Kondisi Mayra semakin memprihatinkan

"Kondisi pasien saat ini masih belum sadarkan diri, pasien mengalami Hiperemesis Gravidarum atau sering disebut HG. gangguan kehamilan seperti ini cukup berbahaya dan harus mendapatkan perawatan yang intensif di rumah sakit, ditambah lagi pasien juga memiliki alergi yang cukup berbahaya" jelas dokter

"Jadi istri saya hamil dok? Tolong selamatkan nyawa istri dan anak saya dok. Berapa pun biayanya, saya akan tanggung dok." ucap Rama seperti memaksakan kehendaknya. Perasaan Rama saat ini sedang tercampur aduk, ia senang mendengar istrinya tengah hamil, tetapi ia juga sedih mendengar penyakit yang dialami istrinya saat ini.

"Iya dok, tolong selamatkan menantu dan cucu pertama saya!" imbuh Mama Rama yang juga tak kalah khawatirnya

"Kami pasti memberikan yang terbaik untuk pasien, tetapi untuk saat ini pasien harus banyak beristirahat dan mendapatkan cairan serta nutrisi yang cukup melalu infus. Tetapi kemungkinan besar pasien akan melahirkan prematur" terang dokter lagi

"Tetapi istri saya akan baik-baik saja kan dok, tolong berikan obat yang terbaik untuk istriku dok" pinta Rama lagi

"Baik pak, kalian boleh menunggu diluar. Nanti kalau pasien sudah siuman, kalian boleh menjenguknya." suruh dokter tersebut

Rama dan mamanya keluar dari ruangan dokter. "Bagaimana kondisi Mayra... Ram?" tanya Rara penasaran dengan kondisi sahabatnya. Rama langsung duduk menjelaskan pada Rara, sedangkan mamanya terlihat sedang menelfon seseorang.

"Mayra hamil Ra, tapi kehamilannya sedikit membahayakan karena ia mengalami HG. Kata dokter Mayra harus mendapatkan perawatan intensif di sini." terang Rama

"Ha... Mayra hamil, tetapi kenapa kehamilannya begitu mengkhawatirkan. Harusnya kalian bahagia bisa segera punya momongan. Yang sabar ya Ram, Mayra dan keponakan ku pasti kuat, aku yakin mereka akan baik-baik saja" ucap Rara menyemangati Rama

"Makasih ya Ra, kamu memang sahabat yang baik" tutur Rama

Mereka bertiga masih duduk di ruang tunggu untuk menunggu Mayra siuman, Rama sudah tak sabar ingin menemui istri tercintanya.

Beberapa menit kemudian suster keluar dari ruangan Mayra "Sus gimana keadaan istri saya sus, apa dia sudah sadar?" ucap Rama seraya berdiri dari tempat duduknya

"Pasien sudah sadar, tetapi harus diperiksa dokter lebih dulu. Saya permisi" ucap suster tersebut buru-buru masuk ke ruangan dokter. Tak berapa lama kemudian dokter dan perawat tadi keluar dari ruang dokter dan bergegas masuk ke ruangan Mayra.

Rama berdiri di depan pintu, berharap bisa segera masuk menemui sang istri.

"Pasien ingin bertemu dengan suaminya. Mari silahkan masuk, sebelum masuk anda pakai pakaian ini" Rama pun menuruti permintaan perawat.

Rama melangkahkan kakinya mendekati sosok istrinya yang berbaring lemah diatas kasur. Wajah Mayra tampak putih memucat.

"Sayang... Kamu sudah sadar. Sayang kamu berbaringlah, Kata dokter kamu harus banyak istirahat." ucap Rama duduk di kursi samping tempat tidurku seraya memegang telapak tangan tangan kananku dengan kedua tangannya. Akupun tersenyum tipis pada suamiku, aku berusaha bangun dari tempat tidurku tetapi tidak bisa.

"Aku sakit apa Ram? kenapa aku ada di rumah sakit" ucapku tersadar kalau ditanganku ada jarum infus yang menempel, dan seperti biasa karena alergi, tangan ku terlihat lebam kebiruan serta sedikit mebengkak

"Kamu hamil sayang. Kita akan segera punya bayi yang lucu" ucap Rama seraya tersenyum haru

"Kata dokter kamu harus bedrest total Yang" imbuh Rama

Aku terkejut dengan penuturan Rama, rasanya aku tak percaya kalau saat ini tengah mengandung buah cintanku dengan Rama, aku mengelus lembut perutku yang masih rata "Sayang.... ini Mama nak, baik-baik ya didalam perut Mama. Mama udah nggak sabar mau liat kamu nak" aku pun menitihkan air mata bahagia ku.

"Sayang kenapa kamu menangis, apa perut kamu sakit, aku panggil dokter ya?" ucap Rama sambil berdiri, lalu aku menarik pelan tangan Rama

"Nggak sayang, aku nangis karena bahagia. Aku baru saja berbicara dengan anak kita" ucap ku masih berderai air mata

Rama tersenyum tipis, seraya mengelus rambut ku yang tak berantakan. Ia menatap dalam mataku, seakan ia ingin berkata sesuatu "Kenapa sayang... apa kamu tak bahagia?" tanya ku menerka pandang Rama yang tampak menahan kesedihannya

"Aku bahagia kok Sayang, bahagia banget." tutur Rama menyembunyikan kesedihannya, ia tak tega memberitahukan kondisi istrinya yang sebenarnya.

"Hoex...hoex.." rasanya perutku begitu nyeri saat aku muntah. Rama mengusap bibir ku dengan lembut

"Sayang... kamu istirahat lah. Aku akan tetap disini nemenin kamu." titah Rama setelah selesai mengusap bibirku.

Tubuhku rasanya lemah tak terkulai, akupun perlahan mulai memejamkan mata ku.

"Ya Tuhan, jangan buat istri ku sakit seperti ini. Aku tak tega melihatnya... Tuhan." doa Rama dalam hati

Rama keluar dari ruangan Mayra, setelah melihat istrinya terlelap tidur, tak lupa ia mencium kening istrinya sebelum pergi.

"Gimana Ram? Mayra baik-baik aja kan" tanya Rara

"Iya Ram, gimana keadaan istrimu?" imbuh Mama Rama yang ikut berdiri di samping Rara

"Sekarang Mayra sedang istirahat, tadi dia sempat muntah juga. Sepertinya perutnya sakit pas muntah, lalu aku menyuruhnya untuk istirahat. Mah... aku nggak tega melihat Mayra kesakitan kaya gitu Mah." ucap Rama sambil memeluk tubuh Mamanya, ia tak kuat menahan beban kesedihannya. Ia takut kesehatan Mayra akan semakin memburuk karena sering muntah dan tidak bisa makan apapun.

"Sabar sayang, pasti Mayra kuat dan bisa bertahan. Itulah perjuangan seorang ibu, sekarang Mayra sedang berjuang untuk kehidupan buah hati kalian. Dan kamu sebagai suami, harus menguatkan dan mensupportnya. Jangan malah patah semangat kaya gini!" tutur Mama Rama, menyemangati anaknya

"Iya Ram... kalian harus bersatu untuk saling menguatkan. Dan yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik untuk umatnya yang mau berusaha, bersabar dan berdoa" tambah Rara menyemangati suami sahabatnya

"Iya Ra makasih" ucap Rama

"Makasih Mah, mulai sekarang aku akan menguatkan diri ku dan juga Mayra. Aku akan membuat Mayra bahagia dengan kehamilannya. Aku sudah tak sabar ingin melihat putraku lahir ke dunia." ucap Rama optimis dengan keyakinannya

"Nah gitu dong... itu baru anak Mama. Untuk sementara kamu nggak usah kerja dulu Ram, kamu temani Mayra saja. Biar aku yang bicara dengan Papa mu soal masalah ini." tutur Mama Rama

"Oya Ram, aku ke kantor dulu ya... ntar kalau butuh sesuatu kamu bisa telfoni aku. Salam buat Mayra ya!" ucap Rara berpamitan. Karena saat itu sudah jam kantor.

"Baik Ra... makasih ya?" ucap Ram

"Sama-sama Ram." imbuh Rara lalu berlalu meninggalkan Rama dan mamanya

Mama Rama juga pamit untuk pulang dulu, ia berencana pergi ke tempat tinggal Rama untuk mengambilkan barang keperluan Rama dan Mayra selama di rumah sakit.

*** Satu bulan kemudian***

Pagi itu, aku muntah-muntah lagi. Perutku rasanya nyeri luar biasa. Kondisiku semakin lemah seperti tak bertenaga lagi, bahkan untuk sekedar ke kamar kecil pun aku

harus dibantu oleh Rama dan beberapa suster. "Ram... sebenarnya aku sakit apa? kenapa aku merasa sakitku ini bukan sakit biasa seperti ibu hamil lainya" tanya ku penasaran. Karena aku yakin dari sorot mata bening Rama, ia telah menyembunyikan sesuatu dari ku

Terpopuler

Comments

younghoon wife

younghoon wife

semoga mayra n dedek bayi baik2 aza

2021-01-09

0

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

semangat rama & mayra jaga dede dengan baik y

2021-01-02

0

🎀 embunpagi 🎀

🎀 embunpagi 🎀

sehat ya bumilll

2020-12-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Pertemuan ke-2
3 Pertemuan ke-3
4 Pertemuan ke-4
5 Pertemuan ke-5
6 Pertemuan ke-6
7 Kedekatan
8 Makan malam bersama
9 Setahun kebersamaan
10 Pernikahan sakral Rama dan Mayra
11 Kabar berita pernikahan Rama dan Mayra
12 Pertikaian antara Marcel dan Rama
13 Kepulangan Marcel
14 Perhatian Rama pada istrinya
15 Sakit Mayra
16 Kondisi Mayra semakin memprihatinkan
17 Kepulangan Mayra
18 Kelahiran baby boy
19 Sakit Darren Adiguna
20 Rama menjual kebahagiaannya
21 Mayra diculik
22 Kekejaman Marcel
23 Seranjang dengan Marcel
24 Drama antara Mayra dengan Marcel
25 Pekerjaan kotor Marcel
26 Mayra berhasil kabur
27 Ungkapan cinta Marcel
28 Akhirnya Marcel dan Mayra bisa keluar dari hutan
29 Di gubuk di Desa terpencil
30 Suasana yang begitu menegangkan
31 Pengumuman
32 Akhirnya Mayra mengetahui yang sebenarnya
33 Tersadar
34 Kebencian
35 Meminta maaf
36 Pertemuan dengan Darren
37 Penyesalan seorang suami
38 Kebimbangan Mayra
39 Semakin nyaman dengan Marcel
40 Makna Cinta
41 Kekhawatiran Marcel setelah bercinta
42 Markas Besar Marcel
43 Pertikaian dengan pihak berwajib
44 Pulang ke villa
45 Mengobati Luka Marcel
46 Antara kebahagiaan dan kebencian
47 Demi Darren
48 Hidup adalah pilihan
49 Terkejut
50 Pedihnya hati
51 Kediaman keluarga Marcel
52 Pertemuan keluarga
53 Selalu tergoda
54 Tak bisa berjauhan
55 Arti kesetiaan dalam hubungan
56 Tiba di Vietnam
57 Cinta Rara
58 Masalah lagi
59 Kenangan indah yang menyakitkan
60 Meluruskan masalah keluarga
61 Tergoda lagi
62 Mata Tuhan ( eyes of God )
63 Keberhasilan Marcel
64 Kata sandi eye of God
65 Akhir yang indah
66 Kembali ke villa
67 Om tampan yang jahat
68 Kecemburuan
69 Pilihan yang sulit
70 Sakit yang luar biasa
71 Kecelakaan Maut
72 Hidup baru di pulau Dewata
73 kondisi Marcel
74 Harapan untuk menyatukan cinta
75 Pertemuan setelah sekian lama
76 Cinta atau hukuman
77 Rencana Rama dan Mamanya
78 Siksaan vs Cinta
79 Pernikahan yang ke-2
80 Pulang ke rumah
81 Percintaan setelah sekian lama
82 pengumuman
83 Perselisihan Rama dan Helen
84 Berita duka
85 Suasana haru
86 Kebersamaan
87 Bohong tapi bakal jadi surprise
88 Kehidupan yang menyakitkan
89 Rencana Rama
90 Ulang tahun Cella
91 Happy ending
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pertemuan
2
Pertemuan ke-2
3
Pertemuan ke-3
4
Pertemuan ke-4
5
Pertemuan ke-5
6
Pertemuan ke-6
7
Kedekatan
8
Makan malam bersama
9
Setahun kebersamaan
10
Pernikahan sakral Rama dan Mayra
11
Kabar berita pernikahan Rama dan Mayra
12
Pertikaian antara Marcel dan Rama
13
Kepulangan Marcel
14
Perhatian Rama pada istrinya
15
Sakit Mayra
16
Kondisi Mayra semakin memprihatinkan
17
Kepulangan Mayra
18
Kelahiran baby boy
19
Sakit Darren Adiguna
20
Rama menjual kebahagiaannya
21
Mayra diculik
22
Kekejaman Marcel
23
Seranjang dengan Marcel
24
Drama antara Mayra dengan Marcel
25
Pekerjaan kotor Marcel
26
Mayra berhasil kabur
27
Ungkapan cinta Marcel
28
Akhirnya Marcel dan Mayra bisa keluar dari hutan
29
Di gubuk di Desa terpencil
30
Suasana yang begitu menegangkan
31
Pengumuman
32
Akhirnya Mayra mengetahui yang sebenarnya
33
Tersadar
34
Kebencian
35
Meminta maaf
36
Pertemuan dengan Darren
37
Penyesalan seorang suami
38
Kebimbangan Mayra
39
Semakin nyaman dengan Marcel
40
Makna Cinta
41
Kekhawatiran Marcel setelah bercinta
42
Markas Besar Marcel
43
Pertikaian dengan pihak berwajib
44
Pulang ke villa
45
Mengobati Luka Marcel
46
Antara kebahagiaan dan kebencian
47
Demi Darren
48
Hidup adalah pilihan
49
Terkejut
50
Pedihnya hati
51
Kediaman keluarga Marcel
52
Pertemuan keluarga
53
Selalu tergoda
54
Tak bisa berjauhan
55
Arti kesetiaan dalam hubungan
56
Tiba di Vietnam
57
Cinta Rara
58
Masalah lagi
59
Kenangan indah yang menyakitkan
60
Meluruskan masalah keluarga
61
Tergoda lagi
62
Mata Tuhan ( eyes of God )
63
Keberhasilan Marcel
64
Kata sandi eye of God
65
Akhir yang indah
66
Kembali ke villa
67
Om tampan yang jahat
68
Kecemburuan
69
Pilihan yang sulit
70
Sakit yang luar biasa
71
Kecelakaan Maut
72
Hidup baru di pulau Dewata
73
kondisi Marcel
74
Harapan untuk menyatukan cinta
75
Pertemuan setelah sekian lama
76
Cinta atau hukuman
77
Rencana Rama dan Mamanya
78
Siksaan vs Cinta
79
Pernikahan yang ke-2
80
Pulang ke rumah
81
Percintaan setelah sekian lama
82
pengumuman
83
Perselisihan Rama dan Helen
84
Berita duka
85
Suasana haru
86
Kebersamaan
87
Bohong tapi bakal jadi surprise
88
Kehidupan yang menyakitkan
89
Rencana Rama
90
Ulang tahun Cella
91
Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!