“Ma.. Papa mabok lagi aku takut Ma.. “ ucap anak perempuan dan segera berlari mendekati Sang Mama
“Ma.. den dong atut..... “ ucap anak laki laki terkecil sambil menempel ke tubuh Mamanya dan dua tangan mungilnya terulur ekspresi wajahnya terlihat sangat ketakutan.
Dealova pun cepat cepat meraih tubuh mungil itu namun tiba tiba..
BRRRUUUUUKKKKK
Tubuh perempuan kurus itu terjatuh dan terduduk di tanah sambil memangku tubuh mungil anak laki laki terkecil..
“Adddduuuuuhhhhhhh pantat ku sakit sekali! Remuk tulangku!” Teriak Dealova yang merasa tulang di pantatnya terasa sangat sakit.
“Ya ampunnnn tubuhku lemah sekali gendong anak kecil kurus saja tidak kuat.” Gumam Dealova di dalam hati.
“Sini Kakak gendong Mama masih lapar belum kuat menggendong kamu.” Ucap anak laki laki terbesar dan segera menggendong adik bungsu nya.
Sedangkan laki laki dewasa yang mabok terus melangkah dan menatap mereka berempat dengan tatapan nyalang, kedua matanya tampak memerah sangat menakutkan. Lalu mulut nya yang berbau alkohol sangat menyengat terbuka lebar...
“Ha... ha... ha... panen .. panen semua ketela dan jual semua! Uang nya kasih aku buat beli arak dan judi ha....ha... ha.... ha... ha...” suara nya sambil tertawa terbahak bahak.. dan terus melangkah menuju ke rumah papan kayu mereka.
“Ya Allah laki laki seperti itu suami tubuh perempuan yang aku tempati sekarang.. hiks.. hiks..hiks berarti itu suamiku hiks.. hiks.. hiks..” Gumam Dealova di dalam hati dan terisak isak menangis.
“Kurang ajar sekali orang itu! Awas saja aku tidak mau kalau disuruh suruh kalau dia mau menghajar aku, aku akan melawannya.. aku harus makan yang banyak agar kuat.” Gumam Dealova di dalam hati lagi dan berhenti isakan tangisnya karena melihat dua anak kecil itu sudah kembali mencabuti tanaman ketela pohon.
Dealova melihat anak perempuan yang kurus itu terus mencabut tanaman ketela pohon, meskipun tubuhnya kurus tapi terlihat kuat dan terampil mencabut tanaman ketela itu. Anak laki laki yang besar pun sambil menggendong adiknya juga terampil mencabut tanaman ketela dan membersihkan dari tanah..
“Padahal aslinya mereka manis manis hidung mereka mancung mancung wajah oval dan bibir manis...sayang sekali mereka sangat kurus dan tidak terawat. “ gumam Dealova di dalam hati sambil mengamati wajah ketiga anak itu.
“Ma, sudah apa cabut lagi? Jangan dipanen semua dulu ya Ma, nanti uangnya cuma diminta Papa buat mabok dan judi, kalau ketela habis kita tidak bisa makan Ma.. kita minta ke Nenek belum tentu diberi.” Ucap anak laki laki terbesar.
“Nenek? Siapa lagi Nenek kok anak itu bilang minta ke Nenek tidak diberi apa Nenek Lampir? Nenek sihir yang jahat?” Gumam Dealova di dalam hati sambil membantu membersihkan ketela pohon.
“Ma, sudah ya.. sudah banyak ini, cukup buat makan kita.” Ucap anak laki laki terbesar itu lagi sambil bangkit berdiri.
“Iya cukup.” Ucap Dealova yang melihat sudah cukup banyak ketela yang dipanen.
“Ayo Njel sudah.. kamu bawa yang banyak bawa ke dapur. Tidak usah takut Papa pasti tidur karena mabok.”
“Iya Kak, Jendro juga suruh jalan sendiri biar Kakak juga bisa bawa banyak..”
Sesaat mereka berempat mendengar suara keras seorang perempuan di jalan..
“Gina... Gina... bodoh nya kamu itu! Kamu dan anak anak mu kurus kering tiap hari makan singkong kosong! Lihat itu Mamak kamu Nenek nya anak anak kamu sedang berpesta ria menyembelih sapi yang mau mati karena digigit ular.” Ucap seorang perempuan yang berdiri di jalan menatap mereka berempat.
“Wah Nenek pesta Kak, ayo kita ke sana Kak, enak banyak masakan daging enak enak.”
“Iya datang ke sana lah Njel, tadi aku lihat banyak orang membantu nya. Kamu tidak disuruh membantu Gin?” Ucap perempuan di jalan itu dengan suara keras dan selanjutnya melangkah pergi.
Dealova terlihat masih duduk jongkok bengong tidak tahu harus menjawab apa, tubuhnya masih terasa lemah dan perut nya masih keroncongan apa lagi mendengar masakan daging enak enak.
“Tapi kita datang belum tentu juga dikasih Njel.” Ucap Anak laki laki terbesar di kedua tangannya sudah membawa banyak ketela pohon.
“Kita coba saja Kak, siapa tahu karena banyak dagingnya kita dikasih.. Nanti sore kita ke sana ya Ma ya.. aku sudah sangat ingin makan daging sudah lama sekali Ma kita tidak makan daging..”
“Ah lama apa Njel, beberapa hari lalu aku kasih kamu katak bakar itu kan juga daging..”
“He... he.. he.. beda Kak daging sapi dan daging katak bakar. Nanti kita ke rumah Nenek ya Ma..”
“Iya nanti kita ke sana.” Ucap Dealova yang ingin tahu lebih banyak tentang dirinya sekarang ini.
“Mosok Nenek tidak memberi ke cucu nya. Mama dan Papa saja lebih sayang ke cucu cucu nya dari pada ke aku..” Gumam Dealova di dalam hati yang teringat akan Mama dan Papa nya.
Mereka terus melangkah masuk. Dealova juga membawa ketela pohon dan satu tangannya menggandeng tangan anak laki laki terkecil..
“Mam....mam.... mammm... “ celoteh nya sambil melangkah di samping Dealova yang sudah berubah wujud menjadi perempuan kurus kering yang memiliki tiga orang anak dan suami berkulit hitam, kasar tukang judi dan tukang mabok.
Dealova melihat sosok laki laki tergelatak di atas lantai tanah tanpa tikar kedua matanya terpejam dan mulut nya mendengkur dengan suara sangat keras, aroma alhokol masih menyengat dari mulutnya.
“Lebih baik memang pergi ke rumah Nenek setelah makan singkong dari pada melihat laki laki itu.. hi....” Gumam Dealova di dalam hati, dia begidik ngeri membayangkan jika dia harus berdekatan dengan laki laki itu.
Kedua anak kecil itu sudah lebih dulu sampai di dapur. Anak perempuan bernama Anjel itu terlihat sudah pintar menata ranting ranting di tungku sedangkan yang anak laki laki sulung sibuk memotong motong ketela pohon dengan pisau.. dan mengupasnya.
“Mama mungkin kepala nya sakit karena dihajar Papa, dia terlihat masih bingung bingung besok pagi kamu ajak ke puskesmas Njel, aku kan sekolah..” ucap anak laki laki itu sambil terus mengupas ketela pohon.
“Iya Kak, kasihan Mama selalu dihajar Papa kalau salah dan tidak punya uang, kepalanya mungkin sangat pusing biar besok dikasih obat Pak Dokter yang tampan idola Kakak itu.” Ucap Anjel lirih takut jika Papanya yang tidur mendengar suaranya.
Dealova masuk ke dalam dapur yang kecil itu, tidak banyak peralatan dapur di tempat itu hanya tungku kayu bakar, beberapa panci, ceret tempat merebus air dan alat penggorengan yang kecil. Ada drum kaleng besar di pojok dapur itu tempat untuk menyimpan air.
“Sini Kak, aku bantu mana pisau yang lain, biar lebih cepat dan kita segera ke rumah Nenek, sebelum laki laki mabok itu bangun. Kita makan kenyang dulu di sini kalau nanti kita tidak diberi daging perut kita tidak berbunyi dan kita tidak terlalu kecewa karena perut sudah kenyang.” Ucap Dealova , anak laki laki terbesar itu pun memberikan pisau yang dia pegang dan dia bangkit berdiri untuk mengambil pisau yang lain.
Dan benar setelah ketela pohon rebus sudah masak, mereka berempat makan dengan lahap. Dealova menyuruh menghabiskan semua ketela yang sudah direbus, dia pun makan begitu banyak hingga ketiga anak kecil itu terheran heran dengan perubahan tingkah laku Mama mereka. Biasanya Sang Mama hanya makan sedikit dan menyisihkan banyak buat Papanya kini malah melarang menyisakan ketela buat Papanya.
“Kalau laki laki mabok itu lapar biar cari dan buat makanan sendiri. Ayo kita sekarang ke rumah Nenek. Kakak yang di depan, aku gendong Jendro aku sudah kuat sekarang.” Ucap Dealova yang sudah mulai tahu nama dua anak kecil itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
ya jelas beda dong orang sekarang bukan mama mu asli udh beda dia jiwanya
lihat aja ntar perubahan nya oasti nnti kmu2 akan gemuk2 di asuh nua laki2 lucnut akan di hajar balik
2025-03-26
2
YuniSetyowati 1999
Ayo semangat Deal.
2025-03-27
1