“Itu Papa Ma.. panggil panggil nama Mama.. nama Mama kan Regina.. kenapa Mama lupa nama Mama sendiri...” suara imut Anjel yang juga terbangun..
“Haaaaissssttt..” teriak Dealova setelah sadar seratus persen.
“Ayo kita hadapi laki laki biadab itu!” ucap Dealova dan cepat cepat bangkit..
“Iya Ma.. aku siap berteriak teriak dengan kencang.. aku tadi kan sudah makan kenyang pasti suaraku akan lebih kencang.. aku coba ya...” suara imut Anjel penuh semangat dan cepat cepat juga bangkit..
“PAPAAAAAAAAA.... TUUUUUNNNNGGGGGGGUUUUUUUUUU.” Teriak Anjel dengan sangat lantang..
“Ma.... Ma.... Ma... sik... sik... Njel.. sik... sik...” celoteh Jendro yang juga sudah terbangun.
“Telingaku sampai berdengung karena mendengar suara kamu Anjel...” ucap Dealova sambil menutup kedua telinga nya.. dan terus melangkah keluar kamar menuju ke pintu depan.
Dan saat pintu sudah dibuka...
“Sate mana sate? Kalian tadi beli sate kan?” ucap Yudas laki laki tidak berguna yang sangat menyebalkan.
“Sudah habis, kalau kamu mau sate ya sana beli sendiri!” ucap Dealova dengan santai.
“Kurang ajar benar kamu sekarang sudah berani sekali kamu melawan aku!” teriak Yudas sambil mengangkat tangannya kuat kuat siap menampar tubuh perempuan kurus istrinya.. Dengan sekuat tenaga dia ayunkan tangan kekar nya ke arah tubuh perempuan kurus itu...
akan tetapi tiba tiba..
BRRUUKK
Yudas limbung dan tubuhnya menabrak dinding kayu.. karena Dealova sukses menghindar dari tamparan laki laki tidak berguna itu.
“Kamu itu yang kurang ajar, laki laki malas tidak mau kerja dan suka nya menyiksa perempuan dan anak anak. Mana perhiasanku hah! Kembalikan sekarang juga! Mana uang uang yang sudah kamu ambil untuk mabok mabok an dan berjudi.” Teriak Dealova dengan berani.
“Dasar perempuan tidak tahu diri! Aku sudah tertipu punya istri kamu itu! Aku kira kamu anak orang kaya ternyata kamu tidak punya apa apa dan anak tiri yang dibuang!” teriak Yudas penuh emosi.
“Sudah untung kamu tidak aku cerai dan aku gratiskan tinggal di sini! Kamu masih mau ngelunjak hah! Kamu kan sudah setuju untuk bekerja hah! Kenapa sekarang kamu melawan?” teriak Yudas lagi sambil menatap tajam ke arah perempuan kurus itu yang kini ekspresi wajah terlihat sangat berbeda.
“Kalau kamu tidak mau silakan kamu berempat pergi dari rumahku ini!” teriak Yudas sambil telunjuk nya menunjuk ke arah pintu depan.
“Okey okey kami akan pergi dari rumah ini!” ucap Dealova santai
“Mama... kita mau ke mana Ma? Nenek pasti tidak mau menerima kita, Mama tidak punya saudara lagi...” ucap Kakak Antony tampak panik dan bingung.
“Pergi kalian sekarang juga, tidak ada gunakan kalian di sini kalau sudah berani melawan aku!” teriak Yudas lagi dengan sangat keras
“Aku dan anak anak akan pergi besok pagi!” ucap Dealova dengan lantang.
“Tidak bisa! sekarang juga kalian angkat kaki!” teriak Yudas penuh emosi. Benar Benar tidak menyangka istrinya yang dulu patuh dan takut pada nya kini menjadi sangat berani pada dirinya.
“Cepat pergi! Atau mau kalian aku bakar hidup hidup! Kalian berempat akan aku jadikan sate!” teriak Yudas lagi sambil menatap perempuan kurus itu dan ketiga anaknya yang juga sudah keluar dari kamar mereka.
“Mama... mama.. huuuaaa... huuuaaa... huuuaaa... takut Ma...” tangis Anjel dengan keras karena takut dibakar dijadikan sate oleh Papa nya.
“Huuuaaa..... huuuuaaaa... huuuaaa....” tangis Jendro dan berlari sempoyongan menubruk Sang Mama untuk minta digendong.
“Okey aku dan anak anak pergi malam ini juga!” teriak Dealova dengan suara lantang sambil menggendong tubuh mungil Jendro.
“Ayo kita kemas barang barang kita!” ucap Dealova pada kedua anaknya..
Kakak Antony tampak menggandeng tangan Anjel yang masih menangis kencang, mereka lalu melangkah ke kamar untuk mengemas barang barang nya.
Dengan penerangan lampu pelita. Kakak Antony meringkasi semua buku buku dan peralatan sekolah nya tidak lupa seragam sekolah dan satu pasang sepatu yang akan dia pakai kalau ada acara penting di sekolah, sepatu itu tidak dia pakai setiap hari agar tidak cepat rusak. Sedangkan Anjel meringkas baju baju yang menurutnya paling bagus, juga barang barang belanja Sang Mama tadi, karena baginya sabun mandi, pasta gigi hand body dan jajanan snack kemasan adalah barang mewah ..
Setelah selesai berkemas semua barang barang yang dibungkusi oleh kain kain lusuh dan karung karena tidak ada travel bag, mereka berempat keluar dari rumah tanpa pamit. Dealova menggendong Jendro dan kedua tangannya membawa barang barang yang agak berat. Anjel pun membawa baju baju nya dan barang belanjaan yang ringan yang dia tutup rapat agar tidak dilihat oleh Papa nya. Kakak Antony membawa beras yang tadi di beli dan barang barang nya dia panggul di punggung, tangan kanan nya membawa senter baru nya yang masih dia sembunyikan di balik bajunya. Untung Sang Papa tidak melihat nya kalau melihat bisa bisa diminta nya.
“Sombong sekali kamu sekarang Gina! Mau ke mana kalian pergi paling juga cuma pergi di kebun belakang, kemah di situ dan masih juga mencuri hasil kebun pekarangan ku! Benar benar kurang ajar mencuri hasil kebun buat makan sendiri suami tidak diberi!” teriak Yudas laki laki suami Regina Jelita itu.. lalu menutup pintu rumah dengan rapat.
“Ma kita ke mana? Apa benar yang dikata Papa kita mau kemah di kebun belakang?” suara lirih Anjel yang berjalan di samping Dealova.
“Tidak ayo cepat kita ke jalan, Kakak nyalakan senter nya.” Ucap Dealova
“Apa kita mau pergi ke hutan Ma, tempat yang belum dimiliki orang, tapi banyak binatang liar di hutan Ma.” Ucap Kakak Antony sambil menerangi jalan dengan senter nya..
“Ikuti Aku saja..” ucap Dealova sambil terus melangkah... kini mereka sudah melewati jalan yang berbatu. meskipun sudah disinari oleh lampu senter beberapa kali kaki laki mereka terantuk batu. Mungkin karena mata mengantuk dan membawa barang barang yang berat. Anjel dan Dealova pun sampai sempat nyaris akan terjatuh.
“Kakak kasih terang jalan di depanku, jempol ku sakit terantuk batu, mungkin berdarah ini...” suara imut Anjel menahan rasa sakit.
“Iya sabar nanti diobati kalau sudah sampai, kaki ku juga sakit..” ucap Dealova sambil terus melangkah..
“Ini barang berat juga sih Ma.. jadi kakiku tersandung sandung batu..” suara imut Anjel lagi.
“Apa sini kakak bawa kamu yang bawa senter nya..” ucap Kakak Antony tidak tega melihat Anjel yang sudah kesakitan dan keberatan bawa barang barang nya.. Kakak Antony yang sudah memanggul berat itu pun akhirnya membawakan barang barang Anjel dan Anjel yang membawa senter, sedangkan Jendro sudah kembali tertidur di gendongan Dealova..
Sesaat mereka bertiga mendengar suara langkah kaki di belakang mereka. Jantung ketiga nya pun berdebar lebih kencang..
“Ma.. takut..” bisik lirih Anjel ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
ayo Njel kekuatan kamu tu di suara, makan ketela doang aja udh kenceng apalgi abis makan gulai sama sate /Determined/
2025-03-28
4
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
bawa2in semua bahan pangan, kalo bisa tinggalkan kayu2an aja di rumah itu, biar kalo lapar si Yudas bisa gerigitin dikit2 /Proud//Sleep/
2025-03-28
1
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hadehhh kasihan yaaa
kira2 cerai g sih mg aja lgsg cerai
2025-03-29
1