Teringat Kembali

Seperti biasanya, Adira membuatkan sarapan untuk bosnya. Satu hal yang membuat Adira terkejut saat pertama kali menerima daftar menu-menu sarapan yang sangat simpel baginya. Untuk seorang pengusaha sukses, biasanya terdapat banyak menu dimeja makan sehingga dengan bebas memilih apa yang diinginkan. Namun Bi Elma, asisten rumah tangga Kenzie yang dulu mengatakan, 'apapun menu yang disajikan saat itu, harus ada secangkir kopi hitam dan segelas susu meskipun hanya salah satu yang diminumnya.'

Hari ini Adira membuat omelette, kentang goreng, brokoli yang ditumis dengan daging cincang dan paprika, disajikan dalam satu piring. Tak luput segelas susu dan secangkir kopi, pelengkap ritual sarapan bosnya.

Kenzie yang masuk kedapur menghampiri meja makan dan duduk mencicipi sarapannya hari ini.

Apa Adira sejago ini dalam hal memasak? Semua menu yang biasanya Bi Elma masak hampir sama enaknya, pikir Kenzie kagum pada gadis tomboy didepannya yang pandai memasak dengan menu sarapan yang selalu berbeda tiap harinya.

"Maaf Tuan... mungkin setelah mengantar ke kantor, saya akan membeli bahan makanan yang sudah habis. Apa ada yang Tuan inginkan, agar saya bisa sekalian membelikannya." ucap Adira yang sudah selesai membersihkan peralatan masak.

"Bawakan aku makan siang, aku sedang bosan dengan makanan diluar."

"Tuan mau makanan seperti apa?" tanya Adira heran baru kali ini bosnya menyuruhnya untuk membawakan makanan kekantor.

"Apa saja... dan bawa keruanganku dalam keadaan hangat tepat jam makan siang."

"Baik Tuan." kepala Adira berdenyut mencoba berpikir keras menu apa yang akan dibuatnya nanti.

Selesai bosnya sarapan, Adira mengantarnya menuju perusahaan dan masih memikirkan apa yang akan dimasaknya, sepanjang perjalanan menuju supermarket.

***

Diruangan direktur, Kenzie mendapat sebuah telepon dari seseorang yang mengejutkannya. Meski merasa kesal, tetap ia bersikap profesional jika menyangkut pekerjaan.

"Baiklah, saya tunggu diruangan saya saat jam makan siang." ucap Kenzie lalu menutup teleponnya.

Kenzie pun menelepon Adira yang sedang memilih daging di supermarket.

"Halo, ada apa Tuan?"

"Bawakan dua porsi makan siang kekantor." seru Kenzie yang tampak kesal dari nada bicaranya.

"Dua porsi Tuan? Lalu menu apa yang sebaiknya saya bawakan?" suara dari seberang telepon yang terlihat bingung.

"Terserah!!! Jika perlu beri racun untuk nenek sihir itu!" teriak Kenzie menutup langsung teleponnya.

Kenapa kak Chiko harus bekerjasama dengan calon mertuanya sendiri hanya untuk proyek pembangunan resort? Apa tidak ada orang lain lagi yang bisa diajak kerjasama, batin Kenzie mengusap kasar wajah kusutnya.

***

Untuk kali pertama, Adira memasuki kantor bosnya. Setelah bertanya dengan resepsionis dan berjalan menuju lift menuju ruangan bosnya dilantai tiga. Melihat dua pintu lift, ia memilih masuk kedalam lift yang tidak ada antrian. Sontak membuat karyawan yang mengantri terkejut, karena lift yang dipakai Adira adalah lift khusus untuk atasan dan keadaan darurat.

Adira merasa gugup karena memasuki area perkantoran dengan penampilan biasa, memakai kemeja kotak-kotak dan celana jeans juga sepatu kets. Terlebih lagi ia membawa lunch bag cukup besar.

Ting!!!

Pintu lift terbuka, Adira keluar disambut tatapan heran para karyawan yang mengantri di lift sebelah. Bergegas mencari ruangan bosnya sesuai arahan resepsionis dibawah.

Adira merasa lega saat melihat Shafira yang sibuk dimejanya.

"Shaf, Tuan Kenzie ada kan?" tanya Adira yang berdiri didepan meja sekretaris bosnya dan memberikan senyuman karena lama tidak bertemu.

"Ada perlu apa? Sebentar lagi Pak Kenzie ada janji dengan seseorang." ucap Shafira datar masih sibuk dengan komputer didepannya, tampak tak senang dengan kehadiran Adira.

"Aku mengantarkan pesanan Tuan Kenzie."

Shafira pun bangkit tanpa memberikan senyuman, mengambil lunch bag dari tangan Adira dan menyuruhnya pulang.

Adira merasa sahabatnya berbeda dengan Shafira yang pertama kali ia temui, berpikir kesalahan apa yang sudah diperbuatnya kali ini. Dulu waktu dikampus, Shafira juga pernah menghindarinya karena senior dikampus yang disukai lebih dekat dengannya dibandingkan Shafira sendiri.

"Hei.. Adira!!!" teriak Shafira membuyarkan lamunan Adira yang berdiri didepan lift.

"Pak Kenzie memintamu untuk menyiapkan makan siang diruangannya." lanjut Shafira kemudian berbalik berjalan menuju tempat kerjanya setelah menyampaikan pesan dari bosnya.

***

Sebuah mobil berhenti tak jauh dari pintu masuk, seorang asisten perempuan keluar dari pintu depan mobil dan membukakan pintu untuk bosnya.

Dengan elegan wanita paruh baya dengan pakaian formal keluar menenteng tas branded berwarna hitam. Ia berjalan diiringi asistennya menuju pintu lift khusus, bersamaan lift karyawan terbuka yang hanya berisi Adira.

Saat Adira berjalan beberapa langkah, seperti ada magnet yang membuatnya menoleh ke arah lift khusus yang hampir tertutup rapat. Ia pun melanjutkan langkahnya, menepis perasaan aneh yang muncul dibenaknya. Adira tidak tau, jika sosok didalam lift yang ia lihat adalah Amira, ibu kandungnya.

Ting!!!

Amira dan asistennya keluar dari lift, berjalan menuju ruangan yang sudah beberapa kali mereka datangi.

"Selamat siang Nyonya Albern." sapa Kenzie berdiri menyambut kedatangan Amira.

Amira mengisyaratkan asistennya untuk keluar ruangan dengan tangannya. Kenzie pun mempersilahkan duduk disofa dengan hidangan makan siang dimeja.

"Kau sudah tau akan niat kedatanganku, dan berkas-berkas yang kuajukan ada pada sekretarismu. Dan... apa yang kau sajikan kali ini, berpengaruh dengan kesulitan yang akan kau hadapi kedepannya." ucap Amira tanpa basa-basi.

"Sudah banyak kesulitan yang aku lewati, bahkan kesulitan itu sendiri yang akan menyingkir karena bosan berhadapan denganku." kata Kenzie dengan angkuh menunjukkan kebenciannya pada wanita dihadapannya.

"Jangan hanya karena dendammu di masa lalu yang tak bisa mendapatkan anakku, justru kakakmu lah yang bersanding dengannya." ujar Amira dengan tenang membuka tutup mangkok berisi miso soup yang masih panas.

Kenzie yang terlihat dingin dari luar, berbanding terbalik dengan hatinya. Ia merasa ragu jika makanan yang dibuat Adira akan meluluhkan hati Amira agar memudahkan pekerjaannya tanpa halangan dari wanita didepannya yang merupakan pecinta makanan. Amira yang selalu mengaitkan makanan dengan urusan pekerjaan. Hal itu yang paling dibenci Kenzie selain masalah di masa lalunya.

Saat Amira mencicipi makanan didepannya, seolah-olah waktu terasa bergerak mundur dengan cepat. Berhenti disaat kenangan dirinya dengan seorang gadis kecil berumur lima tahun dan seorang pria yang tertawa dengan bahagia menikmati makanan dimeja.

Tetesan air yang terjatuh dari matanya membuat Amira tersadar. Menatap pria didepannya yang diam mematung.

"Baiklah, aku rasa sudah cukup sampai disini." ucap Amira menghapus jejak air matanya, membawa tasnya dan keluar tanpa mempedulikan pemilik ruangan.

Asisten Amira terkejut saat bosnya keluar dari ruangan. Berjalan terus tanpa mempedulikannya. Sesampainya dilift, asisten menelepon supir untuk standby.

Setelah dilantai dasar dan pintu lift terbuka dengan cepat Amira berjalan menuju mobilnya, membuat asistennya khawatir karena tingkah tak biasa dari bosnya. Benar saja, didalam mobil yang sudah berjalan Amira menangis tak kuasa menahan air matanya yang mengalir dengan derasnya.

Episodes
1 Keberangkatan
2 Tujuan Tanpa Hasil
3 Pertemuan Dengan Winola
4 Penumpang Pertama
5 Gara-gara begal
6 Hutang Budi
7 Tak Terduga
8 Bersama Winola
9 Hanya Karena Hutang
10 Hari Yang Melelahkan
11 Sisi baik
12 Tertangkap
13 Teman Baru
14 Terikat
15 Udang Di Balik Batu
16 Pesta
17 Pesta II
18 Karma
19 Saat Ketertarikan Itu Ada
20 Teringat Kembali
21 Versus
22 Jelas dan Nyata
23 Semakin Dekat
24 Tempat Kembali
25 Kebiasaan Di Desa
26 Momen Langka
27 Karena Pasar Malam
28 Cemburu
29 Firasat
30 Kasus Winola
31 Awal Kebohongan
32 Deja vu
33 17 Tahun Yang Lalu
34 Suka Atau Cinta
35 Bertepuk Sebelah Tangan
36 Pengkhianatan
37 Jebakan Shafira
38 Kencan Pertama
39 Berlanjut
40 Balas Dendam
41 Sengaja
42 Kecelakaan
43 Sedikit Pengorbanan
44 Penggoda
45 Serangan Dimulai
46 Lari
47 Berburu Atau Diburu
48 Pembicaraan Terlama
49 Satu Hari
50 Dinner
51 Salah Paham
52 Kembali
53 Penculikan
54 Penculikan II
55 Tebusan
56 Kesempatan
57 Teror
58 Perjodohan Diwaktu Kecil
59 Keputusan Yang Diambil
60 Memulai Hubungan
61 Umpan
62 Waktu Yang Kurang Tepat
63 Pamit
64 Kunjungan Terakhir Di Panti
65 Momen Terakhir
66 Awal Perjalanan
67 Abnormal
68 Timbal Balik
69 Saudara Tiri
70 Terkejut
71 Yang Disembunyikan
72 Pertunangan Vincent - Winola
73 Cinta Yang Terbalaskan
74 Festival Halloween
75 Sabar Menunggu
76 Sosok Tersembunyi
77 Kedatangan Yang Ditunggu
78 Malam Pertama Yang Tertunda
79 Kejutan
80 Kedua Kalinya
81 Perasaan Yang Disimpan
82 Awal Perpisahan
83 Kesalahan Fatal
84 Memulai Hari Baru
85 Pertemuan Dengan Dom
86 Pembukaan Restoran
87 Rumah Sakit
88 Pencarian
89 Hari Yang Berat
90 Tidak Ada Tempat
91 Adik Yang Dewasa
92 Mencoba
93 Kejutan
94 Kerjasama
95 Menginginkan Kesempatan
96 Takut Jatuh Cinta Lagi
97 Kontrol Diri
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Keberangkatan
2
Tujuan Tanpa Hasil
3
Pertemuan Dengan Winola
4
Penumpang Pertama
5
Gara-gara begal
6
Hutang Budi
7
Tak Terduga
8
Bersama Winola
9
Hanya Karena Hutang
10
Hari Yang Melelahkan
11
Sisi baik
12
Tertangkap
13
Teman Baru
14
Terikat
15
Udang Di Balik Batu
16
Pesta
17
Pesta II
18
Karma
19
Saat Ketertarikan Itu Ada
20
Teringat Kembali
21
Versus
22
Jelas dan Nyata
23
Semakin Dekat
24
Tempat Kembali
25
Kebiasaan Di Desa
26
Momen Langka
27
Karena Pasar Malam
28
Cemburu
29
Firasat
30
Kasus Winola
31
Awal Kebohongan
32
Deja vu
33
17 Tahun Yang Lalu
34
Suka Atau Cinta
35
Bertepuk Sebelah Tangan
36
Pengkhianatan
37
Jebakan Shafira
38
Kencan Pertama
39
Berlanjut
40
Balas Dendam
41
Sengaja
42
Kecelakaan
43
Sedikit Pengorbanan
44
Penggoda
45
Serangan Dimulai
46
Lari
47
Berburu Atau Diburu
48
Pembicaraan Terlama
49
Satu Hari
50
Dinner
51
Salah Paham
52
Kembali
53
Penculikan
54
Penculikan II
55
Tebusan
56
Kesempatan
57
Teror
58
Perjodohan Diwaktu Kecil
59
Keputusan Yang Diambil
60
Memulai Hubungan
61
Umpan
62
Waktu Yang Kurang Tepat
63
Pamit
64
Kunjungan Terakhir Di Panti
65
Momen Terakhir
66
Awal Perjalanan
67
Abnormal
68
Timbal Balik
69
Saudara Tiri
70
Terkejut
71
Yang Disembunyikan
72
Pertunangan Vincent - Winola
73
Cinta Yang Terbalaskan
74
Festival Halloween
75
Sabar Menunggu
76
Sosok Tersembunyi
77
Kedatangan Yang Ditunggu
78
Malam Pertama Yang Tertunda
79
Kejutan
80
Kedua Kalinya
81
Perasaan Yang Disimpan
82
Awal Perpisahan
83
Kesalahan Fatal
84
Memulai Hari Baru
85
Pertemuan Dengan Dom
86
Pembukaan Restoran
87
Rumah Sakit
88
Pencarian
89
Hari Yang Berat
90
Tidak Ada Tempat
91
Adik Yang Dewasa
92
Mencoba
93
Kejutan
94
Kerjasama
95
Menginginkan Kesempatan
96
Takut Jatuh Cinta Lagi
97
Kontrol Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!