Rara sudah turun di restoran tempat kami bekerja, dan akupun melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Jarak dari restoran ke rumah sakit tidaklah jauh, hanya butuh waktu lima menit dengan mengendarai mobil ataupun motor.
Setibanya di rumah sakit, aku langsung menuju ruangan Rama dirawat.
Sebelum aku masuk ke dalam ruangan, aku mengintip Rama dari luar jendela. Mataku celingak-celinguk mencari keberadaan Rama yang tidak ada di dalam ruangan.
Tiba-tiba aku terkejut bukan main, saat ada seseorang yang menepuk pundak ku.
"Mayra... ayo masuk" ucap Rama
Rama berjalan sempoyongan dengan satu tangannya yang masih di gips
"Tuan ngagetin aja, gimana kalau aku jantungan." teriakku kesal
"Maaf...maaf... lagian kenapa kamu cuma berdiri disini, tidak langsung masuk aja." tutur Rama
"Emh... nggak papa kok, aku takut aja pas masuk, eh kamunya lagi tidur. Kan aku nggak mau ngeganggu istirahat tuan. Oya kenapa tuan turun dari tempat tidur, nanti kalau nyonya tau kan aku yang dirahin.
"Aku cuma ngecek aja, kamu sudah sampai apa belum. Kamu jangan panggil aku tuan terus dong, panggil namaku aja bisa kan" pinta Rama
"Baik tuan... eh... Ra...Ma" ucap ku kikuk
"Ya udah yuk masuk, aku ingin makan apel dari suapan tanganmu" pinta Rama lagi, akupun membantu memegang tangan kiri Rama, memapahnya masuk ke dalam.
Setelah itu aku langsung mengupas satu apel lalu menyuapi Rama dengan terpaksa, aku harus sabar dan bertahan sampai Rama sembuh.
"Emh... enak sekali apel dari suapan tangan kamu." ucap Rama mencoba menggoda ku
"Ah.. sakit!" Saat menikmati apelnya, Rama tidak sengaja menggigit ujung jariku waktu aku menyuapinya
"Maaf...maaf" dengan refleks Rama langsung memegang tanganku lalu meniupnya dengan berulang-ulang "Apa masih sakit?" tanya Rama yang masih memegang tangan ku, dia mulai mengusap lembut punggung tangan ku dan menciumnya dengan sangat lama. Aku mencoba melepaskan tapi Rama malah semakin kuat memegang tangan ku.
"Mayra... tolong percayalah padaku, aku tulus ingin dekat dengan mu. Aku tak berniat untuk mempermainkan perasaan mu, tolong beri aku kesempatan untuk lebih mengenal mu." ucapan Rama semakin membuat ku terjebak dengan keadaan ini.
"Aku ijinin kamu dekat dengan ku, tapi sekedar teman aja ya... nggak lebih" jelasku yang tentunya membuat Rama untuk berhenti mengharapkan suatu hubungan yang lebih dalam bersamaku
"Ya nggak papa, asal aku bisa dekat dengan mu. Aku yakin secepatnya kamu akan menerima ku sebagai teman hidupmu." kata Rama yang masih kuat dengan pendiriannya
"Ngarep banget" kataku sambil memegang perutku yang keroncongan
"Kamu laper ya, sebentar aku panggilkan suster untuk membelikan kita makanan." ucap Rama memencet tombol disamping tempat tidurnya lalu ia berbicara dengan salah seorang perawat menggunakan tombol tersebut
Setengah jam kemudian salah seorang perawat datang membawakan 2 kantong plastik makanan dan minuman. Perawat itu meletakkan makanan di meja lalu pamit keluar lagi.
"Kamu mau makan disini apa di sofa?" tanya ku
"Aku mau disofa sambil nonton TV" jawab Rama
Akupun kembali membantu Rama berdiri dan memapahnya ke sofa.
Aku mulai membuka dua kantong plastik tersebut, di dalamnya sudah ada dua kotak nasi Padang kesukaan ku, serta 2 cup jus jambu juga minuman kesukaan ku. Akupun melanjutkan membuka kantong satunya, isinya stik kentang dan juga pie susu kesukaan ku."Kok bisa makanannya kesukaan ku semua, apa mungkin selera Rama sama dengan ku. Ya mungkin kebetulan aja!" gumam ku dalam hati
"Ngapain bengong lagi, buruan dimakan... kasian cacing dalam perutmu dan tersiksa karena kelaparan" goda Rama dengan senyum manisnya
"Aku mau cuci tangan dulu" ucap ku
Setelah mencuci tangan, aku mulai menyantap nasi Padang kesukaan ku, aku makan menggunakan tangan kanan ku, karena makan nasi Padang paling enak dengan menggunakan tangan.
Rama hanya tersenyum melihat diriku yang dengan lahap menyantap makanan
"Kamu kenapa tidak makan?" kataku selesai mengunyah makanan ku
"Aku nungguin kamu selesai makan, setelah itu kamu suapi aku ya?" permintaan Rama memang selalu konyol
"Ya udah kamu tungguin sampe aku kenyang, baru aku akan menyuapimu." ucap ku mengejeknya. "Dasar modus! jelas-jelas yang sakit tangan kirinya, emang tangan kanannya nggak bisa dipake buat makan apa?" Celotehan ku dalam hati
Selesai menyantap nasi Padang, aku minum jus jambu lalu kembali melanjutkan makan camilan stik kentang kesukaan ku. Tiba-tiba aku mendengar suara perut Rama keroncongan, karena kasihan aku langsung mencuci bersih tanganku lalu membuka sekotak nasi padang untuk Rama.
"Aku mau langsung disuapi pake tangan, seperti cara kamu makan tadi." titah Rama saat aku mencoba menyuapinya dengan sendok
"Apa kamu tidak jijik makan dari tanganku langsung. Pake sendok aja ya?" aku mencoba tawar menawar dengannya
"Maaf May... tolong jangan buatku mengulang perkataan ku" ucap Rama dengan wajah seriusnya
Karena sedikit takut, akhirnya aku menyuapi Rama menggunakan tanganku secara langsung. Aku melihat Rama begitu menikmati makanannya "Enak sekali makan dari suapan mu, sepertinya aku akan betah saat makan selalu kamu suapi. Entah kenapa jari jemari mu rasanya sangat manis seperti madu" goda Rama mulai meluncurkan rayuan gombalnya, memang baru pertama kali Rama makan menggunakan suapan tangan secara langsung, apa lagi yang menyuapinya adalah wanita yang yang begitu berarti dalam hidupnya.
"Mulai deh gombalnya, Gombalanmu nggak mempan tau" kataku sambil memberikan suapan yang begitu besar pada Rama
Rama pun membuka mulutnya lebar-lebar, ia kesulitan mengunyah karena suapanku yang sangat besar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
sudah akrab aja nih
2021-01-09
0
⏤͟͟͞R ⸙ᵍᵏℰℒℒᎽhiatus✰͜͡w⃠
mau dong di suapin 🤭🤭
2021-01-07
0
BELVA
semangat buat bundaa
2020-12-11
1