Sore hari...
Di trotoar seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang bergelombang menggunakan mini dress berwarna putih berjalan menuju mobil yg terparkir dibahu jalan. Tiba-tiba berteriak saat tasnya ditarik paksa oleh seorang laki-laki bertampang preman. " jambrettt.... jambrettt...."
Adira yg tak jauh dari lokasi, melihat si preman berlari ke arahnya. Ia menjulurkan kakinya saat si preman berada di depannya. Alhasil, si preman jatuh tertelungkup dan meringis kesakitan berusaha bangun agar tak dikejar banyak orang. Dengan cepat Adira merebut tas yg dipegang si preman, tapi mendapat perlawanan bahkan pukulan dari si preman. Adira dengan mudah mengelak, menendang bagian perut preman hingga terjengkang mundur kebelakang.
"Sial!!! Awas kau ya? Jika bertemu lagi kau takkan selamat!!!" ancam si preman merelakan hasil jambret, lalu pergi sebelum dikeroyok banyak orang.
"Kau tidak apa-apa?" tanya seorang gadis cantik dibelakang Adira.
"Ini benarkan tasmu?" tanya Adira balik menyerahkan tas selempang berwarna merah tua pada gadis didepannya
"Maaf nona, ini tasnya?" kata Adira mengejutkan gadis yang sedang melamun.
"Ah iya, benar itu tas milikku." ucap gadis tersebut terbata-bata menerima tasnya kembali dari tangan Adira.
Adira melanjutkan perjalanan menuju hotel karena terpaksa tak bisa mendapatkan kamar kost sesuai prediksinya. Tanpa ia sadari, gadis yang ditolongnya masih mematung memperhatikannya dari belakang dan tersenyum kecil.
***
Keesokan hari, Adira keluar hotel untuk mencari kostn yang murah. Dengan info dari forum jual beli properti, ia menemukan beberapa yang harus disurvei. Selesai melihat semua tempat kost, Adira duduk di dekat penjual bubur setelah memesan 1 porsi untuknya. Ia mengutak-atik Hp nya bingung memutuskan tempat mana yg akan dia sewa.
"Hai." sapa seorang gadis berdiri didepannya, membuat Adira mendongak ke atas.
"Boleh aku duduk disebelah mu?" tanya gadis tersebut kemudian langsung duduk karena tak mendapat respon dari Adira yg kembali menatap hp nya.
"Kenalkan namaku Winola."ucap gadis tersebut mengulurkan tangan kanannya
" Adira." kata Adira sambil menyambut jabat tangan dari gadis yang ia tolong kemarin dan langsung menarik tangannya.
" Ini buburnya mas." ucap tukang bubur memberikan semangkok bubur komplit pada Adira.
Adira pun melahap buburnya tanpa mempedulikan gadis disebelahnya. Meskipun Winola sejak tadi tersenyum manis, melihat orang didepannya telah menyelamatkan tas berharganya kemarin.
"Apa kamu tidak capek tersenyum terus sedari tadi." tanya Adira yang merasa risih melupakan masalahnya untuk sejenak.
"Aku cuma mau mengucapkan banyak terimakasih, karena kemarin aku tak sempat mengucapkannya setelah kau menolongku." jawab Winola, memberi tau alasannya ia menemui Adira
"Lalu... " ketus Adira
"A-aku ingin mengajakmu makan sebagai tanda terimakasih." ucap Winola yang gugup menyadari kata-kata yang terlontar dari mulutnya.
"Kamu sudah lihat kan, aku sedang apa?" lanjut Adira menghabiskan sisa buburnya yang tinggal beberapa sendok.
"Mungkin ada yang bisa aku bantu, sebagai tanda terimakasih. Aku sudah cukup lama disini jadi tau keadaan dikota besar." ucap Winola yang yakin Adira adalah orang baru di ibukota.
"Baiklah, jika kau bisa, tolong bantu aku mencari kost atau kontrakan dengan harga murah dan dekat dengan akses jalan raya." kata Adira setelah memikirkan sejenak keinginannya, bangkit dari duduknya untuk membayar bubur.
"Terimakasih..." seru Winola refleks memeluk Adira dari belakang.
"Beruntung punya pacar cantik ya mas?" ucap tukang bubur yang tersenyum saat memberikan kembalian, membuat Winola melepas pelukannya.
Adira hanya tersenyum sinis tak mau menanggapi lebih lanjut. Akhirnya, mereka berdua berkeliling dengan mobil Winola mencari tempat tinggal dengan harga sewa murah, dan tidak terlalu ramai. Setelah beberapa tempat rekomendasi sudah dikunjungi semua, Adira masih merasa kurang cocok karena harga sewa yang terlalu mahal.
Akhirnya Winola mengarahkan mobilnya menuju sebuah bangunan apartemen. Sesampainya disana, Winola keluar dari mobil diikuti Adira yang masih bingung.
"Kita mau kemana?" tanya Adira yang masih bingung.
"Ikuti saja." jawab Winola datar, merasa kesal karena bantuannya tak membuahkan hasil.
Mereka menaiki lift menuju lantai 3, dan menuju sebuah kamar. Winola menekan tombol pasworde pintu pun terbuka, lalu menyuruh Adira masuk.
Apa benar dia wanita baik-baik? Tiba-tiba mendekatiku dan ingin membantu. Untuk apa aku dibawa ke sebuah apartemen? Apa aku akan dijual atau diambil organ dalamnya. Biasanya sindikat penculikan terlihat seperti orang baik-baik, pikir Adira.
"Kenapa cuma berdiri saja dipintu, masuk dan duduklah disofa!!! Akan ku buatkan minuman yang cocok untukmu." perintah Winola menatap kesal Adira yang masih mematung di pintu masuk.
Terlihat Winola yang begitu berbeda, Adira tak bisa kabur begitu saja. Ia berpura-pura mengikuti kehendak gadis yang baru dikenalnya, tetapi masih dengan penuh kewaspadaan.
Adira menaruh ransel dan mengintip Winola di dapur dari tempat duduknya. Dilihatnya sedang memegang pisau besar yang sedang diasah.
Astaga, benarkah kecurigaanku. Dia adalah penculik atau pembunuh, dan aku akan menjadi korbannya? Bagaimana ini????? Ayahh... inikah kejahatan di kota besar yang ayah maksud? teriak Adira dalam hati mencari-cari kamera yang tersembunyi.
Keringat dingin mengucur di dahi Adira, meski dirinya bisa bela diri, bukan berarti dengan mudah melawan komplotan penjahat.
------
Hallo guys, terimakasih ya sudah sabar membaca sampai episode ini. Harap maklum ya jika banyak yang salah atau kurang sinkron, dikarenakan gugup dengan tulisan pertama. Jadi, jangan sungkan untuk like, kritik dan komentarnya. 😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Titu Tuti
lanjut thor
2021-01-18
0
Joanne March⚘
winola benar-benar mencurigakan🤔
2020-10-22
0