"Apa-apaan lu, Raka! Lo tinggalin istri lo sesuka hati sementara disini lo tanpa dosa senang senang sama temen-temen lo! Tega, lo!"
Cerocos Risa dengan kesal.
Tapi bukannya sadar diingatkan, halusinasi Raka semakin menjadi-jadi. Beberapa kali ia menyebut nama Yulia kepada Risa.
"Yulia... kenapa sih kamu jual mahal kayak gini ?"
Ucapnya sambil merayu dan membelai wajah Risa dengan tampang slengean dan cengengesan.
Risa geram, sambil berusaha bangkit ia kemudian mencemooh Raka yang mungkin sama sekali tak memperdulikan apa yang dia ucapkan saat itu.
"Tuh, kan? Ternyata lo tuh emang suka kan sama adik gue? Sayang, lo terlalu gengsi buat ngakuin isi hati lo! Emang apa ruginya sih lo jujur tentang perasaan lo sama orang yang udah lo nikahin sendiri? Yulia itu istri lo! Ngapain sih lo mesti mempermainkan pernikahan ini kalo lo emang sayang sama istri lo? Heran, gue."
Tiba-tiba sebuah tangan menarik bahu Risa.
"Udah laaah... orang mabok diajak ngomong! Percuma, kagak bakalan dia nyambung sama omongan lo"
"Kayak lo lagi nggak mabok aja."
Dengan berani Risa menyeret tubuh Raka yang masih sempoyongan meskipun ia sebenarnya makin risih mendengar ocehan Raka yang terus memanggilnya Yulia.
Cowok yang tadi menarik bahu Risa jadi kesal, ia mengarahkan kameranya ke belakang Risa yang tampak mesra menggandeng Raka.
Cekrek... cekrek... cekrek...!
Dengan tanpa dosa dia mengepost semua gambar-gambar itu ke media sosial miliknya. Sambil cengengesan ia mengancam sinis menatap kepergian Risa dan Raka dari club malam itu.
"Tinggal gue tag deh nama lo, ka! Semoga istri lo ngelihat gambar-gambar ini di medsos. Selamat ancur idup lo. Hahaha... "
****
Yulia duduk di bibir kasur, ia sudah mencoba menghubungi Raka namun hp-nya tidak aktif. Ia coba lagi menghubungi Risa tapi hanya dering nada sambung saja yang terdengar.
Tentu saja, Risa memang tak sempat mengangkat hp-nya karena masih memapah Raka menuju parkiran club malam.
Tentu saja hal itu membuat Yulia semakin gusar.
"Duuuh... Mbak Risa udah ketemu belum ya sama Mas Raka. Pikiranku kok jadi makin nggak enak gini."
Karena keduanya tak bisa dihubungi iseng-iseng Yulia membuka medsos dan ia terbelalak begitu melihat foto-foto Risa dan Raka yang begitu mesra di sebuah klub malam.
Prrak...!
Hp-nya terjatuh ke lantai.
Yulia tak sanggup berkata apa-apa lagi bahkan ia tak sanggup menjawab pertanyaan ayahnya yang tiba-tiba masuk ke kamarnya.
"Ada apa Yulia...?"
Melihat ekspresi anaknya yang aneh Pak Hendro memaksa Yulia menjawab pertanyaannya, namun HP Yulia yang pecah berantakan di lantai cukup menjawab semuanya. Ada sesuatu yang tengah dirasakan oleh putrinya. Tapi ada apa? Kenapa HPnya bisa begini pecah?
Detik waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya, Yulia pun tak sanggup bila hanya menahan segala bebannya sendiri. Hingga detik berikutnya, ia berlari memeluk ayahnya lalu menangis tersedu dalam pelukan pak Hendro.
Derai tangis itu menyesakkan hati Pak Hendro yang pada akhirnya menyadari apa yang terjadi belakangan ini. Dengan gugup ia meminta maaf,
"Yulia, Ayah sudah menjerumuskan kamu ke dalam suatu perjodohan yang tidak bisa kamu terima. Tapi ayah juga nggak bisa ikhlas kalo kamu jatuh dalam keputusan yang salah. Menerima Bramantyo memang bukan pilihan tepat daripada Raka yang sudah membuat kita bisa hidup layak hingga saat ini" Ucap Pak Hendro di antara tangisannya.
Yulia menjawab parau.
"Nggak, yah! Ini bukan salah siapa-siapa... Yulia cuma ga sanggup menerima ketika ternyata Mas Raka yang udah nikahin Yulia pun nggak sama sekali cintai sama Yulia. Dia justru seakan membenci dan merasa terjebak dalam pernikahan ini... "
"Bukan begitu, Yulia. Dia hanya belum bisa menerima masalah yang telah menghancurkan reputasinya kemarin kalau dia nggak mencintai kamu bagaimana mungkin dia bisa memaksa ayah menyerahkan kamu. Sabar, kelak dia pasti akan kembali menerimamu. Dia hanya perlu waktu untuk mengurai semua emosinya."
Yulia ingin memahami perkataan ayahnya tapi yang dia pahami dari gambar-gambar di media sosial tadi tidak bisa diterima dengan nalar. Kemarin-kemarin Ia masih sabar saat melihat Risa berhasil menarik perhatian Bram di rumah sakit atau di kantor polisi. Tapi saat Risa juga berhasil menarik perhatian suaminya, ia merasa bahwa kakak kandungnya itu telah menghabisi seluruh hidupnya secara sepihak. Apa salahnya sampai tega melakukan hal itu kepadanya padahal diantara mereka tidak pernah ada masalah tidak ada sedikitpun dendam tidak ada sedikitpun sakit hati yang mungkin telah dia perbuat kepada Risa.
***
Dengan wajah kesal Aryo membayarkan sejumlah uang di bagian depan kasir apotik rumah sakit tersebut. Di belakangnya, Bu Tami tampak lega melihat beban hidupnya berkurang.
Bu Tami pun berucap,
"Makasih banget loh, kamu udah bayarin semua biaya rumah sakitnya si Bram. Ternyata abisnya banyak banget ya sampai jutaan gini."
"Ini kan rumah sakit Mahal, Bu. Ngapain sih Mas Aryo masuk- masukin Mas Bram kesini." Oceh Ayu.
"Udaaah,... nggak papa! Yang penting kan cepet sembuh. Lagian juga kan ini duitnya Bram juga"
Sanggah Aryo.
"Iya ya... heran, kenapa sih Mas Bram nggak mau jadi selebgram gitu? Kan enak jadi terkenal. Lagian juga kan dia nggak jelek-jelek amat tampangnya. Kalopun kita cariin gacoan buat Mas Bram. Pasti cepet laku. Biar Mas Bram biss lupain mbak Yulia."
"Bener juga. Gini aja nak Aryo....nanti Ibu aja yang ngerayu si Bram supaya nurutin apa yang kita harapkan. Tapi... kalo dia mau gimana?"
Tanya Bu Tami polos.
"Nggak mesti gimana-gimana sih, paling-paling Saya pengen videoin aktivitas dia. Dia ngapain aja, Jalan sama siapa? Trus ngincer cewek mana..."
"Emang bakalan susah sih. Soale aku yakin banget Mas aryo enggak bakalan mungkin cari perempuan lain dalam kondisi dia lagi patah hati kayak gini."
"Iya, sih. Tapi tenang aja, udah ada kok cewek yang lagi jatuh cinta sama dia ngebet setengah mati sama dia cuma dianya aja yang bloon. Padahal itu cewek perhatian banget sama dia... "
"Siapa? Mbak Risa?"
Tebak Ayu.
"Nah, tuh! Kamu malah lebih pintar daripada si Bram."
"Tapi kan dia kakaknya Yulia, gimana sih? Ntar bisa bisa kita semua bentrok lagi sama keluarga itu." Sela bapak.
"Justru itu kalau sampai si Bram jadian sama kakaknya Yulia. Netizen bakalan heboh dan Makin penasaran dengan kelanjutan cerita mereka ibarat kata nih. Si Bram sama Risa itu kayak lagi main sinetron aja."
"Ya terus gimana sama Mbak Yulia?
To Be Continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
W⃠🦃𝖆𝖑𝖒𝖊𝖎𝖗𝖆 Rh's😎
Mabok,, tidur aja kali bang
2020-12-30
0
Caramelatte
so far so good
2020-11-30
0
PENULIS ISTIMEWA
Lanjut sayangku.. Maaf baru hadir 💖💖💖
2020-11-27
0