“Kita lawan copet nya sambil kita teriak teriak, Anjel kan sangat keras suara nya.” Ucap Dealova santai. Kakak Antony pun kembali tenang dan duduk sambil melipat tangannya di atas meja sambil menatap kerupuk di dalam kaleng.
“Iya Ma, aku akan teriak keras kalau ada orang mau menyakiti Mama. Ma besok kita panen lagi ya, kita jual ke rumah Pak Dokter lagi.” Suara imut Anjel sambil menoleh ke arah Mama nya..
“Iya...” ucap Dealova..
Sesaat kemudian..
“Es... es.. es... es...” celoteh Jendro saat melihat pelayan membawa nampan berisi empat gelas besar berisi es jeruk yang tampak segar. Dia menaruh di depan empat orang itu. Tangan mungil Anjel langsung meraih gelas itu dan meminum es jeruk itu dari sedotan..
“Ma... ma.. Ma... ma .. es.. es...” celoteh Jendro sudah tidak sabar untuk meminum es jeruk itu. Dealova pun membantu mengangkat gelas dan didekatkan ke mulut mungil Jendro..
SRRRRUUUUUUTTTTTTT
Jendro menyedot kuat kuat es jeruk yang sangat segar itu..
“Jangan banyak-banyak minum nanti kalian kenyang air saja.” Ucap Dealova ..
Dan tidak lama kemudian seorang pelayan membawa nampan besar di atas nampan ada tiga piring nasi dan dua mangkok gulai yang tampak mengepul asap nya mengeluarkan aroma gulai yang sangat lezat..
CLEGUK
Angel yang begitu ingin gulai sejak di rumah Nenek menelan air liur nya yang sudah ke luar, wajah mungilnya mendongak menatap mangkok gulai yang dipegang pelayan dan di taruh di depan Dealova..
“Ma.. aku mau gulai..” ucap Anjel tidak sabar.. apalagi saat sudah melihat gulai yang tampilannya tampaknya sangat lezat dengan taburan bawang goreng.
“Iya sabar..” ucap Dealova . Pelayan pun menaruh satu mangkok gulai lagi di depan Anjel.. lalu menaruh piring piring yang berisi nasi di depan Dealova, Anjel dan Kakak.
“Ma aku Cuma makan nasi saja?” tanya Kakak karena di depannya hanya ada nasi putih saja.
“Itu gulai buat Kakak dan Anjel. Nanti sate nya kalau sudah matang juga buat berdua. Aku berdua sama Jendro.” Ucap Dealova yang mulai menyendok gulai di taruh ke nasi dan disuapkan pada Jendro..
“Ooo iya iya Ma.. ayo Njel kita bagi dua.” Ucap Kakak lalu membagi dua gulai itu di piring nasi dia dan adiknya.
Mereka berempat menikmati makan nasi gulai yang lezat itu, dan tidak lama kemudian dua piring sate bakar pun juga sudah tersaji di atas meja..
“Ma, apa harus kita habiskan ya? Kan kita harus bayar ini semua?” Tanya Kakak yang wajah nya terlihat berkeringat karena makan makan panas juga udara di warung itu panas meskipun ada kipas angin berputar putar.
“Kalau habis ya dihahiskan kalau tidak habis kita bungkus kita bawa pulang.” Ucap Dealova sambil mencomot satu tusuk sate dia lepas daging dengan garpu dan dia coba makan..
“Hmmm empuk ini, Jendro bisa makan juga..” ucap Dealova lalu menyuapi Jendro lagi. Jendro pun makan dengan sangat lahap.
Kakak Antony dan Anjel pun segera mencomot satu tusuk sate dan langsung..
HAP
“Enak Ma, ini aku lima dan Anjel lima ya Ma..” ucap Kakak setelah merasakan enaknya sate bakar di warung itu.
“Iya, Ini aku sama Jendro tapi Jendro pasti dua tusuk saja sudah kenyang he... he...he...” ucap Dealova sambil tertawa kecil.. Mereka berempat terus menikmati makanan itu, hingga habis dan perut mereka sangat kenyang sekali.
Hari pun kini telah menjadi gelap karena matahari telah sembunyi di peraduan nya.. Warung makan itu pun telah menyalakan lampu. Setelah membayar lunas Dealova dan ke tiga anak itu pulang.
Saat melewati toko serba ada di dekat pasar Dealova mampir untuk membeli senter, dan beberapa kebutuhan rumah tangga, sabun, hand body, sampo, beras, gula, minyak, telur dan snack.
“Ini uang sisa buat belanja besok di pasar ya..” ucap Dealova sambil memasukkan lagi sisa uang ke dalam saku rok nya.
“Ma, uang buat bayar sekolahku besok mana, jangan dihabiskan Ma uangnya, Mama kok beli beli saja Ma ..” ucap Anjel karena selama ini Mama nya belum pernah masuk toko serba ada itu, apalagi beli beli di toko itu. Dia khawatir uang habis.
“Iya besok kita panen lagi. Daripada uangnya nanti diminta laki laki menyebalkan itu lebih baik buat beli beli ini.” Ucap Dealova. Dan setelah selesai berbelanja mereka segera pulang...
Waktu pun terus berlalu, hari semakin malam ..
Sementara itu di tempat lain di sebuah rumah yang ada meja bilyar nya di teras rumah.. Ada beberapa laki laki terlihat berdiri di dekat meja bilyar ada satu orang yang sedang membungkuk akan menyodok bola bilyar. Aroma alkohol tercium kuat oleh hidung orang orang yang lewat di depan rumah itu.
Di samping itu tampak seorang laki laki berkulit hitam dengan baju kumal duduk jongkok sambil makan jagung bakar. Dia lah suami Regina Jelita.
Sesaat dari jalan datang seorang laki laki yang lain, laki laki yang tadi bertemu dengan Regina Jelita dan ketiga anak nya di warung sate. Yang Kakak Antony sebut Om Gobet.
“Ha... ha.. ha... Yudas Yudas kamu itu di sini jongkok sambil makan jagung bakar kosong, noh.. Isteri dan anak anak kamu makan sate di warung sate pasar.” Ucap Om Gobet sambil melangkah masuk.
“Hah? Yang benar saja kamu tidak salah lihat?” tanya laki laki yang jongkok sambil membawa jagung bakar itu. Laki laki suami Regina Jelita yang bernama Yudas.
“Jelas tidak lah, aku sudah sapa mereka. Isteri dan dua anak kamu yang kecil cuek saja mereka malah melihat sate sate yang sudah dibakar. Antony yang melihat sekilas aku dan tampak takut takut dia.” Ucap laki laki yang bernama Gobet itu, nama aslinya Robert tapi orang orang memanggilnya Obet, dan anak anak memanggil nya Om Gobet.
“Kurang ajar! Dia sekarang berani melawan aku dan sudah mulai berani jajan makanan enak di belakangku. Pasti mereka habis panen hasil kebun.”
“Jangan curiga berprasangka buruk dulu kamu Yud, siapa tahu istri kamu beli sate dibungkus dan dimakan di rumah. Sudah kamu sekarang pulang saja, makan sate sana dari mana di sini kamu makan jagung bakar.” Ucap laki laki lain yang berdiri di dekat meja bilyar.
“Jagung curian lagi ha... ha... ha....” ucap beberapa laki laki itu sambil tertawa terbahak bahak menatap Yudas yang masih jongkok memegang jagung bakar yang tinggal dua baris saja..
“Okey okey aku akan pulang makan sate dan akan ambil uang buat main nanti. Pasti istriku habis panen dan punya banyak uang.” Ucap Yudas dan segera bangkit berdiri dan melangkah pulang.
Di rumah sederhana berdinding kayu berlantai tanah hitam memadat, suasana sudah gelap dan sunyi senyap. Perempuan kurus dan ketiga bocil sudah tidur nyenyak karena perut nya sudah sangat kenyang. Mereka berempat pun bermimpi indah..
DOK
DOK
DOK
“Gina! Buka pintu cepat!” teriak Yudas dengan sangat keras.
“GINAAAAAAAA!” teriak nya lagi..
DOK
DOK
DOK
“Ma.. bangun Ma, Papa pulang, pasti dia marah marah..” ucap Kakak Antony yang sudah terbangun. Jantungnya berdebar debar, keringat dingin pun mulai bermunculan dari pori pori kulit nya..
“Papa siapa sih? Itu mungkin orang lewat dia kan panggil panggil Gina.” Ucap Dealova di antara sadar dan belum sadar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Soleha Erny
ko bodoh banget sieh del😤sampe gemes aku baca nya,,mc cewek nya terllu bodoh hehee maaf ya tor,,lanjutttttt
2025-03-28
1
YuniSetyowati 1999
Yaelah Deal 🤦 Gina itu sekarang namamu kali 🙄
2025-03-28
3
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
🤦♀️🤣🤣🤣🤣
ya elah dealova mahhh ingetnya dealiva anak konglomerat lah akrg kmu ada di tubuh gina
haissss
2025-03-29
1