Bab. 17.

“Di situ ada lima ekor anjiiing penjaga kebun, nanti aku kenalkan kalian pada mereka.” ucap Pak Kades sambil membuka pintu mobil.

“Haduh bagaimana kalau guk guk itu nanti menerkam kami Pak Kades? Kami kan kurus kurus nanti dikira ada tulang tulang makanan mereka datang ...” saut Dealova semakin terlihat panik.

“Ha... ha... ha... tidak Gina, mereka bisa membedakan mana orang baik dan orang jahat.. kamu sekarang kok malah lucu ha... ha... ha...” ucap Pak Kades melangkah turun sambil tertawa dan cepat cepat melangkah menuju ke pintu pagar..

Di saat pintu pagar sedang dibuka..

GUKK GUKKKKK GGGUUUUKKKK

GGGUUUUKKKK

GGGUUUKKKKK

GGGUUUUKKKK

“Diam jangan berisik.. dan jangan keluar!” Ucap Pak Kades dengan keras.. anjiing anjiing yang besar besar itu pun diam dan ekor nya bergerak gerak ke kiri dan ke kanan, kipat kipit.. lalu berjalan menepi dari pintu pagar..

“Ma.. aku takut Ma...” ucap lirih Anjel sambil menempel nempel di tubuh kurus Sang Mama..

“Atut.. Ma... atu atut guk guk.. “ suara lirih Jendro pula yang langsung memeluk dan minta dipangku Sang Mama.

“Tidak usah takut, kita di dalam mobil dan guk guk nya sepertinya nurut nurut.” Ucap Dealova yang mau tak mau memangku Jendro dan memeluk tubuh mungil Anjel dari samping.

“Iya Njel , Ndro tidak usah takut.. aku malah ingin berteman dengan guk guk itu..” ucap Kakak Antony sambil menoleh ke arah kedua adiknya..

“Iya jangan takut.. mereka baik pada orang orang baik..” ucap Pak Kades yang sudah membuka pintu mobil mendengar ucapan Antony..

Pak Kades segera masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil masuk ke dalam kebun..

Mobil berjalan pelan pelan .. di saat mobil sudah masuk pintu pagar.. Anjiiing anjiiiing itu terlihat mendekati pintu pagar dan mendorong pintu pagar dengan moncong mereka hingga pintu pagar itu tertutup rapat kembali.

“Wah pintar sekali mereka..” ucap Antony yang masih menoleh melihat ke lima anjiiing yang kini keempat anjiiing itu mengikuti mobil Pak Kades, sedang yang satu tetap tinggal di dekat pintu pagar..

Mobil terus berjalan di atas jalan tanah padat yang ditumbuhi rumput rumput liar pendek.. Di kanan kiri jalan terlihat tanaman kopi yang sedang berbuah lebat dan pohon cengkeh. Di sela sela nya tanaman tanaman kopi ada pohon gamal yang tidak dipangkas dan sedang berbunga.. pohon gamal itu digunakan untuk peneduh pohon pohon kopi.

Pak Kades membuka kaca jendela mobil.. udara segar masuk ke dalam mobil.. udara di tempat itu terasa lebih segar dan sejuk..

Mobil terus berjalan pelan pelan dan setelah melewati tanaman kopi dan pohon cengkeh kini berganti di kanan kiri ada tanaman shorgum, jagung dan ketela pohon.. Tanaman tanaman shorgum itu sedang berbuah lebat pula.. biji hiji nya terlihat bernas bernas.. tanaman tanaman jagung pun juga sudah berbuah tampak nya sudah siap panen.

“Itu... itu... itu... “ ucap Dealova sambil menunjuk tanaman shorgum, dia teringat akan lukisan Nenek Buyut nya.

“Aku pernah lihat itu!” ucap Dealova lagi agak keras..

“Ini dulu kan tanah milik orang tua kamu itu Gina, terus aku beli. Mungkin kamu dulu pernah datang ke sini.” Ucap Pak Kades sambil terus menjalankan mobilnya pelan pelan. Lahan yang ditanami shorgum, jagung dan ketela lumayan luas, masih ada juga beberapa pohon gamal yang sedang berbunga dj antara tanaman tanaman itu.

Dan sesaat kemudian terlihat sebuah rumah panggung yang terbuat dari kayu yang kokoh.. mobil pun berhenti tidak jauh dari rumah panggung itu..

“Itu rumah yang akan kalian tempati.. aman dari binatang binatang buas, bawa turun barang barang kalian .” ucap Pak Kades sambil membuka pintu mobil. Kakak Antony pun cepat cepat turun dari mobil sambil membawa barang barang nya..

“Ma, aku masih takut..” suara imut Anjel tampak enggan untuk turun..

“Ayo turun, kita ikuti Pak Kades, lebih baik di sini dari pada ikut orang mabok dan malas.” Ucap Dealova sambil membuka pintu mobil, dia menggendong Jendro dan segera turun dari mobil.. Anjel pun mau tak mau ikut turun dan terus menempel di tubuh kurus Sang Mama, satu tangan Dealova pun membawa barang yang dibungkus kain. Sedang tangan mungil Anjel membawa barang belanjaan dari toko kemarin.

Anjiiing anjiiing pun ekor nya masih bergerak gerak ke kiri dan ke kanan kipat kipit dan terus mengikuti mereka dengan jinak..

Sesaat kedua mata Dealova melotot lagi saat melihat satu sudut pandang yang menampilkan pemandangan sangat indah.. di seberang jauh sana tampak air terjun yang masih sangat alami di antara pohon pohon yang lebat...

“Itu air terjun itu sama!” teriak Dealova sambil terus menatap air terjun di seberang sana, Dealova masih teringat akan lukisan Nenek Buyut nya

“Iya Gin itu tetap sama sejak dulu, setiap kepala desa terpilih harus menjaga kelestarian hutan dan air terjun itu. Dulu kamu sering ke sini dengan Nenek dan ibu kamu ya..” ucap Pak Kades sambil terus melangkah menuju ke tangga rumah panggung.

“Sama seperti di lukisan Nenek buyut.. jiwa ku masuk ke dalam alam lukisan itu...” gumam Dealova di dalam hati dan masih menatap sudut pandang itu dengan terbengong bengong.

“Ayo masuk, taruh barang barang kamu di dalam. Kalau aku sedang pusing karena banyaknya masalah pekerjaan , aku dan istri ku istirahat di sini. Tempat di sini sangat tenang..” ucap Pak Kades sambil terus melangkah menuju ke rumah panggung yang cukup tinggi itu.. di kolong di bawah rumah panggung itu dipakai untuk garasi, di situ ada sepeda dan satu buah mobil box, dan ada beberapa alat alat pertanian, angkong alias gerobak dorong pun ada di kolong rumah panggung itu.

“Dulu ada Pak Silas yang menjaga dan mengurus kebun ini.. tetapi dia kan sudah meninggal beberapa minggu lalu, aku belum mendapatkan penggantinya. Pak Dokter membawa kamu dan anak anak kamu ya sudah lebih baik kamu tinggal dan kerja di sini. Kamu kan sudah biasa mengerjakan lahan suami kamu..” ucap Pak Kades sambil terus melangkah..

“Waduh apa aku bisa ya.. bisa ku kan baru memanen singkong, pisang dan pepaya.. kalau menanam dan merawat sampai menghasilkan apa aku bisa ya...” gumam Dealova di dalam hati dan sudah mulai melangkah mengikuti Pak Kedes.

“Ma, itu sepeda nya nanti aku diajari ya Ma, di jalan di kebun dulu ya Ma..” ucap Antony yang melangkah di belakang Sang Mama.

“Iya, tapi kamu besok ajari aku menanam nanam ya.. aku kok sudah lupa cara menanam. Ingat nya hanya memanen saja.” Bisik Dealova sambil nyengir kuda.. Sedangkan Kakak Antony tangan kirinya menepuk jidatnya sendiri sementara tangan kanan masih di dada memegang ujung karung yang dipanggulnya.

“Mama.. Mama...” gumam Kakak Antony yang heran karena Sang Mama lupa cara menanam..

Terpopuler

Comments

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

ya jelas org dealova hidup serba enak taunya kanvas dan kuas
suruh nanam yo ra iso iso2
mlh telo di tndur dudu bongole alhasil bosok.. 🤣🤣🤣😭

2025-03-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!