Setelah sampai di Mall, Rama mengajak kami sarapan di restoran cepat saji yang ada dilantai dua. Setelah itu Rama mengajak kami berbelanja "Kalian berdua pilih barang yang kalian suka, aku yang bayar oke?" titah Rama
Bagi Rara perintah Rama sudah seperti menang undian saja, ia bersemangat mengambil beberapa pakaian dan juga sepatu, sedangkan aku hanya bisa menggeleng geleng tak percaya.
"Kenapa kamu diam aja, apa kamu mau aku yang pilihin semuanya untuk mu." kata Rama
"Nggak usah, terimakasih. Aku lagi nggak pengen belanja sesuatu" tolak ku jaim, aku sebenarnya ingin sih belanja gratis, tapi malu ah
"Mbak tolong bawakan beberapa pakaian yang cocok untuk pacar saya." ucap Rama pada salah seorang penjaga toko
"Kamu apa-apaan sih Ram, ngaku-ngaku pacar aku lagi." ucap ku kesal
"Ini tuan bajunya" pegawai tersebut memberikan beberapa potong pakaian pada Rama
"Udah jangan bikin aku mengulang kata-kata ku, cepat kamu coba baju ini satu persatu" titah Rama yang membuat ku tak bisa menolaknya
Aku mencoba dress seukuran lutut dengan corak bunga berwarna kuning. Aku memutar mutar tubuhku sambil memegang pangkal dress. "Ternyata aku cantik juga, pantesan Rama tergoda dengan kecantikan ku"
Aku keluar dan memperlihatkan satu persatu pakaian yang ku coba di depan Rama, alhasil Rama menyukainya lalu ia membelikan semua pakaian yang aku coba tadi. Setelah selesai membayar belanjaan ku dan belanjaan Rara. Rama mengajak kami pulang, dijalan aku dan Rara mengucapkan terimakasih pada Rama.
"Mulai besok kalian tidak usah bekerja di restoran lagi, Aku udah merekomendasikan Rara masuk ke perusahaan sebagai Editor magang di perusahaan ku. Dan kamu Rara, mulai besok kamu harus datang ke rumah, Mama menyuruh mu membantunya menghandle butik." terang Rama yang mengagetkan ku dan Rara. Aku menoleh ke belakang, melihat expresi Rara yang melotot sambil menutup mulutnya
"Terimakasih Rama, kamu emang lelaki yang baik. Aku doakan kalian segera menikah." ucap Rara sambil mendoakan kami
"Apaan sih Ra, kuliah aja masih semester pertama, mungkin nikahnya abis wisuda aja kali ya!" Ucap ku menyindir Rama
"Ngomong-ngomong kalau aku jadian sama Mayra, kamu setuju nggak Ra?" ledek Rama
"Setuju banget dong Ram, Aku bakal dukung kalian 1000%" ucap Rara semakin menyudutkan ku
"Tuh sahabat kamu aja mendukung niat baikku, masak kamu masih nggak mau terima aku sih" ucap Rama lagi sambil melirik sekilas kearah ku
Aku bingung harus menjawab apa, dari awal aku memang sudah merasa nyaman dekat dengan Rama. "Aku mau menjadi pacarmu, asalkan kamu tetap membiarkan kita bekerja di restoran. Aku cuma nggak mau bergantung sama orang lain."
"Benar May, kamu mau jadi pacar aku. Aku setuju dengan permintaan mu." tutur Rama dengan expresi bahagianya, aku hanya mengangguk malu
"Yah nggak jadi magang di perusahaan besar deh... ya udahlah nggak papa, yang penting kalian berdua udah jadian... hehehe" ucap Rara menggoda kami
Ya akhirnya aku sudah resmi berpacaran dengan Rama.
***
Singkat cerita, hubungan ku dengan Rama sudah hampir satu tahun.
Rama setiap pagi selalu mengantar ku dan Rara ke kampus, setelah itu dia berangkat bekerja di perusahaan milik ayahnya.
Hubungan kami semakin hari semakin hangat. Rama selalu memanjakan ku dengan berbagai hadiah mulai dari bouquet bunga mawar, cokelat, gaun dan lainnya.
Rama sangat tau bagaimana cara melindungi ku dan membahagiakan ku, keluarga besarnya juga sangat merestui hubungan kami.Apalagi kedua orang tua Rama selalu memaksa kami untuk segera menikah.
Sebelum hubungan ku berlanjut ke jenjang yang lebih serius, aku menceritakan semua tentang masa laluku pada Rama, alasannya karena Rama selalu meminta ku untuk bertemu dengan keluarga ku di kampung.
"Ram... sebenarnya aku ini sudah tidak punya orang tua lagi, Ayahku sudah meninggal sejak aku duduk di bangku SMA, setelah kepergian ayahku, ibu tiriku pun menikah lagi dan mereka mengusirku dari rumah. Aku memutuskan untuk hidup mandiri, setiap hari aku harus bekerja paruh waktu setelah usai sekolah. Setelah tamat SMA, aku pergi ke kota untuk bekerja dan kuliah, aku ingin mewujudkan cita-cita ku sebagai penulis." jelas ku panjang lebar
"Lalu dimana ibu kandung mu May?" tanya Rama
"Kata ayah, ibu kandung ku pergi meninggalkan kami sejak usia ku tujuh bulan, jadi sejak kecil aku hanya mendapatkan kasih sayang seorang ayah saja. Bahkan ibu tiriku tidak pernah tulus mencintai ku, dia hanya mencintai ayah ku saja" terangku lagi
"Sudah kamu jangan bersedih lagi, mulai sekarang kamu akan mendapatkan keluarga yang lengkap, Mama dan papa sangat menyayangi mu seperti anaknya sendiri. Jadi mulai sekarang keluarga ku adalah keluarga mu juga." Rama mengelus rambut ku, dengan lembut dia memegang kedua pipi ku
Mataku yang tadinya berkaca-kaca, kini tampak cerah kembali seperti sedia kala.
Tampaknya Rama bisa menerimaku apa adanya "Lalu bagaimana kalau Om dan Tante tanyain masalah keluarga ku, apa mungkin mereka masih menyukai ku kalau tahu masa lalu keluarga ku" tanya ku sedikit khawatir
"Tentu saja mereka akan tetap menerima mu, mereka sudah menganggapmu sebagai putrinya sendiri, Bahkan aku iri padamu karena mereka lebih peduli dengan mu dari pada putranya sendiri." ucapan Rama memancarkan aura kecemburuannya
"Hehehe... kok kamu jadi jealous gitu sih Ram, kasihan juga nih anak Mama, kasih sayangnya terbagi" sindirku
"Kalau kasihan peluk aku dong" goda Rama
Dengan sigap aku langsung memeluk tubuh Rama "Sayang kita nikah yuk" bisik Rama tepat di telingaku
Aku kaget dengan ajakan Rama "Kamu bercanda kan Ram, nggak lucu tau" kataku masih tetap memeluk tubuhnya
"Nggak kok May, aku serius mau nikahin kamu pas perayaan anniversary pertama kita." ucapan Rama membuat ku shock lagi, sepertinya dia benar-benar serius ingin menikahi ku.
"Ya Ram, aku mau menikah dengan mu." jawaban ku membuat Rama senang, sampai-sampai dia bertingkah lucu seperti anak kecil "Benar sayang, kita nikah... aku senang banget May, makasih ya sayang aku akan menjadi suami yang baik untukmu." Rama mencakup kedua pipiku dengan tangannya, lalu ia berterima kasih sambil mencium keningku dengan lembut, ia memeluk tubuh ku lagi, aku merasakan getaran detak jantungnya yang berdetak dua kali lipat lebih kencang.
Aku hanya bisa berdoa semoga Tuhan memberkati hubungan kami, dan aku juga berharap Rama adalah jodoh ku sampai akhir hayatku.
Kami berdua sudah mantap dengan keputusan kami untuk melanjutkan hubunganku ke jenjang pernikahan.
Aku akan berpisah dengan Rara sahabat terbaikku, aku pasti akan kangen dengannya. Tapi aku bersyukur Rama masih mengijinkan ku untuk melanjutkan kuliah setelah menikah, jadi aku masih bisa bertemu Rara saat dikampus, setidaknya itu bisa mengobati rasa kangen ku padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Rosita Husin Zen
Poto visualnya mana Thor
2021-06-13
0
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kondangan dong
2021-01-09
0
⏤͟͟͞R ⸙ᵍᵏℰℒℒᎽhiatus✰͜͡w⃠
horeeeeeee akhir nya
2021-01-08
0