Pagi-pagi sekali Rama mengantarku ke kampus, sedangkan dia buru-buru berangkat ke kantor karena semalam Papa Rama menelfon kalau ada masalah di kantor yang harus segera diatasi.
Di depan kampus
Aku sedang menunggu kedatangan Rara, selang beberapa menit aku melihat mobil sport merah berhenti tepat di depan ku, betapa terkejutnya aku saat melihat Rara turun dari mobil sport tersebut.
"Bye... Ndre...!" ucap Rara sambil melambaikan tangannya pada seorang lelaki
"Siapa Ra? pacar kamu ya? kok kamu nggak cerita sih" tanya ku yang langsung menggandeng tangan Rara masuk ke dalam kampus
"Emh.... dia Andre, aku ketemu dia seminggu yang lalu di depan perusahaan Rama, terus dia nawarin aku tuk pulang bareng dan sekarang dia anterin aku ke kampus. Kira-kira dia suka nggak ya ma aku... Mey?" tanya Rara yang terlihat berbunga-bunga saat menceritakan sosok yang bernama Andre
Bagiku nama Andre sepertinya tak asing terdengar di telingaku, tetapi sayang aku tadi tak melihat wajahnya dengan jelas, karena dia memakai kacamata hitam. "Mungkin bukan Andre sahabatnya Rama, kan banyak nama Andre di dunia ini." dalam hatiku bertanya-tanya
"Kok ngelamun sih Mey?" kata Rara seraya mencubit pipi ku.
"Nggak kok Ra. Tumben nih perutku dah keroncongan lagi padahal tadi dah sarapan loh, yuk ke kantin Ra?" ajakku
"Ayuk...!" jawab Rara. Kami berdua bergegas menuju kantin.
Setibanya di kantin, aku dan Rara memesan dua mangkuk bubur ayam dan dua gelas es jeruk kesukaan kami. Dulu sebelum aku menikah, kami berdua selalu memfavoritkan sarapan bubur ayam di kantin kampus.
"Sarapan datang...! Tumben Mbak Mey dan mbak Rara punya waktu buat sarapan bareng." ucap Susi anak pemilik kantin yang usianya lebih muda dari kami berdua, kami juga akrab dengannya karena dia anaknya asik diajak ngobrol dan suka bercanda juga.
Susi menaruh dua mangkuk bubur ayam di meja, tepat di hadapan kami masing-masing
"Makasih ya Susi cantik... mumpung kita berdua bisa sarapan bareng, kamu ikut sarapan yuk. Aku yang traktir?" ajak Rara
"Makasih mbak Rara, aku udah sarapan kok. Ayo dimakan buburnya, ntar keburu dingin loh." kata Susi
"Yuk makan Ra, dah laper banget nih... hoex... hoex...!" ajakku seraya menyendok bubur ayam milikku, belum sampai aku memakannya, rasanya perutku sudah mual dan rasanya ingin muntah. Lalu aku buru-buru berlari ke toilet.
"Kamu kenapa Mey? sakit ya?"
Rara yang khawatir ikut berlari di belakang ku
Setibanya di toilet aku memuntahkan sarapan ku tadi, kepala ku rasanya perputar-putar.
"Ra... kepala ku pusing banget" ucap ku seraya memegang sisi kepala ku yang sakit'
"Ayo aku bantu Mey" Rara memapah ku keluar dari toilet, lalu dia menyuruhku duduk di depan kursi kantin yang kosong.
"Nih minum dulu Mey" Rara memberiku segelas air hangat
"Gimana Mey, apa masih sakit. Aku telfonin Rama ya?" imbuhnya lagi masih khawatir dengan keadaan ku
"Jangan Ra, mas Rama lagi sibuk, aku nggak mau ganggu dia. Lagian aku cuma masuk angin aja kok" jelasku
"Ya udah kalau kamu nggak kuat, nggak usah masuk kelas dulu. Aku anterin kamu pulang aja yuk!" kata Rara
"Nggak Ra, aku dah sering bolos kelas." aku mencoba berdiri lagi, tetapi rasanya kepalaku semakin berputar-putar dan juga penglihatan ku kabur.
"Mey...Mey... bangun Mey" ucap Rara panik sambil menopang tubuh sahabatnya yang lemah tak sadarkan diri. "Tolong... tolong...!"
Para mahasiswa terlihat berkumpul mendekat, mereka membopong tubuh Mayra naik ke dalam taksi atas permintaan dari Rara. Kemudian Rara mengantar Mayra ke rumah sakit terdekat.
Rara buru-buru mengambil handphone di dalam tasnya.
"Halo... halo Ram, Mayra pingsan... cepat datang ke rumah sakit xxx di dekat kampus" ucap Rara di telepon
"Apa... Mayra pingsan!" suara Rama terdengar panik "Ya udah aku ke rumah sakit sekarang" imbuh Rama seraya menutup telfonnya
"Pah, maaf aku harus ke rumah sakit sekarang, Mayra pingsan Pah!" ucap Rama meminta izin pada Papanya lalu buru-buru berlari menuju lobi kantor.
"Di rumah sakit mana Ram?" teriak Papanya yang mungkin Rama tidak mendengarnya
Setibanya di rumah sakit, Rama langsung menuju ruang UGD. Di depan ruangan tampak Rara yang sedang mondar-mandir karena panik
"Gimana keadaan Mayra... Ra? dia nggak papa kan?" tanya Rama khawatir
"Nggak tau Ram, dari tadi dokter juga belum keluar." Jawab Rara sedih, ia khawatir dengan kondisi Rara, karena sudah hampir setengah jam dokter tak kunjung keluar dari ruang UGD.
"Ya Tuhan tolong lindungi istriku, aku mohon Tuhan...!" Rama duduk menunduk di ruang tunggu. Entah bagaimana perasaannya, yang pasti dia takut kehilangan istri tercintanya.
Setelah beberapa menit kemudian, dokter keluar dari ruangan Mayra. "Siapa keluarga pasien" tanya dokter
"Saya suaminya dok, bagaimana kondisi istri saya dok...!" ucap Rama menghampiri dokter tersebut
"Mari ikut ke ruangan saya, ada yang perlu saya jelaskan tentang kondisi pasien." pinta dokter
Rama pun mengikuti dokter tersebut masuk ke dalam ruangannya
"Istri saya sakit apa dok?" tanya Rama gugup
"Sebenarnya istri bapak...!" jawaban dokter terjeda saat Mama Rama tiba-tiba mengagetkan dokter "dok, bagaimana kondisi menantu saya!" ucap Mama Rama seraya membuka pintu, beliau begitu khawatir dengan kondisi menantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Yayah Fulkiyah Diniya
tekdung kah,akibat ngangkang aja depan swami 😂😂😂
2021-03-19
0
younghoon wife
hamidun kayak nya 😁
2021-01-08
0
༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊
selamat anda akan jadi seorang ayaah yeeeeey.... 😘😘😘😘
2021-01-02
0