Pesta II

Suasana pesta begitu ramai dengan para konglomerat yang membahas bisnis mereka. Adira yang lapar mengambil sepotong cake sebagai pengganjal perut. Ia tak peduli dengan tatapan nakal laki-laki yang ia lewati saat mencari meja kosong.

Meski Adira sudah mendapat meja kosong, ia tak langsung duduk tapi terlebih dulu mencari sosok pria yang membawanya ke pesta.

"Apa mungkin dia keluar ya?"gumam Adira berjalan menuju pintu keluar aula.

Tak jauh Adira berjalan dari aula, ia berjalan mundur bersembunyi dibalik tembok melihat Kenzie dan Callysta sedang berpelukan. Seperti sepasang kekasih yang lama tak bertemu. Melihat pemandangan yang tak terduga, Adira merasakan sesak di dadanya hingga sulit untuk bernafas.

Apa mereka saling mencintai, bukankah Callysta adalah tunangan saudaranya sendiri, batin Adira memukul pelan dadanya agar sakitnya cepat hilang.

Kembali Adira ke mejanya, rasa laparnya hilang begitu saja. Namun lamunannya buyar saat seorang pria duduk didepan Adira.

"Apa kau benar Adira?" tanya pria tersebut yang ternyata adalah Vincent.

"Vincent?"

"Luar biasa ... penampilanmu tidak disangka ternyata cantik juga ya jika dipoles sedikit."

"Terimakasih." balas Adira malas

"Tapi kenapa kau tampak murung? Kenzie kemana?"

"Entahlah. Apa aku boleh pulang sekarang?"

"Harusnya kau tanyakan itu pada bosmu bukan padaku,

"Aku akan pergi mencari Kenzie, aku tak mau bicara dengan orang yang sedang badmood." lanjut Vincent meninggalkan Adira yang masih terlihat murung.

***

Ditaman hotel, Kenzie dan Callysta duduk bersama dibangku panjang memandang langit cerah bertabur bintang.

"Aku rindu dengan kebersamaan yang pernah kita lewati." ucap Callysta masih memandang langit.

"Itu hanyalah masa lalu, dan apa yang akan kau lakukan untuk kedepannya?" tanya Kenzie yang masih menunduk mengerti perasaannya belum hilang sepenuhnya.

"Apa kau bisa membantuku untuk lepas dari cengkeraman Chiko." tanya Callysta menoleh pada laki-laki yang siap melindunginya diwaktu dulu.

"Entahlah, aku sudah tidak ingin ikut campur segala hal yang berkaitan dengan Chiko."

"Apa kau sudah tidak mencintaiku lagi?" tanya Callysta memegang tangan Kenzie yang hanya diam membisu.

Tiba-tiba Callysta yang merasa pusing, membuat Kenzie panik melepaskan tuxedo untuk menutupi tubuh Callysta yang memakai gaun tipis. Perlahan memapah Callysta menuju klinik kesehatan yang masih dilantai satu.

Meskipun hotel baru diresmikan, pelayanan hotel sudah beroperasi dengan semua fasilitas yang ada.

Dokter yang berjaga tersenyum setelah selesai memeriksa, "Dikarenakan darah rendah dan faktor banyak pikiran, wajar jika seseorang merasa pusing bahkan bisa sampai pingsan, dan sebaiknya nona Callysta perbanyak istirahat dan jaga asupan makannya."

"Terimakasih banyak dok." ucap Kenzie mewakili Callysta yang duduk disamping wanita yang terbaring diranjang.

"Ini ada beberapa vitamin yang harus diminum teratur." ucap dokter tersebut memberikan beberapa vitamin yang sudah dibungkus.

"Maaf tuan Kenzie, saya permisi sebentar." dokter tersebut membungkuk dan pergi meninggalkan anak dari pemilik hotel.

Tak selang lama seseorang masuk tanpa permisi diikuti sepasang suami istri.

"Ayah." Kenzie terkejut dengan ekspresi ayahnya yang penuh amarah.

"Kenzie!! Katakan apa yang terjadi dengan calon menantuku?" tanya Jauha dengan lantang.

"Jauha ...." panggil Albern mengingatkan calon besannya agar tak perlu emosi.

"Aku hanya kelelahan paman, nasib baik ada Kenzie yang membawaku kesini." Callysta menjawab calon mertuanya agar tidak memarahi Kenzie tanpa alasan.

"Sudahlah Jauha, lagi pula anakku tidak apa-apa. Kau jangan berfikir buruk terhadap anakmu sendiri." ucap Amira mencoba meredam emosi sahabatnya.

Vincent yang baru datang, menyapa semuanya dan meminta ijin berbicara dengan Kenzie diluar.

"Ada apa?" Kenzie heran karena Vincent menariknya dengan paksa.

"Tidak ingatkah dengan siapa kau kesini?" tanya Vincent merasa sedikit cemas karena Adira adalah teman dari kedua sahabatnya.

"Adira." jawab Kenzie polos

"Kau tau dimana dia sekarang?"

"Ada di aula kan? Aku menyuruhnya agar tidak kemana-mana."

"Aku sudah mencarinya ke setiap sudut aula tapi tidak ada, padahal belum lama aku meninggalkannya untuk mencarimu."

"Akan kucoba telpon dulu." ujar Kenzie.

Baru Kenzie membuka ponselnya, ia terkejut dengan lima panggilan tak terjawab dan membuka segera pesan dari Adira yang mengatakan ia sudah pulang. Hati kecil Kenzie merasa khawatir, langsung ia menelepon Adira.

***

Didalam mobil yang sedang berjalan menuju sebuah apartemen, Adira duduk disamping kemudi menatap lurus kearah jalan. Tiba-tiba dering telepon berbunyi membuat Adira menoleh pria yang mengemudi, dilihat bosnya yang menelepon namun ia memilih untuk tidak mengangkatnya.

"Siapa yang menelepon?" tanya pria disampingnya yang tak lain adalah Chiko.

"Bukan siapa-siapa?" jawab Adira tersenyum membuat Chiko ikut tersenyum.

Namun dering telepon sekali lagi berbunyi, Adira mematikan ponselnya, Maaf ya bos, aku melakukanya agar kamu tahu rasanya ditelepon tapi tak diangkat-angkat.

Sesampainya diparkiran apartemen, mengucapkan terimakasih karena sudah mengantarnya pulang.

#Flashback on

Adira yang menelepon bosnya berkali-kali tapi tak ada jawaban membuatnya kesal. Ia bangkit dari duduknya, dan berjalan keluar aula, mencoba memesan taxi online.

"Hai cantik?" sapa pria dibelakang Adira

"Tuan Chiko... sedang apa anda disini?" tanya Adira terkejut melihat pria yang memanggilnya cantik.

"Aku hanya kebetulan lewat, dan melihatmu gelisah. Apa kau sedang dalam masalah?" tanya Chiko penasaran.

"Tidak ada tuan, saya hanya memesan taxi online untuk mengantarkan saya pulang."

"Kenapa bukan Kenzie yang mengantarmu pulang?"

"Sepertinya dia sedang sibuk, jadi saya sudah meminta ijin untuk pulang sendiri terlebih dahulu."

"Bagaimana jika aku yang mengantarmu pulang?"

"Tidak perlu tuan Chiko, saya bisa pulang sendiri."

"Tidak ada penolakan, aku tidak bisa membiarkan wanita cantik pulang sendirian. Dan jangan panggil aku dengan tuan, tapi panggil Chiko saja. Oke!!"

"Ta-tapi tuan..." Merasa tangannya ditarik Adira hanya menurut berjalan menyamakan langkah kaki jenjang milik Chiko.

#Flashback off

Adira yang sedari tadi menahan sakit dikakinya, akhirnya melepas sepatu dan berjalan tanpa alas menuju apartemen Winola.

Suara decit rem mobil membuat Adira menghentikan langkahnya, membalikkan badan melihat Kenzie keluar mobil dengan terburu-buru.

"Tuan..."

"Kenapa kau tak mengangkat telepon dariku?" tanya Kenzie dengan wajah penuh kekhawatiran berjalan kearahnya, dan memeluk secara tiba-tiba.

"Tuan, apa anda baik-baik saja?" tanya Adira tersenyum dibalik tubuh kekar bosnya.

"Syukurlah jika kau sudah sampai dengan selamat, lain kali kau harus mengangkatnya begitu aku telepon." kata Kenzie melepas pelukannya.

"Aku pikir tuan tidak akan peduli dengan keberadaanku."

"Maaf, aku benar-benar lupa karena ada urusan lain. Dan ... bagaimana kau bisa pulang?"

"Yang terpenting aku sudah sampai dengan selamat, terimakasih sudah menghawatirkanku." kata Adira tersenyum dan berharap perhatian bosnya tulus dari hatinya.

"Bagaimana lagi ... kau kan bekerja untukku, jika terjadi sesuatu pasti aku yang dirugikan. Benar bukan?" elak Kenzie merasa malu untuk mengakui kekhawatirannya.

"Baiklah, sekali lagi terimakasih tuan. Sebaiknya anda pulang dan beristirahat." ucap Adira membungkuk memberi penghormatan dan pergi meninggalkan Kenzie sendirian.

"Beraninya dia mengusirku... dan, kenapa aku harus jauh-jauh hanya untuk memastikannya baik-baik saja." Kenzie bertanya pada dirinya sendiri yang tidak tau akan jawabannya.

Benarkah apa yang dikatakan Vincent waktu itu, jika aku mulai menyukainya? pikir Kenzie, hatinya merasa tidak tenang tanpa ada kabar dari Adira.

Episodes
1 Keberangkatan
2 Tujuan Tanpa Hasil
3 Pertemuan Dengan Winola
4 Penumpang Pertama
5 Gara-gara begal
6 Hutang Budi
7 Tak Terduga
8 Bersama Winola
9 Hanya Karena Hutang
10 Hari Yang Melelahkan
11 Sisi baik
12 Tertangkap
13 Teman Baru
14 Terikat
15 Udang Di Balik Batu
16 Pesta
17 Pesta II
18 Karma
19 Saat Ketertarikan Itu Ada
20 Teringat Kembali
21 Versus
22 Jelas dan Nyata
23 Semakin Dekat
24 Tempat Kembali
25 Kebiasaan Di Desa
26 Momen Langka
27 Karena Pasar Malam
28 Cemburu
29 Firasat
30 Kasus Winola
31 Awal Kebohongan
32 Deja vu
33 17 Tahun Yang Lalu
34 Suka Atau Cinta
35 Bertepuk Sebelah Tangan
36 Pengkhianatan
37 Jebakan Shafira
38 Kencan Pertama
39 Berlanjut
40 Balas Dendam
41 Sengaja
42 Kecelakaan
43 Sedikit Pengorbanan
44 Penggoda
45 Serangan Dimulai
46 Lari
47 Berburu Atau Diburu
48 Pembicaraan Terlama
49 Satu Hari
50 Dinner
51 Salah Paham
52 Kembali
53 Penculikan
54 Penculikan II
55 Tebusan
56 Kesempatan
57 Teror
58 Perjodohan Diwaktu Kecil
59 Keputusan Yang Diambil
60 Memulai Hubungan
61 Umpan
62 Waktu Yang Kurang Tepat
63 Pamit
64 Kunjungan Terakhir Di Panti
65 Momen Terakhir
66 Awal Perjalanan
67 Abnormal
68 Timbal Balik
69 Saudara Tiri
70 Terkejut
71 Yang Disembunyikan
72 Pertunangan Vincent - Winola
73 Cinta Yang Terbalaskan
74 Festival Halloween
75 Sabar Menunggu
76 Sosok Tersembunyi
77 Kedatangan Yang Ditunggu
78 Malam Pertama Yang Tertunda
79 Kejutan
80 Kedua Kalinya
81 Perasaan Yang Disimpan
82 Awal Perpisahan
83 Kesalahan Fatal
84 Memulai Hari Baru
85 Pertemuan Dengan Dom
86 Pembukaan Restoran
87 Rumah Sakit
88 Pencarian
89 Hari Yang Berat
90 Tidak Ada Tempat
91 Adik Yang Dewasa
92 Mencoba
93 Kejutan
94 Kerjasama
95 Menginginkan Kesempatan
96 Takut Jatuh Cinta Lagi
97 Kontrol Diri
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Keberangkatan
2
Tujuan Tanpa Hasil
3
Pertemuan Dengan Winola
4
Penumpang Pertama
5
Gara-gara begal
6
Hutang Budi
7
Tak Terduga
8
Bersama Winola
9
Hanya Karena Hutang
10
Hari Yang Melelahkan
11
Sisi baik
12
Tertangkap
13
Teman Baru
14
Terikat
15
Udang Di Balik Batu
16
Pesta
17
Pesta II
18
Karma
19
Saat Ketertarikan Itu Ada
20
Teringat Kembali
21
Versus
22
Jelas dan Nyata
23
Semakin Dekat
24
Tempat Kembali
25
Kebiasaan Di Desa
26
Momen Langka
27
Karena Pasar Malam
28
Cemburu
29
Firasat
30
Kasus Winola
31
Awal Kebohongan
32
Deja vu
33
17 Tahun Yang Lalu
34
Suka Atau Cinta
35
Bertepuk Sebelah Tangan
36
Pengkhianatan
37
Jebakan Shafira
38
Kencan Pertama
39
Berlanjut
40
Balas Dendam
41
Sengaja
42
Kecelakaan
43
Sedikit Pengorbanan
44
Penggoda
45
Serangan Dimulai
46
Lari
47
Berburu Atau Diburu
48
Pembicaraan Terlama
49
Satu Hari
50
Dinner
51
Salah Paham
52
Kembali
53
Penculikan
54
Penculikan II
55
Tebusan
56
Kesempatan
57
Teror
58
Perjodohan Diwaktu Kecil
59
Keputusan Yang Diambil
60
Memulai Hubungan
61
Umpan
62
Waktu Yang Kurang Tepat
63
Pamit
64
Kunjungan Terakhir Di Panti
65
Momen Terakhir
66
Awal Perjalanan
67
Abnormal
68
Timbal Balik
69
Saudara Tiri
70
Terkejut
71
Yang Disembunyikan
72
Pertunangan Vincent - Winola
73
Cinta Yang Terbalaskan
74
Festival Halloween
75
Sabar Menunggu
76
Sosok Tersembunyi
77
Kedatangan Yang Ditunggu
78
Malam Pertama Yang Tertunda
79
Kejutan
80
Kedua Kalinya
81
Perasaan Yang Disimpan
82
Awal Perpisahan
83
Kesalahan Fatal
84
Memulai Hari Baru
85
Pertemuan Dengan Dom
86
Pembukaan Restoran
87
Rumah Sakit
88
Pencarian
89
Hari Yang Berat
90
Tidak Ada Tempat
91
Adik Yang Dewasa
92
Mencoba
93
Kejutan
94
Kerjasama
95
Menginginkan Kesempatan
96
Takut Jatuh Cinta Lagi
97
Kontrol Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!