Bab. 7.

Anjel yang sangat ketakutan jika Sang Mama kembali dihajar oleh Papa nya, menjadi pingsan lagi dan semakin hilang ingatan atau menjadi mati, langsung berteriak dengan suara nya yang sangat kencang dan melengking tinggi...

“Tooooollllooooooooooonnggggg..”

Kakak pun juga berteriak lagi dengan keras..

“Tooolllllooooonnnngggggg..”

Sedangkan Jendro yang juga terbangun menangis dengan histeris nya...

HHHHUUUUUAAAAAA

HHHHUUUUUAAAAAA

HUUUUAAAAWWW

“Hah! Kenapa kalian berteriak teriak semua! Nanti tetangga dan petugas ronda datang ke sini.” Ucap laki laki itu mulai ketakutan.

“Lebih baik aku pergi saja ke luar cari hiburan di luar..” Ucap laki laki itu lagj dan dengan cepat melangkah keluar dari kamar selanjutnya keluar dari rumah nya. Dengan menyalakan obor dia terus melangkah.

Dan benar saat laki laki itu sampai di jalan ada dua orang laki laki tetangga mereka yang tampak berjalan membawa obor seperti nya akan menuju ke ke rumahnya.. meskipun rumah mereka berjarak kebun singkong tapi mereka mendengar suara lengking Anjel yang sangat kencang.

“Ada suara anak anak minta tolong, anak kamu ya? Kenapa?” tanya salah satu tetangga.

“Ah biasa anak anak saat terbangun melihat aku karena gelap dikira ada hantu. Sudahlah pulang saja kalian.. Mereka sudah diam aku juga akan pergi.” Ucap laki laki itu dan terus melangkah akan menuju ke rumah temannya yang biasa dipakai untuk berjudi, bermain bilyar dan mabok mabokan.

Dua orang tetangga yang membawa obor juga itu pun segera pulang karena sudah tidak ada lagi anak anak minta tolong.. suara tangis Jendro pun sudah tidak terdengar..

Sementara itu di dalam rumah, di dalam gelap nya malam di kamar yang sempit itu Dealova tersenyum.. karena malam ini selamat dari serangan laki laki tidak berguna itu..

“Semoga dia tidak datang lagi.. aku harus selalu waspada dan siap siaga.. tidak boleh tidur terlalu nyenyak .. hii mengerikan.. “ Gumam Dealova di dalam hati, begidik ngeri jika harus melayani hasrat laki laki tidak berguna itu.

Keesokan harinya..

“Terima kasih ya, karena kalian Mama tidak dihajar lagi oleh laki laki tidak berguna itu.” Ucap Dealova sambil menatap ketiga anak kecil itu yang sudah berpakaian rapi ala kadar nya dan sudah sarapan. Kakak sudah memakai baju seragam dan siap akan pergi ke sekolah.

“Iya Ma, tapi bagaimana kalau Papa mengusir kita?” tanya Kakak dengan nada sangat khawatir.

“Iya Ma, kita tidak punya rumah kalau diusir Papa. Nenek tidak mau menampung kita.” Suara imut Anjel.

“Nanti Aku pikirkan, sekarang Kakak pergi ke sekolah. Aku dan adik adik pergi ke puskesmas. Kakak tahu tidak di mana ktp Mama. Aku kok lupa menaruh.. kepala ku kopyor karena sering dihajar laki laki tidak berguna itu..” ucap Dealova sambil tersenyum dan garuk garuk kepala, karena benar benar tidak tahu di mana letak kartu identitas perempuan yang kini tubuh nya dia tempat i.

“Iya Ma.. aku tahu kan Mama taruh di dompet di dalam tas Mama...” ucap Kakak dan segera melangkah untuk mengambilkan dompet dan KTP nya Sang Mama..

Sesaat kemudian...

“Regina Jelita.. nama yang cantik sayang sekali nasib tidak secantik nama nya... “ gumam Dealova saat membaca tulisan di kartu tanda penduduk di dalam dompet.

“Tidak ada uang sedikit pun di dalam dompet ini.” Gumam Dealova sambil membuka dompet yang sudah lusuh dan usang itu.

“Mama ayo kita berangkat sekarang sama Kakak, biar Jendro digendong Kakak Ma, biar Mama tidak capek..” suara imut Anjel yang sudah tidak sabar untuk mengantar Sang Mama pergi ke puskesmas agar segera diberi obat oleh Pak Dokter yang menjadi idola Kakak nya.

“Iya Ma, ayo Ma, nanti Mama Cuma gendong Jendro dari sekolah ku sampai puskesmas tidak jauh Ma..” ucap Kakak lalu menaruh buku tulisnya di belakang tubuhnya diselipkan di celana seragam nya yang berwarna merah.. Dia hanya membawa satu buku tulis dan satu pencil saja yang dia taruh di saku kemeja seragam putih nya.

Jendro pun digendong belakang di punggung Kakak.. Mereka berempat segera keluar pergi menuju ke sekolah dan Puskesmas.

Sesampai di puskesmas, suasana masih sepi baru beberapa orang saja yang datang. Loket pendaftaran pun baru mulai dibuka..

Beberapa saat kemudian muncul Sebuah mobil berwarna putih dan berhenti di halaman puskesmas. Tidak lama kemudian muncul seorang pemuda tampan nan putih bersih kulit nya turun dari mobil..

Dealova yang sedang duduk memangku Jendro, melotot saat melihat sosok itu ..

“Kok aku macam kenal dia..” gumam Dealova sambil menatap sosok pemuda tampan itu..

“Itu kan Pak Dokter, Ma.. Mama memang sudah kenal karena kita pernah diperiksa oleh dia Ma..” suara imut Anjel yang juga menatap Pak Dokter yang tampan.

Tiba tiba kedua mata Dealova berbinar binar, bibir pun tersenyum lebar karena dia teringat akan salah satu orang yang sudah dia kenal di kehidupan lalu nya...

“Kak Anthony.....” suara Dealova agak keras kedua matanya yang berbinar binar terus menetap sosok pemuda tampan berbaju putih itu.

Semua orang menoleh ke arah Dealova yang dalam tubuh perempuan kurus bernama Regina.. Anjel pun juga menoleh ke arah Mama nya, termasuk pemuda tampan berbaju putih yang baru turun dari mobil itu..

“Mama tidak ada Kakak di situ... Kakak di sekolah Ma..” suara imut Anjel.

“Kakak? iya Mama tahu kalau Kakak di sekolah.” Ucap Dealova yang bibir nya terus tersenyum lebar dan sorot mata berbinar binar menatap sosok pemuda berbaju putih yang terus melangkah menuju ke ruang kerja nya.

“Tadi Mama kok teriak panggil Kakak..” ucap Anjel dengan kening mungilnya berkerut kerut melihat tingkah Mamanya yang semakin aneh tapi tidak gila.

“Kakak Anthony.. aku panggil dia... “ ucap Dealova lalu segera menutup mulut nya dengan telapak tangannya karena kini dia tersadar jika dia berada di tubuh Regina perempuan kurus yang memiliki tiga orang anak..

“Ka...ka... kak... “ celoteh Jendro yang dipangku oleh Dealova..

“Oooowhhhh... hanya halusinasi saja mungkin...” ucap Dealova kemudian dan kini pun dia paham jika Kakak anak terbesar bernama Antony..

“Untung nama Kakak juga Antony.. Kak Anthony ternyata bertugas di sini.. tapi dia pasti tidak mengenal jika aku Dealova.. huuuuhhhh... gimana ya cara nya agar aku bisa dekat dengan Kak Anthony, bagaimana mungkin dia mau dekat aku jika aku sebagai perempuan macam begini...” gumam Dealova di dalam hati lagi.

Dealova terus berpikir pikir untuk mencari cara agar bisa dekat dengan Pak Dokter Anthony.

Waktu pun terus berlalu orang orang yang berkunjung di puskemas semakin banyak.. dan tiba giliran antrean Dealova untuk masuk ke ruang periksa ..

“Ibu Regina Jelita.” Suara seorang perawat.. Dealova hanya diam saja karena belum terbiasa dengan nama itu.

Terpopuler

Comments

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

brati ini wktu sekarang bukan di kembali d thn2 sblm nya

2025-03-27

2

RJ 💜🐑

RJ 💜🐑

semoga Deolova cepat berpisah dengan suami nya yang sekrang

2025-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!