Seketika wajah Risa pucat, ia tampak gugup saat tak sengaja wajahnya berhadapan persis dengan muka Bram. Pemandangan itu jelas membuat Yulia menggigil luar dalam. Pun dengan Aryo yang merasa semakin gemas dengan pikiran-pikiran liarnya untuk memanfaatkan moment itu.
“Hmmm... gue tau, gue harus lakuin apa sama lo berdua, Risa... Bram... biar kalian berdua bisa ngasilin duit banyak buat kantong gue. Gue akan desain kalian sebagai ‘Materi Content’ gue...hahaha...!”
Gumamnya dalam hati.
***
Ayu dan kedua orangtuanya malah mendapat peringatan dari pihak rumah sakit setelah pelaporannya.
“Kalau pasien sampai kabur karena tidak bisa membayarkan administrasi perawatan maka kami dapat menuntut keluarga Ibu dan Bapak. Jadi, kami mohon kerjasama kalian semua untuk menemukan saudara Bram. Lagipula kondisinya masih belum stabil, Bram masih butuh perawatan. Kalau sampai ada apa apa dengan Bram, mau tidak mau kan jadi tanggungjawab kami juga.”
Jelas dokter jaga panjang lebar.
Bu Tami mengkeret ngeri mendengarnya, suaminya hanya diam saja. Ayu yang gusar sendirian tak mau diam memainkan hapenya sampai kemudian dia menemukan berita baru di portal on line, yang baru saja di-update sekitaran 15 menit lalu.
“Mas Bram ada di kantor polisi! ini...! Liat! Tuh kan, daleman bajunya masih pake seragam pasien rumah sakit ini kan?"
Terangnya panjang lebar.
Dokter tadi ikutan melongo,
“Loh, itu kan videografer yang ditinggal nikah dan digebukin sama keluarga mantan pacarnya yang lagi viral?!”
“I... iya bu, dia emang kaka saya. Kayaknya sebentar lagi bakalan jadi selebgram deh... hehehe...”
Dokter itu makin melongo.
“Ya udah... ya udah... saya minta tolong kalian untuk jaga Bram dan membawanya ke rumah sakit ini lagi ya...”
“Baik bu... Baik!”
Ungkap Ayu antusias sambil menarik tangan bapak ibunya keluar dari ruangan itu.
***
Rupanya kekakuan antara Risa dan Bram belum juga cair meski disitu ada Yulia yang masih menyimpan segunduk rasa cemburunya. Entah mengapa, ia seakan lebih memikirkan Bram daripada nasib suaminya sendiri.
“Jadi, gimana soal kasus ini, Mas Aryo? Mas Aryo yakin akan melanjutkan perkara ini?”
Tanya Bu Ratna yang sejak tadi diam.
“Bisa, Ya! Bisa juga, Nggak!”
“Jangan main main lo,Yo!”
Ancam Risa memecah ketegangan.
“Bram, tolong bantu kami semua.”
Ungkap Yulia berusaha mendekati Bram.
Bram mengangkat wajahnya kali ini menantang wajah Aryo yang sejak tadi seolah berusaha menghindarinya.
“Gue akan cabut tuntutan ini! Sekalipun lo yang bikin, tapi ini persoalan gue!”
Bram bangkit, tertatih menuju ruangan lain, niatnya mau menemui polisi.
Tentu saja Aryo tidak tinggal diam, dia kejar dan tarik jaketnya yang dikenakan Bram dengan reflek.
“Bram! Bram, tunggu! Lo jangan gegabah gitu dong...”
Bram terhenti dan menantang Aryo dengan sengit.
“Lo yang gegabah dan kurang ajar! Apa sih maksud lo nge-publish persoalan pribadi gue tanpa seijin gue? Sampe gue dikejar kejar wartawan kayak tadi? ini sama aja pembajakkan ruang privacy, yo! Gue bisa aja ngelaporin lo balik, ngerti!”
Ancam Bram sambil kembali tertatih menuju ruang petugas.
Aryo kembali mengejar sambil terus menahannya dengan berbagai argumennya.
“Ya elah, Bram. Maksud gue tuh baik. Gue tuh mau bantu lo. Selain gue mau balesin sakit hati lo, gue yakin kita bisa menangin kasus ini dan...”
“Biar lo bisa minta ganti rugi sama keluarga Yulia?! Gitu?!”
Aryo ketawa...
“Ya elah, cetek banget pikiran lo. Itu mah receh! Oke, gue buka rencana gue nih ya..."
Aryo celingukan lebih dulu, seolah memastikan nggak ada siapapun yang mendengar rencana liciknya. Lalu ia membisikan sesuatu ke telinga Bram.
Bram terlonjak melotot!
“What? Nggak... Nggak... gue nggak mau jadi selebgram, youtuber atau apalah yang hidupnya bergantung konten konten murahan kayak gini. Itu sama aja penipuan publik. Nggak! gue nggak mau!" Tegas Bram.
Rahang Aryo mengeras geram. Kali ini dia bicara dengan penuh penekanan seolah setengah memaksa.
“Ok! Ga masalah lo nolak tawaran gue. Tapi nggak sayang tuh netizen udah ngeburu berita lo?! Mereka udah kenal lo, Bram. Nggak akan mungkin lo bisa lepas dari perhatian mereka sekalipun lo berusaha menghindar, karena mereka semua udah terlanjur simpati ama lo.”
“Bisa kalo lo nggak comel dan sok jadi paparazzi, ngumbar kehidupan pribadi gue sama orang lain. Satu hal, gue benci dikasihani! Atau disimpatiin kayak bahasa lo itu”
“Ini bukan soal kasian dan simpati! Lo melek dikit kek. Zaman pandemi gini bakalan susah nyari job foto wedding. Bentar lagi PSBB mulai diperketat lagi, bro! Sedangkan kita cari makan di outdoor. Mana bisa kita ngejob WFH kayak orang-orang. Emang bisa kita ngevideoin cicak di dinding rumah lo buat ngasilin duit? Inget keluarga dan adik adik lo! Inget juga lo bakalan bayar biaya rumah sakit dari mana? Gue yakin! Orang susah kaya lo nggak bakalan punya asuransi, kan?”
Bram terhenyak, kali ini dia nggak bisa ngomong apa-apa lagi.
“Masih aja lo nggak kapok, kemiskinan lo itu kan yang bikin lo ngehalangin punya Yulia?”
Deb!
Kalimat itu seakan membangunkan macan tidur yang bersemayam dalam jiwa Bram. Dengan reflek dia melancarkan bogem mentah ke pipi sahabatnya itu.
“Cukup! Stop ngejual diri gue buat kepentingan dan khayalan lo sendiri! Titik!”
Bram akhirnya menemui salah seorang petugas dan berhasil menarik laporan Aryo.
Karena kelembutan hatinya inilah yang membuat Yulia semakin menyesal telah meninggalkan lelaki ini. Setidaknya kebaikan Bram telah mencairkan dendam dan amarah Raka dan Pak Hendro walau sebenarnya diam diam di antara menantu dan mertua itu telah tercipta kebencian yang baru saja tumbuh setelah interogasi polisi tadi.
“Maaf, ini semua di luar kendali saya, pak. Saya masih dirawat, saya nggak tau kalau sahabat saya membuat laporan ini.”
Pak Hendro luluh dan mencoba mengerti, apalagi ia melihat kondisi luka dan bekas infusan di tubuh Bram, ditambah ia masih mengenakan seragam rumah sakit.
“Baik! Saya juga minta maaf sudah membuat semuanya kacau begini! saya tidak tahu kalau kamu yang jadi asistennya Aryo di pernikahan anak saya!”
“Tapi berita Viral yang sudah beredar itu tidak bisa ditarik, kan? Nama baik saya tetap saja hancur!”
Ucap Raka sengit.
“Saya juga nggak tau menahu soal itu!”
“Jangan bohong! Instagram kamu jadi buruan netizen. Saya tau! Kamu manfaatin kami semua buat monetize, kan?”
Bram terbelalak, dalam hati ia mengumpat. pada akhirnya dirinya kena jebakan konten siluman itu juga.
Tangan kekar Raka sudah mencengkeram kerah baju pasiennya, entah apa yang terjadi kalau saja Ayu dan kedua orangtuanya tidak segera tiba di tempat itu, mereka kalap menerjang dan memukuli Raka sehingga terjadi keributan yang memancing perhatian polisi setempat.
To be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Sunny
Ha ha ini namanya riweuh bin rusuh
2020-12-01
0
Caramelatte
njutlanjutyy
2020-11-24
0
RN
lanjut
2020-11-18
1