Cemburu

"Mama...."

Riana mendengar teriakan Ica dari luar

" Mas...suara Ica..." pekik Riana, seraya meronta

" Tidak...tidak...jangan sekarang sayang..." dengan suara mesra dan seluruh wajahnya ditenggelamkan ke ceruk leher Riana

" Mas...ada Ica diluar..." hendak bangkit dari tempat tidurnya, namun tangan kekar Rama menahannya

Sementara di luar

" Ria..." panggil ibunya, melongo ke dalam

" Mamaa..." Ica menggedor-gedor pintu, kemudian pintunya kebuka " nek... pintunya tidak dikunci..."

" Oh...iya...ayo kita masuk..." ajak ibu Riana

*S***ementara** di dalam kamar Riana

"Maas..." gelisah antara keinginan dan keegoisan yang memang sudah lama dia rindukan atau keamanan pernikahannya, Rama masih tetap kukuh diatasnya riana

" Sayang kali ini diamlah jangan meronta..." senjata Rama siap diluncurkan bak peluru rudal Amerika

" Kriek...kriek..." pintu kamarnya seakan ada yang membukanya, Rama menoleh kearah pintu

" Mas kamu tidak mengunci pintu kamarnya..." dalam posisi itulah Riana langsung mendorong tubuh ram hingga jatuh ke lantai hingga berbunyi " bruk... aw..." pekik Rama, garuk garuk kepala

Riana memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai, kemudian memakainya dengan kilat dan berlari ke arah pintu

" Sayang... ini senjatanya masih ..." panggilnya seraya menunjuk kearah senjatanya, tapi Riana hanya menoleh dan tersenyum

" Pakai pakaianmu cepat..." perintah Riana, melempar pakaiannya, Rama menangkap pakaiannya

" Ya ampun Ana..." gregetan seraya mengucek- ngucek pakaiannya " saya ini suamimu bukan selingkuhanmu...iiiiih" seraya memakai pakaiannya dengan tergesa-gesa " tambah gemes aku padamu..."

Melihat tingkah Rama, Riana hanya geleng-geleng kepala

Riana bergegas kearah pintu dan membukanya

" Iya nak..."

" Mama..." teriak Ica " dor...dor..."

Pintupun terbuka ...

Ica langsung berhamburan memeluk Riana

" Mama ..." Riana mengecup pipinya

" Muach..." kecup Riana , namun Ica diam saja

" Ada apa sayang...?" tanya Riana

" Ica memaksa ingin ke..." ibu Riana tidak meneruskan kata-katanya, melihat Rama ada dikamar Riana

" Ngapain kak Rama disini ma?" tanya Ica

" Eh..ah..itu..." seraya menunjuk, Rama cuma garuk-garuk kepalanya menghampiri mereka

" Itu kak Rama nangkap tikus..." jawab Riana ngawur

" Ah iya tikus... he..." glagapan

" Mana tikusnya kak..." tanyanya lagi

" Ya sudah...kabur...iya kabur...hehe..." jawab Rama gagap

" Sayang...kamu kan mau nginep disini...jadi taruh sana tasnya di kamar..." perintah neneknya, di jawab anggukan oleh Ica, kemudian lari ke kamarnya

Setelah Ica pergi ke kamarnya

" Kalian ini..." memukul Rama dan Riana " jangan nglakuin ini pagi-pagi..." dasar..."

Mereka hanya tersenyum malu

" Rama... kenapa kamu tidak ke kantor?" tanya ibunya Riana

" Awalnya sih, cuma mau ngambil berkas yang ketinggalan..." cengengesan

" Lalu lanjut..." goda ibunya " terus...apa kalian sudah buatin ibu cucu lagi...yang ganteng..."

" Mama apaan sih..." mencubit ibunya yang nggak kalah genitnya

" Belum Bu..." jawab Rama

" Mas...sudah jangan diterusin ah...kalian sama aja.." kata Riana, lalu pergi ke dapur

Ibu Ina duduk di sofa dengan senyum-senyum, Ica kembali kepangkuan neneknya setelah pergi ke kamarnya

Rama merapikan pakaiannya dan mengambil berkas yang ketinggalan tadi, kali ini dia tidak mengenakan jasnya

" Bu...Rama berangkat kekantor dulu.." mencium tangan ibu Riana, kemudian di sambung Ica juga mencium tangan Rama " kak Rama kekantor ya sayang..."

" He'eh.." mengangguk " nanti pulang dari kantor, cari lagi ya tikusnya..." katanya polos

Rama mengelus kepalanya

" kalo saja Ica nggak datang tadi...pasti tikusnya sudah dapat..." mencubit pipi Ica

Mendengar hal itu, Riana melotot ke arah Rama, disertai tawa Rama dan ibunya

...*****...

Rama masuk ke dalam kantor

Melihat imbron yang lagi berdiri diantara karyawannya

" Bro...kumpulkan semua redaksi...kita rapat sekarang..." perintahnya, dan masih terus berjalan

" Tapi kenapa...?" tanya Imbron mengikutinya dari belakang

" Bisa tidak kamu kerjakan perintahku... sekarang..." dengan suara yang naik tiga octaf, tentu saj membuat imbron terhentak kaget dan langsung pergi

" Haduh... sebentar manis.. sebentar lagi berubah jadi macan, tadi kan dia bilang mau bermalam pertama, tapi kok datang-datang marah-marah" otaknya sedikit berpikir, akhirnya " hahaha..." tawanya menggelegar membuat semua karyawan beralih padanya

Melihat dirinya jadi sorotan, dia langsung berhenti tertawa, seraya mengatur nafasnya

" Ehem... perhatian-perhatian... rapat akan segera dimulai, bersiap-siaplah untuk rapat sekarang juga

...*****...

Semua karyawan sudah berkumpul untuk rapat, Rama datang belakangan dan langsung duduk di kursi paling depan

" Selamat siang...mari kita mulai rapatnya.."

Tiga jam kemudian

Akhirnya rapat selesai juga, semuanya keluar dari ruang rapat, tinggal Imbron dan Rama yang belum keluar...

Rama duduk dengan wajah yang tertunduk lemas

" Hei...kenapa bro... suasana hati Lo gampang berubah- ubah..."

" Saya cuma capek aja..." sahutnya singkat

" Kamu tidak pandai berbohong...kamu gagal lagi kan? malam pertamanya..."

Rama hanya menggeleng-geleng kepalanya

" Sampai kapan bro...gue tuh ngeliat Riana aja sudah gregetan..." akunya pada Imbron " setiap hari tuh, gue mau terus bersamanya...tanpa ada jarak " mendengus lelah " yang bikin gue marah...ketika gue nganterin dia keluar...ada aja laki-laki yang menunjukkan rasa sukanya...ingin sekali gue culek matanya..." kesal " yang buat gue marah...pas kita ke mall kemarin, ada teman om Rahman yang duda, ngajak Riana... padahal ada gue..gue nggak berday bro, karena status gue dimata orang-orang hanya keponakan suaminya..." geram seraya menghantam meja "bruukkk..."

Flashback on

" Ram..." panggil neneknya

" Iya nek ada apa...?" sahutnya

" Hari ini Kamu tidak ada acara kan?"

" Emm..." dengan posisi tangan di keningnya seakan-akan berpikir

" Kalau kamu tidak sibuk, bisa antarkan bibiku ke mall, nenek ingin syal di butik aretta.." butik aretta adalah butik langganan keluarganya

Rama kaget ternyata, keinginannya bak dayung bersambut " yes.." dalam hati

" Gimana..kamu bisa...?" tanya neneknya lagi " kalau kamu tidak bisa, biar Usman yang antar"

" Bisa lah nek... kebetulan Rama lagi kosong jadwalnya" seolah-olah lihat jam tangannya

" Ya sudah...nenek sudah bilang sama bibimu tadi, sekarang dia sedang siap-siap..."

Tampak Riana keluar dari kamarnya, sedikit polesan di wajahnya membuat jantung Rama berdebar-debar, seakan mau lompat keluar ( hehe outhor ngasih ibaratnya halu🤦🏻‍♀️)

Rama tidak bergeming memandang Riana, dia terpaku " aduh kenapa jantungku begini ya..., ya Tuhan kuatkanlah imanku didepan nenek..." berkata dalam hati

" Ayo kita berangkat" ajak Riana pada Rama yang lagi bengong

" Sudah sana kalian berangkat, mereka nanti nungguin..." perintah nenek

" Ah iiya nek..." jawab Rama terbata-bata, kemudian mereka berdua berpamitan dengan mencium tangan nenek, sedangkan Rama mencium pipi neneknya juga ( mungkin tanda terima kasihnya pemirsa), saking senangnya

Mereka berdua keluar dari rumah

" Kamu sengaja ya menggodaku ya..." bisik Rama

" Apa sih mas..." dengan suara manjanya

" Eits tunggu..." Nia datang dan langsung masuk mobil di jok depan

" Ya Tuhan...cobaan apalagi ini..." dengus Rama tanpa memprotes karena ada nenek dibelakangnya. Mereka berlalu

...****...

Di Mall Nia nempel bagai cicak di dinding, Rama hanya pasrah tidak bersemangat, sedangkan Riana berjalan di depan, hatinya galau..( siapa sih yang nggak galau pemirsa, suaminya bersama wanita lain 😱, kasihan sekali Riana), setelah berputar-putar selama 2 jam dan membeli yang di pesan nenek juga kebutuhannya, akhirnya mereka akan pulang

" Halo...Riana...ya?" tanya seorang laki-laki yang tampan juga

" Iya...siapa ya..?" tanyanya mengingat-ingat

" Saya teman Rahman, Edy..."

" Oh mas Edy...apa kabar..." mereka bersalaman

" Ayo kita makan..." ajaknya " kamu sama siapa kesini?" tanyanya

Riana menunjuk Rama dan Nia yang sedang bergelayut ke laki orang bro

" Mas...kenalin ini Rama keponakan mas Rahman dan ini Nia calon tunangannya.."

" Rama om... saya... keponakan om Rahman.." bersalaman dan menyeringai

Rama ngedumel dalam hati, dia tidak suka akan tatapan laki-laki itu sama Riana, tepatnya dia cemburu " seharusnya, saya kenalan dengan nama suaminya Riana, bukan keponakannya" Rama menarik kaosnya jengah dan merasa kesal

"Nia..om..." bersalaman

" Oh...ya... ayok kita makan .." ajaknya

Riana bersama Edy, sedangkan Rama dan Nia di belakangnya, Rama kesal bukan main

Sepanjang jalan, Rama mendengus kesal

" Ada apa sayang..." tanya Nia

" Saya ingin memukul orang" jawabnya

" Apa..?" tanya Nia kaget " kenapa sih sayang..." tanpa dijawab oleh Rama, hanya mengibaskan Krah kaosnya

Sedangkan Riana berbincang dengan Edy, seolah-olah tidak mendengar rama

" Kita duduk disana yok.." ajak Edy

Memang sepertinya Edy lagi pedekate sama Riana

" Silahkan..." Edy menarik kursi buat riana

" Terima kasih..." dengan tersenyum

Mereka duduk dan memesan makanan

" Gimana kamu sudah memikirkan lamaran saya?" tanya Edy , memang Edy sudah membicarakan lamarannya ke ibu mertuanya, namun Riana belum menjawabnya

" Wow...selamat ya! " pekik Riana gembira, karena dia rasa tidak usah cemburu lagi dengannya

Rama merasa tambah panas cuaca hari ini, bolak balik dia minum air

" Kita pulang " ajaknya

" Tapi kita belum makan " kata Edy

" Kita harus pulang" ajak Rama yang suaranya sudah naik 3octaf

" Sayang..." kata Nia, Rama mengibaskan tangannya, tanda kalau dia tidak mau dibantah

Riana melihat wajah Rama yang ganteng berubah jadi beringas

" Kalian pulang saja duluan... nanti bibimu biar saya yang antar..." kata Edy

" Saya tidak butuh pendapat anda..." kata Rama kesal

Riana hanya diam mematung bingung...

Dan akhirnya Rama menarik tangan Riana pergi meninggalkan Edy dan Nia

Nia bingung dengan apa yang terjadi...kenapa bukan dirinya yang diajak pulang ( kasian sekali Nia ya pemirsa)

Kasihan sekali Nia, dia ditinggal oleh Rama

" Apa-apaan sih Rama" mengomel sendiri

...****...

Sementara di dalam mobil

" Kamu senang.." tanya Rama kesal " kenapa senyum-senyum sama dia"

" Criiiiiit....." langsung mengerem mobilnya

" Kenapa kamu tidak menolaknya..." mendekati wajah Riana 1 inci " jangan-jangan kamu suka ya sama Edy itu" menyelidik

" Kamu apa-apaan sih mas.." mendorong wajah Rama kesal

" Kamu suka sama dia..."

" Tidak mas..." jawabnya

" Kenapa kamu diam saja, saat mata nakalnya memandangi kamu...,. saya tidak suka... saya marah...ingin kucongkel matanya..." kesal

" Hei...dengarkan saya..." Riana mengelus wajah Rama, hingga menoleh padanya " saya tidak akan pernah berpaling dari mu....kamu adalah imamku..." kemudian mengecup pipi Rama

Rama kaget pasalnya, biasanya dia yang selalu mulai duluan tapi kali ini, Riana lebih agresif, Rama menangkap tangan riana

" Sayang jangan membangunkan singa yang lagi tidur ... saya nggak kuat...kalau kamu begini..." langsung saja Rama menyosor , mengecup, mengulum bi**r Riana dengan rakus, perlahan Riana juga mengimbanginya

Dengan bibir yang masih menempel " jangan lepaskan sayang, kamu harus bertanggung jawab..." kata Rama, Riana berhasil membuatnya tidak marah lagi " saya sudah tidak tahan sayang..." pekiknya menahan sesuatu yang sudah menegang

Mereka saling pandang

" Tok..tok.." seseorang mengetuk jendela mobilnya

Rama tersentak kaget, kemudian menurunkan jendela mobilnya

" Hei mas...dilarang parkir disini..." kata orang itu

" Ohya maaf ya mas..." menunduk minta maaf , kemudian mobilnya berangkat

" Saya tidak suka kamu dekat-dekat dengan dia.."

" Iya mas...iya..." jawab Riana

" Ini gimana..." menunjuk ke arah celananya

yang ternyata senjatanya masih mene**Ng

" Hahaha...tanggung sendiri..." jawab Riana dengan tertawa

Akhirnya ketegangan diantara mereka sudah hilang

Flashback of...

" Sabar bro... terima saja nasib Lo..." menepuk pundak Rama

" Brengsek Lo..." Rama memelintir tangan Imbron dan menjatuhkannya dimeja dengan wajah menempel sebelah, seperti rival di acara smax down, karena merasa Imbron mengejeknya

" Aduh..aduh... ampun bro..." kemudian Rama melepaskannya " saran gue ya bro, kalau ada kesempatan itu, jangan terlalu berlama-lama pemanasannya gitu.."

" Dasar Lo...otak mesum.."

Bersambung....

Haduh lagi pusing...buat episode ini aja nggak selesai-selesai...🤕

Jangan lupa tinggalin jejak 👍 saya berterima kasih...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!