mentari pagi hari ini tengah memancarkan sinar hangatnya, suara kendaraan bermotor kini mulai berlalu lalang memadati Kota.
Seperti biasa aktivitas pagi ku disibukkan dengan persiapan berangkat ke kampus,
"Mey liat pita rambut ku yang warna ungu nggak? liat sabukku juga nggak" tanya Rara yang masih sibuk mondar-mandir mencari barang yang mau dipakai hari ini
"Pusing aku Ra, tiap pagi tanya barang inilah itulah, ceroboh banget kamu jadi cewek." meskipun sambil ngomel-ngomel, aku tetap saja membantu Rara mencari barangnya
"Nih sabukmu...! aku menemukan sabuk Rara di kolong almari, gadis ini memang terlalu ceroboh dan kekanak-kanakan. tetapi meskipun begitu dia sangat peduli dan menyayangiku seperti saudarinya sendiri
"Pake nih pita punya ku, buruan Ra.. aku nggak mau dihukum lagi sama dosen galak yang super duper nyebelin itu." aku memaksa Rara untuk buru-buru berangkat
Setelah selesai kami berdua pun keluar kamar barengan, di depan kamar kost sudah ada mobil hitam yang kemarin menjemput ku
"Mari nona silahkan masuk, saya disuruh tuan muda untuk mengantarkan nona kemanapun nona ingin pergi" kata pak supir yang kemarin
Rara terlihat aneh saat memandang ku, semalam aku memang belum sempat bercerita padanya tentang masalah ini
"Buruan naik, ntar aku ceritain di jalan." ucap ku sambil menarik tangan Rara masuk ke dalam mobil
"Langsung ke kampus saja ya pak?" pinta ku pada pak supir
"Buruan ceritain, apa yang terjadi kemarin?" tanya Rara begitu penasaran, ia mengarahkan pandangannya kepada ku dengan memposisikan tubuhnya saling berhadapan dengan ku.
Akhirnya aku mulai menceritakan semuanya pada Rara, Rara tampak tenang dan tersenyum saat mendengar cerita ku.
"terus gimana dong Ra? aku nggak mungkin dekat dengan Rama, secara dia lelaki dari kalangan atas, sedangkan aku cuma gadis biasa."
"Dasar gadis bodoh, sudah tau ini rejeki... eh masih aja sok-sok an menolak. Kalau aku jadi kamu, aku langsung terima dia, kalau perlu langsung aku minta dia nikahin aku. Uh... pasti jadi istri orang kaya itu menyenangkan" ucap Rara dengan expresinya seperti tokoh yang ia ceritakan
"Hust emangnya aku cewek apaan, aku nggak mau dikira cewek gampangan yang cuma mikirin duit mulu, ya meskipun sekarang ini kita lagi butuh duit, tapi nggak seharusnya kita manfaatin keadaan buat ego kita... iya kan!" perkataan ku membuat Rara terbangun dari khayalannya
"Iya juga sih, mungkin Rama benar, sebaiknya kalian melakukan pendekatan dulu aja. Ntar kalo cocok ya jadian, kalau nggak cocok ya berteman saja." tumben otak Rara lagi encer, aku pun menganggukkan kepalaku mengenai pendapat Rara
"Oya maaf ya pak kalau kita berisik banget. Ngomong-ngomong nama bapak siapa, biar enak gitu manggilnya." tanya ku pada pak supir
"Panggil saja saya Pak Ino non." jawab pak supir
"Sudah sampai non, saya akan menunggu nona di seberang sana. Ini nomer saya non, kalau ada apa-apa non bisa menghubungi saya." ucap pak supir sambil memberikan selembar kertas kecil yang berisi nomor ponselnya
"Baik pak, kalau gitu kita masuk kelas dulu. Terimakasih ya pak Ino." ucap ku lalu kita berdua masuk ke dalam kelas
"Kemarin aku udah ijinin kamu ke dosen Mia dengan alasan kamu menolong korban kecelakaan ke rumah sakit. Sepertinya dosen Mia nggak marah sama kamu, soalnya kemaren dia cuma mengangguk aja, nggak ngomel-ngomel seperti biasanya" terang Rara
"Ya mudah-mudahan aja dosen galak itu berubah jadi ibu peri yang baik hati...Hua..haha...!"
"Ngayal kamu Mey... lama-lama kamu ketularan aku suka berkhayal... Haha.. hahaha..." kita berdua bercanda tawa bersama sambil berjalan menuju kelas
Hari ini kita tidak terlambat karena kita tidak naik bus seperti biasanya, meskipun berangkat pagi tetap saja telat karena supir busnya sering berhenti saat ada penumpang yang mau naik.
Dosen Mia sudah datang membawa tumpukan buku ditangannya
"Hari ini tugas kalian mencari berita yang ada di kehidupan nyata kalian, lalu kalian rangkum menjadi cerpen sastra ataupun novel. Kalian punya waktu satu bulan untuk menyelesaikan tugas ini.
Sekarang kalian pelajari Nitisastro jilid 1" titah dosen Mia dengan nada tegasnya
"Uh... capek banget tiap hari nulis melulu, terus sekarang dapat tugas yang lebih berat lagi. Emang nggak bisa apa nulis novel dari imajinasi kita, kan susah kalau nulis pengalaman dari kisah nyata seseorang." rengek Rara setelah usai kelas'
"Sudah jangan lemes gitu, Ayo pulang... laper nih." ajak ku
"Bukanya kamu harus ke rumah sakit ngerawat tuan muda Rama" kata Rara mengingatkan ku yang hampir saja lupa dengan kesepakatanku dengan Rama
"Ya udah kalo gitu kita barengan aja, kan searah sama tempat kerja kita." ajak ku kembali
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2021-01-13
0
⏤͟͟͞R ⸙ᵍᵏℰℒℒᎽhiatus✰͜͡w⃠
semangat nulis thor
2021-01-07
0
SandraLexa
lanjut thor
2021-01-01
0