Bibi... I Love You
Laki laki tampan yang bersama Putriku itu pernah singgah dihatiku, sebelum aku berhenti kuliah, jujur..dulu aku mencintainya namun kini semuanya telah berubah, dia sekarang adalah ponakan dari suamiku..
Dia datang setelah 2tahun dari kematian suamiku, ya suamiku meninggal kecelakaan,waktu kecelakaan dia hanya datang ke rumah sakit kemudian kembali lagi ketempat kerjanya, katanya lagi menangani sebuah proyek, awalnya aku tidak tahu kalau Rama yang dimaksud ibu adalah Rama yang sama
"Ria... "terdengar suara ibu memanggilku dari kamarnya
" Iya bu, sebentar.. "tergopoh2 menghampiri ibu mertuanya
Seraya menyodorkan sebuah album" coba lihat ini adalah Rama cucu ibu satu2nya, besok dia akan pulang" dengan wajah yang sangat bahagia
" Ya, memang ibu pernah cerita kalau beliau memiliki cucu yg ditinggal meninggal orang tuanya, jantungku terasa berhenti setelah melihat sebuah foto yg ibu sodorkan kepadaku, namun siapa yg menyangka kalu dia adalah Rama yg sama" teman sekaligus mantan pacar
" Setelah tujuh tahun akhirnya dia mau pulang"haru "Aku harus pura2 sakit dulu, supaya dia mau pulang, ibu kangen sekali padanya" katanya
" Tubuhku terasa lemas, apa yang harus aku lakukan, dulu waktu aku pergi, aku tidak sempat berpamitan apalagi ucapkan selamat tinggal, yang tiba-tiba kakakku menjemputku dan menyuruhku pulang kerumah karena ayah sakit, namun setiba dirumah sakit, ayah langsung menikahkan aku dengan laki-laki pilihannya sebelum kemudian beliau meninggal dunia, Rahman namanya, kami memiliki Putri yang sangat cantik, Ica namanya, yang kini berusia tiga tahun" mengingat masa lalu
Setelah masuk kamar, Riana menghempaskan tubuhnya di ranjang, dia bolak balik diatas bantal namun tidak membuatnya bisa memejamkan mata
" Yah aku imsomnia lagi, gara-gara mau ketemu dengan Rama, aku belum siap bertemu dengannya, aku tidak bisa, dan aku tidak sanggup menatap wajahnya dengan segala kesalahan-kesalahanku dimasa lalu, aku tidak bisa menjawab pertanyaannya, apa yang dia pikirkan ternyata aku menikah dengan pamannya, ya Allah.. berikanlah jalan keluar, aku tidak sanggup"
Keesokan harinya Riana mengurung diri dikamar, otaknya masih melayang-layang, entah apa yang harus di lakukan, untung saja Ica lagi nginep dirumah ibunya kalau tidak maka lengkaplah keruwetan riana.
" Ya Allah.. "menghela napas panjang.
"Ria.. " suara ibu memanggil
" Ya bu.. " aku mengambil masker yang ada dimeja, ya aku pake' aja masker Riana keluar kamar
" Lho... kok kamu pakai masker segala? " tanya ibu mertuanya
" Iya bu, aku lagi flu,kan harus jaga jarak bu. haccim" pura-pura
" Oo, ya udah tidak apa2.." katanya
Terdengar suara mobil berhenti, ibu kelihatan bahagia, sosok laki-laki yang putih, tingginya 180cm dengan postur tubuh tegap lengkap dengan lesung pipit dengan pakaian yang casual banget, dia sungguh berbeda dengan Rama yang dulu, jauh lebih matang dan tampan... Astagfirullah... ya Allah apa yang aku pikirkan, ingat Riana dia ponakan suamimu " batinnya sendiri
Dia datang bersama dengan seorang wanita, cantik putih dengan rok selutut elegan sekali, mereka pasangan yang serasi
" Hhh.." menghela napas panjang " Asti dia sudah melupakan aku, secara aku yang salah, ampun Riana, kamu jangan mengharap..." batinnya berperang
"Assalamualaikum nek... " langsung memeluk neneknya
" Nenek kayaknya baik-baik saja" selidik Rama " jangan2 nenek bohong ya..." seraya masuk kedalam, dia tidak berubah sama sekali dengan gayanya yang santun membuat orang yang berada didekatnya senang
" Nia, kamu lang sung pulang aja ya! " perintahnya
" Lo..lo... kok disuruh pulang sih Rama" nenek menepuk bahu Rama, kenapa Rama bersikap seperti itu kepada pacarnya,,
" Ga pa2 kok nek.. aku kok yang maksa ikut ke sini, padahal Rama sudah melarangku" menjelaskan
" Walaupun begitu tidak boleh seperti itu,, " seraya menjewer telinga rama
" Aduh.. aduh nek sakit.. "seraya mengkerut wajahnya
Kemudian kami duduk diruang makan, aku tidak perduli ibu perkenalkan aku atau tidak karena kurasa itu lebih baik
" Oh ya nek, ini siapa? " tanya nia
" Ah iya, nenek lupa dia adalah istri dari mendiang Rahman"
" Nia" mengulurkan tangannya
"Ria" jawab Riana
Rama seketika langsung menoleh kearahku penuh selidik
" Siapa? " tanyanya
"Dia bibimu, jadi kamu panggil dia bibi.. " kata nenek
" Tidak.. nek, suara dia... " penuh selidik, penasaran
" Begitu banyak suara didunia ini yang sama" sanggah Riana
Untuk menghilangkan pertanyaan rama, aku pernah dengar cerita dari ibu kalau rama masih mencari wanita yang dia cintai namanya Ana, yah itulah nama panggilanku di kampus Ana. sampai sekarang dia tidak dapat menerima perempuan lain.
Makanya tadi dia begitu acuh pada nia
Itulah yang membuat aku tidak bisa mengungkapkan siapa aku sebenarnya. Rama tidak berkedip melihatku dari atas sampai kebawah ya Allah apakah penyamaranku akan terbongkar.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments