Bersama Winola

Cahaya mentari pagi menerobos masuk melalui celah tirai yang tertutup. Adira yang bangun terlebih dulu, mematikan lampu tidur dan membuka tirai agar cahaya dapat masuk menerangi setiap sudut ruangan, sejak keluar dari rumah sakit, ia diminta untuk tidur bersama karena khawatir. Dilihatnya wajah Winola yang menghadap jendela, bersinar terkena pantulan cahaya matahari. Membuatnya duduk bersila dikarpet tertarik melihat wajah cantik Winola, membuat siapa saja pasti terkagum-kagum melihatnya.

Adira berdoa dalam hati, semoga kelak Winola mendapatkan pasangan yang sangat mencintainya, melindunginya, dan menjaga perasaannya. Mendengar kisah hidupnya, Adira masih beruntung memiliki ayah yang peduli dan menyayanginya. Winola sangat kesepian, menjadi korban dari perceraian orangtuanya. Hingga ia memutuskan jalan hidupnya sendiri, tanpa berharap kasih sayang dari orang tuanya lagi. Berawal dari hobi bermain musik dan memilih menjadi seorang DJ, Winola bisa menghidupi dirinya sendiri.

Winola perlahan membuka matanya, membuat Adira terkejut dan bergegas bangun, berjalan menuju kamarnya.

"Hei!!!" panggil Winola bangun dari kasurnya mengikuti Adira yang sudah keluar kamar.

"Apa kau diam-diam suka memandangiku saat tidur?" tanya Winola tersenyum lebar baru mengetahui kebiasaan Adira.

"Tidak, itu hanya kebetulan saja!" jawab Adira sambil membuka lemari kecilnya.

"Apa kau merasakan sesuatu saat memandangiku?" tanya Winola lagi.

"Maksudnya?" tanya balik Adira mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Mak-sud-ku, setiap orang yang melihatku pasti akan langsung menyukaiku? Termasuk Rara kan?" jawab Winola yang gugup melihat wajah Adira didepannya.

"Yahhh, semua orang akan suka begitu melihatmu, kau baik, cantik, pintar, dan mandiri. Terbukti kau memiliki penggemar yang banyak." puji Adira membuat pipi Winola memerah.

"Baiklah, aku akan segera mandi. Hari ini ada jadwal dengan dokter." kata Adira meninggalkan Winola yang masih tersenyum sendiri.

Selesai mandi, dilihatnya Winola sibuk menyiapkan sarapan. Dengan kaos putih polos dilapisi kemeja merah dan celana jeans hitam, Adira duduk menyantap omelette juga kentang goreng.

"Hari ini aku free, aku akan ikut denganmu kerumah sakit. Kita bisa jalan-jalan setelahnya." kata Winola membayangkan seharian bersenang-senang dengan Adira.

"Tidak perlu, aku bisa sendiri." tolak Adira membuat senyum gadis didepannya memudar.

Adira yang melihat sahabatnya cemberut akhirnya mengalah dan mengiyakan keinginannya. Meskipun ia memiliki rencana sendiri yang harus batal, untuk menemui pria penolongnya waktu itu.

Selesai sarapan, Adira dan Winola bersiap pergi kerumah sakit dengan Ferrari merah milik Wilona.

***

Diruang tunggu sebuah rumah sakit, gadis cantik berambut panjang bergelombang duduk menunggu sahabatnya yang menemui dokter. Setelah beberapa lama, Adira tersenyum saat keluar ruangan. Ya, karena ia sudah melepas benang jahitan bekas operasinya 10 hari yang lalu.

Saat sosok yang ditunggunya muncul, Winola langsung mengajaknya keluar rumah sakit. Karena ia merasa terganggu, dengan tatapan setiap orang yang melewatinya.

"Itu karena kamu terlalu cantik, jadi wajar kamu menjadi pusat perhatian semua orang." puji Adira tertawa kecil melihat tingkah sahabatnya yang merasa tidak nyaman.

Winola tak mempedulikan perkataan Adira, ia hanya menarik lengan Adira dan berharap cepat keluar dari rumah sakit.

Sesuai janjinya, Adira mengikuti keinginan sahabatnya yang entah kemana mereka pergi. Mobil melaju dengan cepat hingga sampai ditempat taman hiburan.

Banyak yang mengira mereka adalah pasangan, karena penampilan Adira seperti laki-laki, terlebih lagi ukuran dadanya yang kecil jadi terlihat rata.

Semakin banyak yang mengira aku laki-laki bukankah itu lebih baik, aku bisa membuktikan padanya. Aku bisa menjadi anak yang diharapkan, pikir Adira meyakinkan diri sendiri.

Lamunannya terhenti saat sebuah topi berwarna putih dengan bordiran huruf W, mendarat dikepalanya. Ia tak menyadarinya Winola yang pergi membeli sebuah topi.

"Sekarang sudah tidak perlu malu, dan berpura-puralah menjadi pacarku untuk hari ini, ada kemungkinan bertemu penggemarku disini." kata Winola yang merangkul lengan Adira menuju wahana kora-kora.

Meskipun Adira sedikit terpaksa mengikuti keinginan sahabatnya, ia mencoba untuk tidak memikirkannya. Mungkin Winola sengaja, karena menghindari penggemar yang kebanyakan laki-laki, itulah yang dipikirkannya.

Setelah menaiki kora-kora, mereka mencoba roller coaster, bianglala, hingga komedi putar lalu membeli permen kapas dan berfoto bersama. Tak luput bumper car mereka coba, Adira tak menyadari dirinya tertawa lepas saat bertabrakan dengan mobil Winola. Merasa lapar mereka memilih jajanan sepanjang street food, dan berhenti ditenda seafood bakar.

Hari mulai sore, antrian semakin ramai, sambil menunggu pesanan datang, tiba-tiba tiga pemuda menghampiri Winola.

"Kak Olaaa... boleh aku minta tanda tanganmu?" teriak pemuda yang bertubuh gemuk mengeluarkan buku dan pulpen dari tasnya. Tampak seragam sekolah didalamnya, membuat Adira berpikir mereka masih SMA.

"Kak Olaaa... boleh minta foto ya?" ucap pemuda satunya lagi yang kurus tinggi mengeluarkan HP dari saku celananya.

Adira yang melihat kedua pemuda bersemangat karena bertemu idolanya, tersenyum sinis. Tapi pikirannya beralih ke pemuda satunya yang hanya diam melihat kelakuan kedua temannya.

Selesai tanda tangan dan berfoto, mereka mengucapkan terimakasih, dan segera pergi saat melihat Adira yang melipat tangannya didada dan menatap ke arah mereka tajam mereka.

"Apa pria disampingnya itu kekasihnya?" tebak pemuda yang bertubuh gemuk.

"Bisa jadi, tapi dia terlalu manis untuk kak Ola. Kupikir seleranya tinggi dan tampan sepertiku." ucap pemuda yang kurus tinggi dengan keyakinan penuh.

"Sebaiknya jangan terlalu dipikirkan, bukankah kita kesini untuk bersenang-senang." kata pemuda yang sedari tadi hanya diam merangkul pundak kedua sahabatnya dari belakang, dan berjalan bersama menuju wahana lain.

***

Malam hari, Winola mengajak Adira ke sebuah taman kota untuk umum yang mengelilingi tepian danau. Mereka duduk di bangku yang disediakan pihak taman dengan pemandangan pantulan cahaya lampu dan rembulan di air danau.

"Disinilah, tempat terakhir keluargaku masih bersama. Meskipun papa dan mamaku sibuk bekerja, awalnya mereka masih bisa meluangkan waktu libur untuk pergi bersama. Hingga akhirnya, hanya karena obsesi pada pekerjaan dan jabatan mereka sudah melupakan anaknya. Aku yang masih SMA, memilih tinggal sendiri di apartemen hadiah ulang tahunku karena tak tahan mendengar keributan setiap hari. Aku tidak banyak memiliki teman saat mereka tau orangtuaku bercerai." kata Winola menceritakan kisah hidupnya dan menyandarkan kepalanya ke pundak Adira.

"Tidak hanya kamu, semua orang pasti memiliki masalah dikehidupannya. Hanya saja kita harus membuktikan dan menghadapi masalah tersebut dengan dewasa. Aku sendiri tidak sehebat dan sekuat kamu, aku masih terus berusaha mencari jawaban dari pertanyaanku sejak kecil, walaupun aku ragu. Jadi lakukan apa yang menurutmu itu benar." kata Adira merangkul pundak Winola yang mulai terisak menangis.

Duarrr!!!! Duarr!!!

Suara kembang api memenuhi langit diatas danau, sebagai perayaan hari jadi taman itu dibuat. Winola yang sudah tau, sengaja mengajak Adira untuk menikmati pesta kembang api. Ia bangun dari posisi bersandar, menghapus air mata dan memperhatikan setiap keindahan cahaya dilangit malam.

Adira merasa senang, melihat Winola yang begitu kuat dengan kehidupannya meskipun jauh dari keluarga, ia pun menyeruput coffe latte yang dibelinya dijalan.

Tiba-tiba Winola memegang tangan kiri Adira, merasa aneh dengan genggaman sahabatnya ia melepaskannya dan mengalihkan suasana untuk berfoto dengan menunjukkan HP dari saku celananya.

"Mungkin lebih bagus jika membelakangi kembang api." ujar Adira berjalan kepagar pembatas tepi danau.

Winola yang menghampirinya mencoba berpose, Adira yang memegang HP mencari posisi yang bagus, mencoba tersenyum lebar untuk mengurangi hatinya yang canggung.

Tanpa disadari saat berpose wajah mereka berdekatan. Winola yang menatap wajah didepannya langsung mengecup pipi Adira tanpa komando.

Adira refleks memegang bekas kecupan Winola, terkejut dengan apa yang dilakukan sahabatnya. Jantungnya berdebar, bergejolak tidak tau apa yang sedang dirasakannya saat ini. Ia menatap Winola, dilihatnya wajah penuh penyesalan.

"Sebaiknya kita pulang." kata Adira dingin berjalan menuju parkiran, disusul Winola dari belakang.

Mereka pun pulang dengan diam seribu bahasa, tidak ada yang berbicara selama perjalanan pulang.

Episodes
1 Keberangkatan
2 Tujuan Tanpa Hasil
3 Pertemuan Dengan Winola
4 Penumpang Pertama
5 Gara-gara begal
6 Hutang Budi
7 Tak Terduga
8 Bersama Winola
9 Hanya Karena Hutang
10 Hari Yang Melelahkan
11 Sisi baik
12 Tertangkap
13 Teman Baru
14 Terikat
15 Udang Di Balik Batu
16 Pesta
17 Pesta II
18 Karma
19 Saat Ketertarikan Itu Ada
20 Teringat Kembali
21 Versus
22 Jelas dan Nyata
23 Semakin Dekat
24 Tempat Kembali
25 Kebiasaan Di Desa
26 Momen Langka
27 Karena Pasar Malam
28 Cemburu
29 Firasat
30 Kasus Winola
31 Awal Kebohongan
32 Deja vu
33 17 Tahun Yang Lalu
34 Suka Atau Cinta
35 Bertepuk Sebelah Tangan
36 Pengkhianatan
37 Jebakan Shafira
38 Kencan Pertama
39 Berlanjut
40 Balas Dendam
41 Sengaja
42 Kecelakaan
43 Sedikit Pengorbanan
44 Penggoda
45 Serangan Dimulai
46 Lari
47 Berburu Atau Diburu
48 Pembicaraan Terlama
49 Satu Hari
50 Dinner
51 Salah Paham
52 Kembali
53 Penculikan
54 Penculikan II
55 Tebusan
56 Kesempatan
57 Teror
58 Perjodohan Diwaktu Kecil
59 Keputusan Yang Diambil
60 Memulai Hubungan
61 Umpan
62 Waktu Yang Kurang Tepat
63 Pamit
64 Kunjungan Terakhir Di Panti
65 Momen Terakhir
66 Awal Perjalanan
67 Abnormal
68 Timbal Balik
69 Saudara Tiri
70 Terkejut
71 Yang Disembunyikan
72 Pertunangan Vincent - Winola
73 Cinta Yang Terbalaskan
74 Festival Halloween
75 Sabar Menunggu
76 Sosok Tersembunyi
77 Kedatangan Yang Ditunggu
78 Malam Pertama Yang Tertunda
79 Kejutan
80 Kedua Kalinya
81 Perasaan Yang Disimpan
82 Awal Perpisahan
83 Kesalahan Fatal
84 Memulai Hari Baru
85 Pertemuan Dengan Dom
86 Pembukaan Restoran
87 Rumah Sakit
88 Pencarian
89 Hari Yang Berat
90 Tidak Ada Tempat
91 Adik Yang Dewasa
92 Mencoba
93 Kejutan
94 Kerjasama
95 Menginginkan Kesempatan
96 Takut Jatuh Cinta Lagi
97 Kontrol Diri
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Keberangkatan
2
Tujuan Tanpa Hasil
3
Pertemuan Dengan Winola
4
Penumpang Pertama
5
Gara-gara begal
6
Hutang Budi
7
Tak Terduga
8
Bersama Winola
9
Hanya Karena Hutang
10
Hari Yang Melelahkan
11
Sisi baik
12
Tertangkap
13
Teman Baru
14
Terikat
15
Udang Di Balik Batu
16
Pesta
17
Pesta II
18
Karma
19
Saat Ketertarikan Itu Ada
20
Teringat Kembali
21
Versus
22
Jelas dan Nyata
23
Semakin Dekat
24
Tempat Kembali
25
Kebiasaan Di Desa
26
Momen Langka
27
Karena Pasar Malam
28
Cemburu
29
Firasat
30
Kasus Winola
31
Awal Kebohongan
32
Deja vu
33
17 Tahun Yang Lalu
34
Suka Atau Cinta
35
Bertepuk Sebelah Tangan
36
Pengkhianatan
37
Jebakan Shafira
38
Kencan Pertama
39
Berlanjut
40
Balas Dendam
41
Sengaja
42
Kecelakaan
43
Sedikit Pengorbanan
44
Penggoda
45
Serangan Dimulai
46
Lari
47
Berburu Atau Diburu
48
Pembicaraan Terlama
49
Satu Hari
50
Dinner
51
Salah Paham
52
Kembali
53
Penculikan
54
Penculikan II
55
Tebusan
56
Kesempatan
57
Teror
58
Perjodohan Diwaktu Kecil
59
Keputusan Yang Diambil
60
Memulai Hubungan
61
Umpan
62
Waktu Yang Kurang Tepat
63
Pamit
64
Kunjungan Terakhir Di Panti
65
Momen Terakhir
66
Awal Perjalanan
67
Abnormal
68
Timbal Balik
69
Saudara Tiri
70
Terkejut
71
Yang Disembunyikan
72
Pertunangan Vincent - Winola
73
Cinta Yang Terbalaskan
74
Festival Halloween
75
Sabar Menunggu
76
Sosok Tersembunyi
77
Kedatangan Yang Ditunggu
78
Malam Pertama Yang Tertunda
79
Kejutan
80
Kedua Kalinya
81
Perasaan Yang Disimpan
82
Awal Perpisahan
83
Kesalahan Fatal
84
Memulai Hari Baru
85
Pertemuan Dengan Dom
86
Pembukaan Restoran
87
Rumah Sakit
88
Pencarian
89
Hari Yang Berat
90
Tidak Ada Tempat
91
Adik Yang Dewasa
92
Mencoba
93
Kejutan
94
Kerjasama
95
Menginginkan Kesempatan
96
Takut Jatuh Cinta Lagi
97
Kontrol Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!