Pagi yang cerah

Udara pagi membuat malas se isi villa untuk bangun, namun disitu ada sesesok yang lagi sibuk di dapur.

Riana lagi sibuk-sibuknya di dapur mempersiapkan sarapan buat mereka yang lagi pada tidur, Riana lagi utak atik di kompor dan dia di kejutkan sebuah tangan memeluk tubuhnya dari belakang, yah itulah Rama yang lagi bergelayut manja,meskipun belum mandi namun aroma parfum tubuh Rama tetapn tercium harum sekali

" Mas nanti ada yang lihat.." pekik Riana

" Biar saja...aku kangen sama kamu..." manja Rama

" Kamu bilang rindu di sini, tapi kamu mencium Nia.." Sewot

" Kamu cemburu?" tanya Rama menggoda, kemudian mencium leher Riana

" Mas...lepas...nanti gosong nih..." pekik riana tapi Rama menggeleng

" Ehem...ehem..." suara orang berdehem membuat Rama dan Riana kaget, dan melepaskan pelukannya, Rama menoleh ternyata si Imbron " ck...ck..ck..." berdesis " apa semalam masih kurang...? awas nenek bangun Lo..." mengingatkan " apes kali aku..." meniru bahasa Batak dengan garuk-garuk kepalanya,

Rama memukul kepala Imbron dengan centong " dasar...bikin kaget saja..,ngapain kamu di sini?"

" Aduh...." mengelus-elus kepalanya " ini dapur kawan...ya saya mau minumlah, masak mau lihatin bioskop" jawab Imbron nylodor ke kulkas ambil air. " harusnya kalian berterima kasih sama gue, kalo nenek yang lihat gimana..." nylonong pergi ke ruang tamu, duduk dan membaca koran

Riana tetap konsentrasi pada masaknya.. sedangkan Rama duduk di kursi dapur dengan posisi tangannya didagu memandangi Riana

" Apa sih mas...aku belum mandi..."kata Riana merasa canggung diliatin Rama

" Kamu tetap cantik..." jawabnya tanpa bergeming sama sekali, sepasang mata yang melihat hal itu, kemudian pergi

" Tok...tok..." Nia mengetuk pintu nenek

" Masuk..." perintahnya, dibukanya pintu karena Memang sudah tidak terkunci karena ibu Riana sudah keluar dari tadi dari kamarnya untuk memandikan ica

Meskipun melihat Riana dan rama yang lagi asyik bercanda, dia sekalipun tidak menegur karena dia tahu, dua insan pengantin baru itu haus akan kemesraan, dia pikir biarlah mereka bersenang-senang sementara nenek masih tidur

" Ada apa Nia?" tanyanya, kemudian Nia duduk di pinggir kasur nenek

" Nek...saya lihat Riana merayu Rama tadi di dapur..." adunya sama nenek

" Kamu jangan ngaco ah..." tepisnya

" Nenek jangan remehkan perkataanku, jangan sampai nenek menyesal ya..." kata Nia sembari pergi dari kamar nenek

" Tidak mungkin Riana berbuat seperti itu..." kata batinnya sendiri, nenek keluar dari kamarnya, dia melihat semua nampak baik-baik saja, tidak seperti yang dituduhkan Nia

" Ayo Bu...silahkan sarapan..." panggil Riana pada nenek yang masih berdiri di depan pintu, semuanya sudah duduk untuk sarapan

" Bro...apa bolanya sudah gol...?" tanya Imbron setengah berbisik- bisik

" Belum..." jawabnya singkat

" Jadi semaleman kalian selama 15 menit ngapain?" tanya Imbron

" Cuma pemanasan...pas mau gol...kamu rame sekali diluar.." bisiknya

" Byur...uhuk..." Imbron menyemburkan makanannya seraya batuk-batuk

" Aduh hati-hati bro...nih minumlah ..." Rama menyodorkan air minum pada imbron dan menepuk nepuk pundak Imbron yang kesedak

" Sudah-sudah.." dengan isyarat tangan stop " Lo mau ngebunuh gue ya?" menyingkirkan tangan Rama, tapi bukannya jera, Imbron kembali mengejek Rama yang sudah emosi karena kelakuan imbron yang mengejeknya

" Cemen Lo...15 menit hanya pemanasan..gila Lo... seharusnya kan sudah gol bolanya..." ejek Imbron lagi

" Kalian bicara apaan sih, dari tadi bisik-bisik" tanya neneknya mulai curiga dengan tingkah laku mereka berdua

" Itu nek sema..." Rama menutup mulut imbron

" Diam...diam..." ada penekanan setiap katanya, seraya menutup mulut Imbron

" Kalian ini...masih aja tetap seperti dulu kerjanya berantem melulu , seperti anak kecil.." terang nenek " ya sudah kalian cepat habisin makanannya, habis ini kita jalan- jalan" ajak nenek

" Asyik...." seru ica

Imbron kembali berbisik

" hehe...syukurlah..." dengan tangan menengadah " dan saya masih ada teman yang perjaka yes.." ejeknya dengan nyengir kuda

" Diam kau..." bisik Rama dan sedikit menendang kaki imbron di bawah meja

" Aw..." teriak imbron " duk..." dibarengi dengan kakinya yang menatap atas meja, sehingga meja makan bergoyang

" Ada apa lagi..?." kata nenek, tetapi mereka berdua cuma geleng-geleng kepala

" Nggak ada apa-apa nek" sahut Rama, kemudian mencibir imbron, mereka yang melihat kelakuan imbron dan Rama cuma geleng-geleng kepala seraya meneruskan sarapannya, Riana cuma tersenyum geli.

Tapi ada satu orang yang terus-menerus dengan sinis melihat gerak gerik Riana " tuh kan, dia merayu Rama lewat tatapan matanya yang sok syahdu " gumam Nia dalam hati "dasar wanita ganjen, awas kau..." marah

Bersambung...

🌺🌺🌺🌺🌺

Segini aja dulu ya pemirsa!

lagi puyeng nih kepala outhor mungkin efek habis di vaksin kemarin...

Jangan lupa ninggalin like ya pemirsa 😘😘

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!