Hari senin adalah awal hari yang akan terasa panjang bagi para karyawan memulai pekerjaannya. Terlebih lagi kaum rebahan seperti Adira, ia hanya mematikan alarm yang berbunyi untuk ke tiga kalinya. Begitu banyak alarm yang ia buat, agar bisa bangun hingga benar-benar sadar sepenuhnya.
Ketukan pintu yang pasti Winola lah pelakunya, tak membuat Adira beranjak dari kasurnya. Pintu terbuka, Winola yang terlihat cantik tanpa riasan dan hanya memakai piyama membuat Adira menutup kepalanya dengan selimut. Ia tau kedatangan sahabatnya hanya untuk membangunnya.
"Rara, ayo cepat bangun!!" ucap Winola menarik ujung selimut.
"Lima menit lagi." ucap Adira mempertahankan selimutnya.
Entah kenapa Winola sangat senang saat mengerjai sahabatnya, begitu juga hari ini. Ia masuk kedalam selimut dan tiduran sambil memeluk Adira.
Merasa terganggu, Adira membuka selimut, mendapati Winola yang memeluk tubuhnya layaknya bantal guling.
"Iya aku banguunnn!!!!" kesal Adira dengan malas bangun dari tidurnya agar terlepas dari Winola.
"Ra, nanti malam kau ada acara tidak?" tanya Winola yang masih dalam posisi tidur membuat Adira menoleh mengernyitkan keningnya.
"Apa kamu akan memintaku pura-pura menjadi pacarmu lagi?" tebak Adira paham betul siasat sahabatnya saat menanyakan waktu luang. Karena sudah sering Adira diminta untuk berpura-pura menjadi pacarnya hanya sekedar bertemu klien atau penggemarnya.
Winola tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala dengan semangat. Namun gelengan dari Adira membuat senyumnya memudar.
"Raraaa... tolong bantu aku kali ini saja. Aku janji ini yang terakhir." pinta Winola mengikuti Adira yang sudah keluar kamar.
"Makanya cepat-cepat cari pasangan, agar kau tak perlu repot mencari pacar bohongan." saran Adira yang bosan dengan janji yang sering ia dengar.
"Tapi kan ada kamu?"
"Aku tak selamanya bisa mendampingimu. Kau butuh seseorang yang bisa terus memperhatikanmu."
"Tapi perhatianmu sudah cukup bagiku, walaupun kita jarang ada waktu untuk bersama."
"Olla, dengarkan aku baik-baik. Yang kau butuhkan adalah pasangan hidup yang akan menemanimu sampai tua. Kita tidak bisa seperti ini terus, kamu dan aku akan memiliki kehidupan baru setelah menikah nanti." jelas Adira yang sedikit kesal mencengkeram erat kedua lengan Winola yang bersikap kekanak-kanakan.
"Sudah cukup!!! Aku tidak mau menikah!!! Untuk apa ada pernikahan jika diakhiri dengan perceraian!!" bentak Winola menepis tangan sahabatnya, bulir-bulir air matanya sudah berjatuhan sejak tadi.
Winola yang benci kata pernikahan karena trauma dengan perpisahan orang tua yang membuatnya merasa menderita dan kesepian.
Adira sedikit merasa bersalah, melihat Winola masuk kedalam kamarnya dalam keadaan menangis. Tapi ia juga harus tegas, agar ketergantungan Winola padanya berkurang.
#Flashback on
Adira yang baru pulang bekerja, melihat Winola mondar-mandir penuh kegelisahan.
"Ada apa Olla? Kamu terlihat gelisah tak seperti biasanya?" tanya Adira melepas sepatunya dan merebahkan tubuhnya yang lelah disofa.
"Aku ada janji dengan klienku sore ini, dia akan menginvestasikan uangnya untuk proyekku dengan Vincent." jawab Winola yang masih mondar-mandir.
"Bukankah itu bagus?"
"Buruknya, dia itu mata keranjang dan juga genit pada setiap wanita yang ditemuinya."
"Kau kan bisa pergi bersama Vincent?"
"Masalahnya dia sedang diluar kota. Tidak mungkin kan kali ini, aku mengajak teman wanita untuk menemuinya? Bukan uangnya yang habis di investasikan tapi kita yang habis jadi santapannya."
"Bisa-bisanya kamu bertemu dengan orang seperti itu. Apa tidak ada investor lain yang masih normal?"
"Maka dari itu kau harus bantu aku ya? Kau cukup diam saja, dan berpura-pura jadi pacarku agar dia tak berani macam-macam." ucap Winola yang duduk bersimpuh didepan Adira penuh dengan harapan.
"Aku tidak mungkin melakukannya Olla.." kata Adira dengan ekspresi tak suka.
Winola yang menundukkan kepalanya karena penolakan Adira, tiba-tiba menuju dapur mengambil pisau.
"Tak bisakah kau membantu demi hidupku Adira!!!" teriak Winola menempelkan pisau dipergelangan tangannya.
Adira terperanjat dari duduknya berusaha mendekati Winola yang malah berjalan mundur.
"Jangan bercanda Olla, yang kamu lakukan itu tidak lucu." bentak Adira tak menyangka sahabatnya senekat itu.
"Aku tidak punya siapa-siapa lagi Ra, mungkin lebih baik aku mati!!" suara Winola gemetar karena tangisnya, melekatkan pisau diurat nadi yang siap putus hanya dengan satu gesekan.
"Oke!!! Aku turuti kemauanmu!!! Tapi singkirkan pisau itu sekarang!!" perintah Adira yang tidak ingin terjadi hal buruk menimpa sahabatnya.
#Flashback off
Adira yang sudah bersiap berangkat bekerja, masih terbayang dengan aksi nekat sahabatnya. Ia mengetuk pintu Winola dan membukanya pelan saat tidak ada respon.
"Olla..." panggil Adira melihat Winola terisak duduk ditepi ranjang menatap jendela yang sudah terbuka.
"Maafkan aku, bukan maksudku berkata kasar padamu." lanjut adira duduk disebelah Winola yang mulai tenang.
"Aku yang salah Ra, aku terlalu egois dengan keinginanku sendiri tanpa memikirkan perasaanmu." ucap Winola membuat Adira sedikit lega dengan pemikiran sahabatnya yang perlahan berubah.
"Maafkan aku yang tidak bisa membantumu sebanyak bantuanmu selama ini." sadar Adira yang masih menumpang dan sering merepotkan Winola.
"Justru kau Ra, yang banyak membantuku. Dan aku harap kau akan jadi sahabatku selamanya dan jangan pernah meninggalkanku sendiri, apapun yang terjadi."
"Kamu juga harus ingat! Jangan pernah berbuat hal bodoh lagi, karena kamu tidak sendiri sekarang."
Winola mengangguk dan tersenyum. Meminta Adira untuk membuat janji kelingking. Meski terlihat seperti anak kecil, Adira melakukannya untuk membuat sahabatnya senang. Tanpa memikirkan resiko perjanjian yang membuatnya terus terikat.
***
Adira yang terlambat 20 menit dari biasanya, berlarian menuju apartemen bosnya setelah pintu lift terbuka. Ia khawatir telinganya akan rusak karena sedikit kesalahan saja bosnya akan marah-marah seharian penuh padanya.
Benar saja, saat masuk ia melihat Kenzie yang masih memakai piyama duduk diam penuh dengan aura jahat.
"Maaf tuan, saya terlambat. Akan saya buatkan sarapan sekarang juga." ucap Adira hati-hati membalikkan badan hendak menuju dapur namun langkahnya terhenti.
"Tunggu!!!"
Kenzie berdiri dari duduknya dan berjalan pelan mengitari Adira menatap dari atas kepala sampai kaki.
"Kau tau kan alasanmu berada disini?" tanya Kenzie
"Iya tuan." Adira gugup dengan apa yang bosnya lakukan.
"Kemarin kau memintaku untuk memberikan tempat tinggal anak-anak jalanan dan membayar semua makanan bukan?"
Benar aku yang memintamu untuk membayar makanan, tapi masalah tempat tinggal bukankah kamu sendiri yang menawarkan??? Adira membatin, kesal karena bosnya melakukannya dengan pamrih.
"Bahkan aku menjatuhkan harga diriku untuk menjadi pelayan dan supir atas permintaanmu?" lanjut Kenzie berhenti, menatap tajam gadis yang tertunduk didepannya.
"Itu semua tidaklah gratis!! Kau harus membayar lebih dengan apa yang sudah kau lakukan padaku!!!" bisik Kenzie yang mendekatkan wajahnya pada Adira, lalu berjalan menuju kamarnya.
Sial!!! Bodohnya aku berpikir dia tulus melakukannya, dan harus berapa lama lagi aku terikat dengan bos gila ini!!! gerutu Adira dalam hati ingin mencabik-cabik wajah bosnya.
-----
Terimakasih banyak buat sobat yang masih bersabar membaca sampai eps. ini. Ditunggu like, komen dan kritiknya yang membangun agar lebih baik lagi.
Thank you so much.. 😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Ningsih
suka thor dg critanya.. tp gc suka sg krakter olla.. yg seolah2 dya kyak ny ska sma rara..
2022-06-13
0
arra_88
suka Thor sama ceritanya
2021-01-23
0