"Aduh gimana nih, bajuku penuh dengan bercak darah. Kalau aku tak masuk kelas sastra hari ini, pasti lusa aku dihukum.
Udahlah biarin dihukum, dari pada masuk kelas dengan pakaian kotor seperti ini" aku duduk di taxi sambil berbicara sendiri seperti orang bodoh. Kemudian aku mengambil handphone ku untuk mengirim pesan pada Rara kalau aku hari ini tak bisa ikut kelas sastra.
Setibanya di kost'an, aku membayar taksi dengan jumlah yang cukup banyak. Dua ratus ribu hanya untuk membayar taksi dari rumah sakit ke kost'an, padahal uang segitu sudah cukup untuk transportasi ku ke kampus plus uang untuk jajan.
"Uangku tinggal seratus ribu saja, padahal gajianku kan masih sepuluh hari lagi, terus untuk 1 Minggu ke depan gimana dong? masak aku harus bon ke bos lagi." gumam ku sambil membuka pintu kamar kost.
Segera aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, rasa nyeri di tangan ku sudah mulai bereaksi, tangan ku juga terlihat membiru dan membengkak. Setelah selesai mandi, aku segera merebus air, untuk menghangatkan tanganku yang membengkak akibat jarum suntik. Rasa nyeri itu perlahan lahan mulai hilang, aku merebahkan tubuh ku ke atas tempat tidur. Hari ini benar-benar hari yang paling melelahkan.
Keesokan harinya di rumah sakit
Mama Rama berteriak mencari dokter saat melihat anak semata wayangnya telah sadar dari pingsannya.
"Ma... mana gadis itu? aku mau bertemu dengannya Ma!" kata Rama saat matanya mencari-cari sosok wanita yang ia pegang selama tak sadarkan diri. Selama pingsan ia bisa merasakan tangan hangat yang menguatkan dirinya untuk berjuang melawan maut.
Dokter yang datang segera memeriksa keadaan Rama "Tenangkan diri anda tuan, anda masih lemah" dokter mencoba menenangkan Rama yang berusaha bangun dari tempat tidurnya
"Tenang sayang, kamu jangan banyak bergerak, nanti punggung mu terluka lagi.
Katakan pelan-pelan pada Mama, siapa wanita yang kamu maksud, apa itu Helen? Mama akan segera menghubunginya supaya dia bisa datang menjenguk mu." ucap Mamanya terlihat khawatir dengan keadaan anaknya
"Bu... bukan mah, wanita yang aku pegang sejak kecelakaan itu terjadi, aku ingin bertemu dengannya Mah." ucap Rama terbata
"Maksud tuan, wanita cantik teman anda yang mengantarkan anda kesini serta mendonorkan darahnya untuk Anda." kata dokter teringat dengan wanita cantik yang mengaku teman pasien
"Ia dokter, dimana dia?" tanya Rama sedikit tegang saat mendengar penuturan dokter
"Dia sudah pergi tuan, mungkin anda bisa menghubungi nomornya." jelas dokter itu
"Apa dia meninggalkan nomor teleponnya dok, tolong kasih tau akan dok." pinta Rama terlihat ngotot dengan keinginannya
"Wanita iti tidak meninggalkan nomor teleponnya, tetapi dia sempat mengisi formulir pendaftaran pasien. Jadi mungkin ia mencantumkan nomor teleponnya." terang dokter itu lagi.
"Ya sudah dokter cepat periksa kondisi anak saya, biar Mama yang mencari informasi tentang wanita itu. Kamu tenang saja dan menurut lah apa kata dokter." ucapan mamanya membuat Rama sedikit tenang, lalu dokter melanjutkan pemeriksaannya.
Mama Rama turun ke tempat resepsionis untuk menanyakan informasi tentang wanita yang telah menyelamatkan nyawa anak tercintanya. Ia mendapatkan alamat serta nomor telepon dari lembaran formulir, wanita itu bernama Mayra Sujono
Merasa sudah mendapatkan informasi, Mama Rama bergegas naik ke ruangan anaknya.
"Ini identitas wanita yang kamu inginkan, sebenarnya apa yang sedang terjadi, coba kamu ceritakan sama Mama. Apa kecelakaan ini ada hubungannya dengan Helen?"
Rama segera mengambil lembaran yang dibawa Mamanya, "Oh... namanya Mayra, nama yang cantik, wajahnya juga pasti secantik namanya." Rama tak menjawab pertanyaan mamanya, ia tersenyum hanyut membayangkan wajah perempuan yang telah membuat jantungnya tetap berdetak sampai sekarang ini.
"Rama... kamu Kok ngelamun sih? kamu nggak dengar pertanyaan Mama ya?" tanya Mamanya terlihat kesal sekaligus bahagia melihat senyum di bibir anak semata wayangnya
"Apa Mah? maaf Mah... aku mau menemui Mayra mah. Aku ingin berterima kasih padanya, karena dia Rama masih diberi kesempatan untuk hidup." Rama tiba-tiba beranjak dari tempat tidurnya
Tingkah konyol Rama membuat mamanya sangat khawatir "Rama....! Kamu diam disitu, kamu masih lemah sayang, punggung mu baru saja dioperasi, jadi kamu harus dirawat sampai benar-benar kondisi mu pulih."
"Kamu kan bisa menelfon wanita itu, dan menyuruh nya datang ke sini." Mama Rama menawarkan idenya
"Ya mah, pinjem hp Mama... aku mau menelfon dia." Rama mengulurkan tangannya sambil duduk di tempat tidurnya
Mamanya segera memberikan handphonenya pada Rama.
Dengan sigap Rama langsung menekan nomor yang tertera di lembaran yang ia pegang
"Dreettt.... Dreettt...!" ponsel Meymey berdering
"Nomor siapa ini?" aku melihat nomor tak dikenal sedang menghubungi ku
"Hallo... siapa ya?" tanya ku
"Hallo, apa ini benar' nomor Mayra!" tanya Rama
"Iya saya Mayra, maaf ini siapa ya?
"Saya Rama, lelaki yang kamu selamatkan dari kecelakaan kemarin. Aku mau bertemu langsung dengan mu, tapi kondisi ku masih belum pulih. Apa kamu bisa datang ke sini sekarang?" pinta Rama
"Oh... kamu lelaki itu, ngomong-ngomong gimana keadaan mu. Oya maaf sepertinya aku tak bisa datang menemuimu, karena hari ini aku harus bekerja." aku terpaksa menolak keinginan Rama karena aku tak mau membolos kerja, apalagi hari ini aku berencana mengajukan bon pada bosku.
"Aku mohon, Tolong datang lah kerumah sakit. Biar supir ku menjemputmu, kamu tunggu setengah jam lagi ya? please...!" pinta Rama dengan nada memohon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
ani nurhaeni
baruu baca
2021-10-24
0
ABCD 1234
pandangan pertama awal aku berjumpa 🎶🎶💃
2021-03-01
0
Rosnawati Hamid
suka
2021-02-11
0