadis tadi hanya bisa kecewa dalam diam sambil menatap punggung Dennis.
"Den.... Dennis...tungguin..." panggil Rey sambil berusaha menyusul Dennis.
Setelah langkah kakinya bisa menyamai Dennis, Rey mencekal tangan Dennis. " Kamu kok kasar gitu sih sama cewek. Kayak bukan kamu tahu nggak! "
" Siapa suruh ngeyel jadi orang." jawab Dennis masih dengan nada emosi.
" Ini pasti gara - gara gosip itu kan?? "
Yang ditanya hanya mengusap wajahnya dengan kasar.
" Den..berapa kali aku udah bilang ke kamu? Cinta kamu itu nggak mungkin...! Bu Novia itu perempuan dewasa. Yang dicari pasti sudah tidak lagi seorang kekasih. Bukan cuma pacaran. Tapi merid...suami...Nah kamu... SMA aja belum lulus..."
" Kamu nggak ngerti perasaanku itu gimana! Aku suka sama Bu Novia mulai dari aku baru masuk disini. Aku memendam perasaanku hampir tiga tahun lamanya. " jawab Dennis sambil menghela nafas panjang. Dia menyenderkan punggung dan kepalanya ke dinding.
" Aku tahu Den...aku ngerti...tapi kamu juga harus mikir dari sisi Bu Novia juga lah. "
Suasana menjadi hening. Dennis tidak menjawab omongan si Rey. Dia hanya menundukkan kepalanya. Satu menit...dua menit...tiga menit berlalu dengan suasana yang hening.
Tiba-tiba Dennis membuka suaranya " Aku nggak akan tinggal diam. Aku akan mulai mendekati Bu Novia. Aku akan tunjukkan perasaanku sama dia. Sebentar lagi aku lulus SMA. Kalau dia memang membutuhkan hubungan yang lebih dari pacaran, maka aku siap jadi suaminya. "
" Den, Sadar... Mau kamu kasih makan apa Bu Novia kalau nikah sama kamu? " tutur Rey sambil terkekeh.
" Papaku punya usaha.. papaku punya banyak uang..Aku anak tunggal.. Kenapa harus pusing mikirin cari makan gimana"
" Kamu yakin, Bu guru kita itu mau punya suami pengangguran?"
" Kalau dia menuntut aku harus kerja, aku juga bisa kerja di kantor papa. Ah... udahlah... Yang penting sekarang, kamu harus bantuin aku biar bisa deket sama dia. " jawab Dennis yang kemudian berlalu meninggalkan Rey.
••••
Siangpun hadir. Terlihat para siswa berlalu meninggalkan sekolah karena jam sekolah telah usai. Tapi di sekolah masih ada seorang siswa yang masih dengan antengnya berada di depan gerbang sekolah, tampak sedang menunggu seseorang. Siapa lagi kalau bukan si Dennis yang sedang menunggu Novia keluar dari sekolah. Dia rela berpanas-panas ria hanya untuk menunggu sang pujaan hati.
Tin...Tin... terdengar bunyi klakson motor.
Pucuk dicinta, ulampun tiba. Yah, akhirnya penantian Dennis tidak sia-sia dan tidak perlu menunggu lama sang pujaan hati menghampiri.
" Belum pulang Den?" tanya Novia sambil membuka kaca helmnya.
" Hehe...belum Bu.." jawab Dennis sambil memperlihatkan gigi putihnya yang berderet.
" Lagi nungguin seseorang? "
Nungguin ibu, tau... jawab Dennis dalam hati.
" Nggak sih Bu..lagi nungguin angkot aja. Tapi dari tadi nggak ada yang lewat."
" Loh, kamu nggak bawa motor? Tumben." tanya Novia sambil mengernyitkan dahi.
" Nggak Bu...Biasa, motornya rewel..Minta ke dokter dulu." jawab Dennis beralasan.
" Terus sekarang gimana? Udah sore lho ini. Biasanya kalau jam segini, susah nyari angkotnya."
Yah...tawarin dianterin kek Bu...batin Dennis ngarep.
" Nggak tau Bu. Ini juga pertama kalinya buat saya nungguin angkot pas pulang sekolah." jawab Dennis sekenanya.
Iiihhhh, ibu nggak ngerti banget sihh... kalo aku tu sengaja nggak bawa motor buat bisa boncengan sama ibu...biar bisa deket-deketan...omel Dennis dalam hati.
" Kenapa nggak minta dijemput? "
" Dari tadi udah coba ngubungin rumah,tapi nggak ada yang angkat Bu. Mungkin nggak ada orang di rumah."
" Aduhhh, terus gimana dong kamunya?? Kalau minta tolong pak satpam, terus yang jaga pos siapa..." Novia jadi ikutan bingung.
" Gampang Bu...Ibu kan juga mau pulang. Saya bareng ibu aja gimana?" jawab Dennis memberikan ide. Itu sih bukan ide namanya. Kan emang maunya si Dennis itu.
Tampak Novia sedang berpikir sambil menggigit kuku jarinya.
" Ayolah bu...boleh ya...ya...??"
Yang ditanya masih tetap bungkam. Masih sibuk dengan pikirannya. Gimana jadinya, guru jadi boncengan sama muridnya.
" Saya juga udah laper banget bu...Mana capek lagi..Bu Novia yang cantik, boleh ya Bu, nebeng...pleaseeeee!!!!" mohon Dennis sambil menyatukan telapak tangan didepan wajahnya.
" Mmmm...Aduh,,, kamu ini Den...Ya udah deh ayo cepetan...keburu tambah sore!" ajak Novia pada akhirnya.
Yang diajakpun jadi kegirangan. Yessss... akhirnya...rencanaku hari ini sukses. Tenang Bu Novia yang cantik. Ini baru tahap awal pendekatan. Masih ada tahap-tahap yang lain..batin Dennis kegirangan sambil senyum-senyum sendiri.
" Ayo let's go Bu..."
" Ya udah ayo..naik! "
" Maksudnya Bu? kan ibu belum turun.."
" Kenapa saya harus turun? Ini motor saya. Kamu yang ayo cepetan naik sini. " ucap Novia agak bingung sambil menunjuk tempat duduk di belakangnya.
" Saya bonceng ibu, gitu?? Nggak.. nggak... nggak... nggak bisa gitu Bu. Saya ini cowok lho. Masak iya di boncengin cewek. Muka saya mau di taruh dimana?"
" Ya Allah Dennis....! Terus sekarang mau kamu gimana?" tanya Novia nggak habis pikir dengan ungkapan Dennis.
" Ya ibu turun dulu. Terus saya yang didepan. Ibu di belakang, bonceng saya gitu. Saya yang boncengin ibu gitu lho Bu..."
Noviapun akhirnya mengalah dan turun dari motornya. " Terserah kamu ajalah Den."
Kemudian, Dennis pun naik ke atas motor Novia. Mengambil alih helm yang dipakai Novia.
" Ayo Bu naik.."
Novia pun mengikuti omongan Dennis sambil geleng-geleng kepala.
" Pegangan juga boleh bu...Siapa tau tiba-tiba saya ngerem mendadak..hehehe..."
" Ngaco aja kamu. Awas aja kalau berani pakai ngerem mendadak. Udah ah ayo cepetan jalan..!"
" Siap bu Novia..."
Bu guruku yang cantik dan tersayang. Lanjut Dennis dalam hati.
Motorpun berjalan dengan dikemudikan oleh Dennis. Benar benar Novia telah termakan akal bulus si Dennis.
****
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
😄
2022-10-30
1
Elok
modus
2021-12-06
1
Een Nuraeni
baru baca bagus ceritanya
2021-12-04
1