Pukul 09.00 pagi Marcel tiba di kediamannya sehari setelah ayahnya disemayamkan.
Ia sangat terpukul karena tidak bisa mengantar ayahnya ke tempat peristirahatan terakhir.
ini visual Marcel ya kak
"Tuan muda...! tuan sudah kembali. Nyonya besar ada dikamar utama, dari kemarin beliau belum keluar kamar." ucap Mbak Tina, ia adalah Kepala pembantu di kediaman keluarga Marcel
"Bawa ini ke kamarku?" titah Marcel dengan nada tegasnya
Setelah tiga tahun di Inggris, Marcel semakin gagah dan tampan, ia juga terlihat semakin dingin.
"Ma...! Buka pintunya, Marcel pulang Ma." ucap Marcel seraya mengetuk pintu kamar orang tuanya
"Mar.. Cel... Papa Cel...! Papa udah ninggalin kita selamanya. Aku nggak bisa kehilangan Papa Cel...! " tutur Nyonya Winata sesenggukan, beliau adalah ibu kandung Marcel
"Ma...! udahlah... Papa udah tenang disana, Mama kan masih punya aku dan Arsya. Mama harus kuat ya!" ucap Marcel berusaha menguatkan Mamanya, ia jongkok di bawah mamahnya seraya memegang kedua tangan Mamanya.
"Iya sayang, Mama akan kuat. Kamu tinggallah disini menemani Mama dan Arsya, kalau kamu pergi lagi, siapa yang akan jagain kita berdua. Sekarang ini cuma kalian berdua yang Mama punya." nyonya Winata menunduk menghadap anaknya, air matanya terus menetes membasahi kedua tangan Marcel.
Marcel mengusap lembut pipi Mamanya yang basah oleh air mata" Ya Ma, Marcel akan tinggal bersama kalian. Mama jangan menangis lagi. Sekarang Mama makan ya, biar Marcel yang suapin." tutur Marcel begitu perhatian dengan Mamanya, meski Marcel orang yang dingin dan kejam, tetapi ia sangat menyayangi keluarganya.
Marcel menelfon mbak Tina untuk membawakan makanan dan minuman untuk Mamanya, setelah lima menit kemudian mbak Tina datang membawa nampan yang berisi semangkuk bubur ayam dan segelas susu.
"Ini tuan muda makanannya, saya taruh sini ya?" ucap Mbak Tina menaruh nampan tersebut di atas meja.
"Nih mah aku suapin, Mama harus makan yang banyak, biar cepat sehat. Marcel udah kangen sama rendang buatan Mama." tutur Marcel sambil menyuapi mamanya
"Makasih ya Cel, Besok Mama buatkan rendang kesukaan mu." kata nyonya Winata tersenyum tipis
Setelah selesai menyuapi mamanya, Marcel melampirkan jasnya dipundak lalu ia bergegas pergi mengendarai mobil Arsya.
Ia pergi ke pemakaman ayahnya
"Maafin Marcel ya Pah, Marcel udah kecewakan Papa. Marcel janji bakal melindungi Mama dan Arsya. Papa yang tenang disana, disisi Tuhan." doa Marcel di depan makam ayahnya
***
Keesokan harinya
Malam ini Marcel melajukan mobilnya menuju bar di pusat kota. Minum anggur adalah kebutuhannya yang tidak bisa ditinggalkan.
Sesampainya di bar, ia menghubungi Andre sahabatnya, ia ingin Andre menemani acara minumnya.
"Ndre cepat datang ke bar xxx, aku tunggu!" ucap Marcel saat menelfon Andre
Andre pun akhirnya tiba di bar, ia menepuk tangan kiri Marcel seraya memeluknya, karena ia sudah lama tidak bertemu dengan Marcel. Biasanya mereka berdua saling bertukar kabar hanya melalui handphone saja.
"Hey Cel... Aku turut berduka ya atas meninggalnya Papamu. Kemarin aku juga datang ke pemakaman terakhir Papamu." ucap Andre
"Thanks ya Ndre. Yuk minum sampe puas, aku yang traktir" ajak Marcel
"Siap bos Marcel" goda Andre dengan memberi hormat melalui tangannya
"Bisa aja kamu Ndre"
"Secara... sekarang kamu dah jadi bos mafia yang ditakuti seluruh dunia, hehehe!" imbuh Andre
"Apa mau kutembak disini, cepat minum!" ancam Marcel. Andre hanya mengangguk menuruti perintah Marcel
Setengah jam kemudian Rama datang ke bar tersebut, sebelumnya ia mendapat kabar dari Andre kalau Marcel udah ada di Indonesia dan sekarang lagi minum di bar xxx.
"Cel.. aku datang buat minta maaf, aku ma...!" ucapan Rama tiba-tiba terhenti saat Marcel membidikkan pistolnya tepat di kepala Rama
"Diam kamu...! siapa yang menyuruhmu datang kesini. Kalau kamu berani bicara lagi... mati kau!" ancam Marcel dengan kemarahan yang terlihat jelas di matanya
"Ayo bunuh aku Cel, bunuh...! aku cuma mau minta maaf. Aku tetap menganggap mu sah...!" lagi-lagi Rama tak bisa meneruskan kalimatnya, Marcel menembakkan pistolnya kearah atas. Dimana saat itu juga, beberapa pengunjung bar kocar-kacir berlarian keluar.
"Kalau kamu tak pergi sekarang, aku habisi mereka semua." ancam Marcel lagi. Kali ini Rama terpaksa pergi meninggalkan mereka, karena ia tahu betul watak Marcel, ia cuma tak mau orang yang tak bersalah menjadi korban kemarahan Marcel.
Mulai hari itu, hubungan persahabatan mereka makin jauh.
Flash back off
Hari itu Marcel mabuk berat setelah membaca berita pernikahan Rama. Ia melampiaskan kemarahannya dengan mengumbar nafsunya pada beberapa wanita malam. Dengan begitu ia bisa merasa puas dan tenang kembali.
Di Bali
Rama dan aku sedang menikmati bulan madu di pulau Dewata Bali. Tempat pertama yang kita kunjungi adalah pantai Kuta
"Sayang ayo berenang" ajak Rama
"Nggak mau Sayang, aku mau berjemur aja. sambil nikmatin pemandangan pantai" ucapku menolak ajakan Rama
"Kamu renang aja Yang, biar aku liatin dari sini" tambah ku
"Ya udah kalo gitu, aku renang sendiri aja" ucap Rama nampak kecewa dengan penolakanku
Aku memandang deru ombak yang menggulung di tepi pantai, mataku mengarah pada sosok suamiku yang sedang asik berenang. kemudian aku berjalan mendekati Rama, "Sayang... sini!" teriak ku
Rama berjalan mendekati ku dengan basah kuyup. Aku memeluk tubuh Rama dari depan, bikinikupun tampak basah karena tubuh Rama yang basah. "Sayang ayo berenang" ajakku berbisik di telinga Rama
"Ayo sayang" ucap Rama seraya membopong ku masuk ke laut, lalu perlahan ia menurunkan ku didalam dinginnya air laut. Kita berdua berenang bersama, Rama sering menggoda ku dengan mencium bibir ku dari bawah saat ia menyelam dan aku berenang diatasnya.
Aku sangat bahagia, akhirnya aku bisa menikah dengan lelaki yang kucintai. Rama adalah tipe cowok idaman ku, ia sangat romantis dan selalu memanjakan ku.
Malam telah tiba
Setelah makan malam, kami berdua menginap di hotel yang telah Rama pesan.
"Sayang ayo!" ajak Rama
"Ayo, aku juga udah ngantuk." ucap ku memeluk Rama lalu memejamkan mataku
"Kok tidur sih Yang " kata Rama seraya mencubit pipiku
"Oh... kirain ayo tidur, ternyata!" godaku. aku mengira Rama mengajak tidur biasa', ternyata ngajak gituan
Rama kembali mencubit pipiku "Nakal kamu ya, pura-pura nggak tau"
"Hehehe... sayang... maaf" ucapku seraya mencium bibir Rama, dan kami berdua pun mulai beradu kasih dalam peraduan cinta
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Lenni Simatupang
kalau novel gak vulgar, mana seru thorr
2021-03-18
0
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
ada yg kurang honey moon nya kurang..... 😆
2021-01-09
0
⏤͟͟͞R ⸙ᵍᵏℰℒℒᎽhiatus✰͜͡w⃠
marcel salah sasaran seharus nya cari tahu dulu masalah nya
2021-01-08
0