Makan malam bersama

"Om, Tante, Mayra pamit dulu ya?"

"Kamu jangan pulang dulu, kita makan malam dulu habis itu biar diantar pak Ino pulang" ucap Om Adi menghentikan langkah ku.

"Baik Om"

"Ayo... duduk sini, Om mau dengar cerita awal pertemuan kalian. Om benar-bebar nggak nyangka Rama bisa jatuh cinta sama kamu." ucap Om Adi membuat ku tersipu malu

"Ya pah, Rama sangat tergila-gila dengan Mayra." tambah mamanya Rama

Aku berjalan ke arah mereka, lalu duduk berbincang bersama kedua orang tua Rama

"Ternyata kedua orang tua Rama sangat ramah dan humoris, aku telah salah menilai Mama Rama, mereka berdua terlihat tulus menyukai ku."

Aku tersadar dari lamunanku saat seorang pembantu menginstruksikan kalau makan malam sudah siap, kemudian Mama Rama menyuruh ku ke atas untuk memberi tahu Rama turun untuk ikut bergabung makan malam bersama

"Ram... bangun, makan malam sudah siap. Ayo turun, mama dan papa mu sudah menunggu mu." aku mencoba membangunkan Rama dengan berbisik di dekat telinganya.

Tetapi Rama tak merespon ku, dia tidur seperti mayat hidup. Lalu aku memberanikan diri menyentuh tangan kanannya, tetapi aku tak berhasil membangunkannya

"Dia tidur apa pingsan sih! bingung gue banguninnya." ucap ku kesal karena Rama tak bangun-bangun

Akhirnya aku menggoyang-goyangkan tubuh Rama dengan sekuat tenaga, Karena aku en frustasi dengan berbagai cara yang tak kunjung berhasil

"Ah... ada gempa... ada gempa!" teriak Rama sambil memeluk ku, entah dia ngigau beneran atau cuma modus, aku tak tahu

"Lepasin aku, enak aja main peluk-peluk. Cepat turun, Mama sama papa mu lagi nungguin kamu makan malam dibawah."

Aku melepas pelukan Rama dengan kilat sekilat petir menyambar, aku tak akan pernah membiarkan Rama menempel terlalu lama.

"oh... maaf aku tadi bermimpi seperti ada gempa bumi dahsyat disini" ucap Rama menyeringai, sebenarnya ia pura-pura tidur untuk menggoda Mayra, dan endingnya ia malah mendapat Jack pot yang tak ternilai

Malam ini, suasana makan malam di rumah Adiguna terlihat hangat dan formal.

Kesan pertama ku masuk ke kediaman Adiguna juga tak begitu menyedihkan, mereka semua terlihat tulus menyukai ku.

"Apa mungkin ini kesempatan yang Tuhan berikan untuk kebahagiaan ku."

Setelah selesai menikmati makan malam bersama, aku pun pamit pulang. Rama mengantarku sampai depan pintu, tak lupa dia juga mengucapkan selamat malam untuk ku.

"Semoga mimpi indah May, i love u... da...da...hehehe!"

teriak Rama saat aku memasuki mobil

Didalam mobil aku senyum-senyum sendiri, malu-malu aku mengingat perkataan Rama tadi. Ungkapan cinta yang tak masuk akal, tetapi aku sangat bahagia mendengarnya. Aku sebenarnya tak mau terlihat sok jual mahal dan sok munafik bila aku tak terpesona oleh sikap dan ketampanan Rama. Aku hanya takut kalau aku tak sepadan bersanding dengannya, lagian diluar sana masih banyak wanita yang lebih baik dari kalangan atas yang cocok dengan Rama, lalu kenapa Rama tetap memilih ku, apa mungkin dia benar-benar tulus mencintai ku.

"Sudahlah hanya waktu yang bisa menjawab semua ini"

Tiba di rumah aku langsung mandi lalu beristirahat, seperti biasa setiap pulang aku tak menunggu Rara dan langsung tidur

"Sepertinya hari ini Meymey capek banget, kasihan dia...! Mudah-mudahan aja Rama benar-bebar berjodoh dengannya." doa Rara saat melihat ku tertidur pulas

Pukul 07.00

Pagi ini adalah hari libur, dan besok aku sudah mulai bekerja lagi karena cuti libur ku sudah habis. Hari ini aku ingin menikmati weekend dengan sahabatku Rara.

"Ra... ayo jalan-jalan ke Mall, borring nih!"

"Ayo.. tapi aku nggak ada budget nih, emang kamu ada?" tanya Rara

"Emh... nggak ada juga sih!" jawab ku cengengesan

"Uh...Nggak uang aja sok ngajak-ngajak" sengil Rara

"Tok...tok...!" tiba-tiba ada suara seseorang mengetuk pintu

Rara membuka pintu "Siapa ya? anda mau cari siapa?" tanya Rara melotot melihat Rama dari atas sampai bawah

"Aku Rama, Mayranya ada?" tanya Rama

"Oh.. ini yang namanya Rama, ganteng bingit."

sanjung Rara dalam hati

"Mari masuk" ajak Rara

"Siapa Ra...?

Emh... Ra....Ma...! ngapain kamu kesini." aku menutup merapikan rambut ku dan mengusap wajah ku karena baru bangun tidur

"Ngapain kamu kesini?" tanyaku lagi sambil menutup mulutku yang masih bau, setiap hari libur aku dan Rara memang suka bermalas-malasan

"Aku mau ajak kalian berdua jalan-jalan" ucap Rama. Sebenarnya dia sudah berdiri cukup lama didepan pintu kost'an, ia tak kunjung mengetuk pintu karena asik mendengar pembicaraan mereka berdua di dalam rumah kost

"Wah asik kita jalan-jalan terus makan enak."ucap Rara senang

"Ekhem... ekhem... Ra...!" aku mengedipkan mataku ke arah Rara, sudah tau aku ingin menolak ajakan Rama, malah dia semangat banget

"Buruan mandi May, kita mandi bareng yuk biar cepat selesai." ajak Rara

"Nggak... aku mandi duluan, kamu temani dia dulu"

Saat aku mandi, kudengar suara mereka sedang asik tertawa, entah apa yang mereka bicarakan, sepertinya mereka sudah akrab.

Selesai mandi, aku keluar menggunakan handuk putih yang menutupi bagian dadaku sampai di atas lutut

"Ra... aku udah selesai!"

Rama mengarahkan pandangannya ke arah ku, aku lihat matanya tak berkedip saat melihat ku. Buru-buru aku masuk ke kamar karena aku tak mau Rama berfikir macam-macam terhadap ku

Selesai ganti baju dan berdandan, aku keluar menemui Rama.

"Sebenarnya kamu mau ajak kita ke mana sih?" tanya ku

"Aku mau ajak kalian jalan-jalan ke Mall, sekalian sarapan bareng." kata Rama

"Kamu cantik banget May...!" Kata Rama lagi

Belum aku menjawab, Rara sudah muncul ditengah-tengah kami. "Ayo berangkat!" ajak Rara

Kami bertiga bergegas keluar, tak lupa aku mengunci pintu sebelum meninggalkan kost'an

Rara masuk mobil di bagian belakang, lalu Rama membukakan pintu depan untuk ku

"Aku duduk dibelakang aja, sama Rara" tolak ku

"Kamu di depan aja Mey, lagian aku suka pengap kalau naik mobil berdempet-dempetan" teriak Rara dari dalam mobil

Akupun masuk dan duduk didepan berdampingan dengan Rama.

Aku mengambil handphone di dalam tasku lalu aku mengirim pesan pada Rara

Pinter ya sekarang udah jadi Mak comblang Rama, sejak kapan kamu pengap kalau naik mobil. Emang selama kuliah kamu naik apa... woe....!

Rara membuka pesan dari ku, dia tertawa lepas saat membaca pesan dari ku.

"Sorry May.... niat banget aku comblangin kalian hehehe" ucap Rara begitu saja seperti orang tak berdosa

"Kalian lagi bicarain apa sih, kok seru banget" tanya Rama

"Enggak... itu... itu Rara mau makan di restoran Mak Olang" jawab ku asal

"Hahaha.... mana ada restoran Mak Olang, yang ada Mak comblang kale" ucap Rara kembali mengejek ku

"Bisa diem nggak sih Ra, kalau kamu bawel aku turun nih" ancam ku kesal dengan sifat Rara yang resek

"Sudah-sudah, jangan berantem lagi" ucap Rama mencairkan keadaan. Sebenarnya Rama iri dengan persahabatan mereka, ini semua mengingatkan akan persahabatannya dengan Andre dan Marcel.

Terpopuler

Comments

Rosita Husin Zen

Rosita Husin Zen

bagus juga certanya ....semogah saja meyra dan ramah jdi pasangan halal dunia akhirat dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya selama2nya aaamiin

2021-06-13

0

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ

duh mayra, knp g pake baju di kamar mandi, udah tau ada cowok, termasuk berani jg km

2021-01-09

0

kajjol somplak 🤣🤪

kajjol somplak 🤣🤪

hahaha rama modusssss.semngt mamih ku syankkk

2021-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Pertemuan ke-2
3 Pertemuan ke-3
4 Pertemuan ke-4
5 Pertemuan ke-5
6 Pertemuan ke-6
7 Kedekatan
8 Makan malam bersama
9 Setahun kebersamaan
10 Pernikahan sakral Rama dan Mayra
11 Kabar berita pernikahan Rama dan Mayra
12 Pertikaian antara Marcel dan Rama
13 Kepulangan Marcel
14 Perhatian Rama pada istrinya
15 Sakit Mayra
16 Kondisi Mayra semakin memprihatinkan
17 Kepulangan Mayra
18 Kelahiran baby boy
19 Sakit Darren Adiguna
20 Rama menjual kebahagiaannya
21 Mayra diculik
22 Kekejaman Marcel
23 Seranjang dengan Marcel
24 Drama antara Mayra dengan Marcel
25 Pekerjaan kotor Marcel
26 Mayra berhasil kabur
27 Ungkapan cinta Marcel
28 Akhirnya Marcel dan Mayra bisa keluar dari hutan
29 Di gubuk di Desa terpencil
30 Suasana yang begitu menegangkan
31 Pengumuman
32 Akhirnya Mayra mengetahui yang sebenarnya
33 Tersadar
34 Kebencian
35 Meminta maaf
36 Pertemuan dengan Darren
37 Penyesalan seorang suami
38 Kebimbangan Mayra
39 Semakin nyaman dengan Marcel
40 Makna Cinta
41 Kekhawatiran Marcel setelah bercinta
42 Markas Besar Marcel
43 Pertikaian dengan pihak berwajib
44 Pulang ke villa
45 Mengobati Luka Marcel
46 Antara kebahagiaan dan kebencian
47 Demi Darren
48 Hidup adalah pilihan
49 Terkejut
50 Pedihnya hati
51 Kediaman keluarga Marcel
52 Pertemuan keluarga
53 Selalu tergoda
54 Tak bisa berjauhan
55 Arti kesetiaan dalam hubungan
56 Tiba di Vietnam
57 Cinta Rara
58 Masalah lagi
59 Kenangan indah yang menyakitkan
60 Meluruskan masalah keluarga
61 Tergoda lagi
62 Mata Tuhan ( eyes of God )
63 Keberhasilan Marcel
64 Kata sandi eye of God
65 Akhir yang indah
66 Kembali ke villa
67 Om tampan yang jahat
68 Kecemburuan
69 Pilihan yang sulit
70 Sakit yang luar biasa
71 Kecelakaan Maut
72 Hidup baru di pulau Dewata
73 kondisi Marcel
74 Harapan untuk menyatukan cinta
75 Pertemuan setelah sekian lama
76 Cinta atau hukuman
77 Rencana Rama dan Mamanya
78 Siksaan vs Cinta
79 Pernikahan yang ke-2
80 Pulang ke rumah
81 Percintaan setelah sekian lama
82 pengumuman
83 Perselisihan Rama dan Helen
84 Berita duka
85 Suasana haru
86 Kebersamaan
87 Bohong tapi bakal jadi surprise
88 Kehidupan yang menyakitkan
89 Rencana Rama
90 Ulang tahun Cella
91 Happy ending
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pertemuan
2
Pertemuan ke-2
3
Pertemuan ke-3
4
Pertemuan ke-4
5
Pertemuan ke-5
6
Pertemuan ke-6
7
Kedekatan
8
Makan malam bersama
9
Setahun kebersamaan
10
Pernikahan sakral Rama dan Mayra
11
Kabar berita pernikahan Rama dan Mayra
12
Pertikaian antara Marcel dan Rama
13
Kepulangan Marcel
14
Perhatian Rama pada istrinya
15
Sakit Mayra
16
Kondisi Mayra semakin memprihatinkan
17
Kepulangan Mayra
18
Kelahiran baby boy
19
Sakit Darren Adiguna
20
Rama menjual kebahagiaannya
21
Mayra diculik
22
Kekejaman Marcel
23
Seranjang dengan Marcel
24
Drama antara Mayra dengan Marcel
25
Pekerjaan kotor Marcel
26
Mayra berhasil kabur
27
Ungkapan cinta Marcel
28
Akhirnya Marcel dan Mayra bisa keluar dari hutan
29
Di gubuk di Desa terpencil
30
Suasana yang begitu menegangkan
31
Pengumuman
32
Akhirnya Mayra mengetahui yang sebenarnya
33
Tersadar
34
Kebencian
35
Meminta maaf
36
Pertemuan dengan Darren
37
Penyesalan seorang suami
38
Kebimbangan Mayra
39
Semakin nyaman dengan Marcel
40
Makna Cinta
41
Kekhawatiran Marcel setelah bercinta
42
Markas Besar Marcel
43
Pertikaian dengan pihak berwajib
44
Pulang ke villa
45
Mengobati Luka Marcel
46
Antara kebahagiaan dan kebencian
47
Demi Darren
48
Hidup adalah pilihan
49
Terkejut
50
Pedihnya hati
51
Kediaman keluarga Marcel
52
Pertemuan keluarga
53
Selalu tergoda
54
Tak bisa berjauhan
55
Arti kesetiaan dalam hubungan
56
Tiba di Vietnam
57
Cinta Rara
58
Masalah lagi
59
Kenangan indah yang menyakitkan
60
Meluruskan masalah keluarga
61
Tergoda lagi
62
Mata Tuhan ( eyes of God )
63
Keberhasilan Marcel
64
Kata sandi eye of God
65
Akhir yang indah
66
Kembali ke villa
67
Om tampan yang jahat
68
Kecemburuan
69
Pilihan yang sulit
70
Sakit yang luar biasa
71
Kecelakaan Maut
72
Hidup baru di pulau Dewata
73
kondisi Marcel
74
Harapan untuk menyatukan cinta
75
Pertemuan setelah sekian lama
76
Cinta atau hukuman
77
Rencana Rama dan Mamanya
78
Siksaan vs Cinta
79
Pernikahan yang ke-2
80
Pulang ke rumah
81
Percintaan setelah sekian lama
82
pengumuman
83
Perselisihan Rama dan Helen
84
Berita duka
85
Suasana haru
86
Kebersamaan
87
Bohong tapi bakal jadi surprise
88
Kehidupan yang menyakitkan
89
Rencana Rama
90
Ulang tahun Cella
91
Happy ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!