Malam Pertamaku

Mobil melaju menerobos gelapnya malam dan udara dingin menusuk ke pori pori tubuhku

Imbron yang sedang tidur di jok belakang sesekali mendengkur dan membuat aku tersenyum melihat tingkah imbron yang tidur begitu pulasnya

" Kulihat sesekali Rama melirik ke arahku" batin Riana

Malam semakin dingin namun perjalanan masih jauh

" Dingin?" tanya Rama tiba tiba memecah kesunyian, Riana cuma mengangguk

Kemudian Rama mematikan AC mobilnya....

...****...

Flashback on

"Rama masuk kedalam kamarku, dan aku bergegas duduk

Rama masih tetap berdiri di belakang pintu seraya menghela nafas panjang, dengan wajah tertunduk

" Maaf...maafkan saya..." dengan suara bergetar

Riana tetap diam

Kenapa bukannya marah, tapi yang saya takuti hanya bagaimana dengan ibu nenek yah sebutan itu yang pantas, Karena ibu mertua sekaligus nenek mertua, bagaimana kalau dia tahu tentang semua ini

" Hhhhh.... saya juga minta maaf, atas perlakuan saya tadi, tidak seharusnya saya marah marah seperti tadi..." kata Riana

" Tidak.. saya yang seharusnya minta maaf, karena tidak meminta ijin dulu padamu..." kata Rama dengan wajah yang tampak menyesal

" Sebenarnya sih tadi ibu menelepon akan memukulku jika saya memarahi Rama lagi, dan seharusnya saya berterima kasih padanya, karena menyelamatkan saya dari pernikahan itu, kata ibu setidaknya saya menikah dengan orang yang saya kenal dan tampan seperti artis Korea, dasar pecinta drakor, dan saya menyelamatkan dia mendapatkan menantu jelek, argh... kepalaku jadi pusing, sebenarnya sih saya bersyukur dapat suami dia, aduh apa sih yang saya pikirkan..." batinnya, seraya memukul mukul kepala sendiri

" Ada apa?" tiba tiba Rama sudah berada di dekatku dan memegang tanganku

" Waduh kenapa jantungku dag..dig.. dug...der, ampun apa yang akan dia lakukan, Tuhan jangan sekarang..." namun tiba tiba suara HP-nya berbunyi dari kantong celana

" Hhhhh.... syukurlah..." Riana bernafas lega

Rama segera mengangkat HP-nya

"Rama: halo" diseberang sepertinya mengatakan sesuatu yang sangat gawat

" Rama :Apa?" Rama kaget seraya berdiri " baiklah saya akan segera kesana" mengakhiri HP-nya

" Ada apa?" tanya Riana penasaran

" Kita harus kerumah sakit, nenek masuk rumah sakit" menjelaskan, saya beranjak dari tempat tidur dan kami bergegas keluar kamar

" Bu...ibu..." Riana mengetok-ngetok pintu kamar ibu

" Kriek" ibu keluar " ada apa? jangan bilang kamu mau tidur bersama ibu ya?" ancam ibunya

" Ibu apaan sih, jangan terlalu banyak lihat drakor deh, saya kesini mau kerumah sakit, ibu nenek masuk rumah sakit" jelas Riana

" Ohw...kirain kamu mau tidur sama ibu, eh awas loh jangan sampai Rama marah dengan ulah kamu, lagi pula kenapa kamu semarah itu, dikasih suami tampan..uuuu..gemes..." gregetan sendiri

" Ah sudahlah Bu, saya berangkat dulu" seraya mencium tangan ibu Ina

" Ri....kamu sudah siap" tiba tiba Rama sudah ada di belakangku dan menghampiri kami

Riana mengangguk

" Bu, kami berangkat dulu ya!"" seraya mencium tangan ibu ina

" Ya..hati hati, biar anak kalian ibu yang jaga" kata ibu Ina

" Bu..imbron juga berangkat juga" melambai tangannya...

Dibalas dengan lambaian juga

Flashback off

...****...

Mobil telah sampai di rumah sakit dan mengambil posisi di tempat parkir

Kami keluar dan memasuki rumah sakit menuju resepsionis untuk menanyakan ruangan ibu nenek

" Sus...dimana ruangan ibu Fatma?" tanya Rama

" Sebentar ya pak, saya lihat daftarnya dulu" kemudian suster melihat komputer nya

" Baik sus" Rama terlihat khawatir sekali

Seraya memegang kepalanya dengan kedua tangan

" Pak, Ibu Fatma masih ada di ruangan UGD, masih dalam penanganan dokter" jelas suster

" Baik terima kasih suster" Rama segera berlari menuju ruang UGD

Riana dan Imbron mengikutinya

" pikiran saya berkecamuk sendiri

Bagaimana bisa, dia seceroboh itu, menikahi saya tanpa ijin dari ibu nenek, katanya jangan khawatir, jangan khawatir apanya, ibu nenek adalah pengganti orang tuanya setelah orang tuanya meninggal" batin Riana

" Hei..." imbron menepuk pundak saya " sudah sampai tuan putri, ngelamun aja" Riana terhentak kaget

Disana sudah ada tunangan Rama

" Ups maksud saya calon tunangan Rama yang ya ampun ngliat ngliat seperti cacing kepanasan, tuh kan bener, sebenarnya males liatnya" batin Riana

" Sayang..." langsung memeluk Rama

" Suamiku tercinta langsung melepaskan pelukannya, tapi Nia pantang menyerah, eh malah ganti pegang tangannya seraya melirik ke arahku, entah kenapa dia jadi sinis ke aku, seolah-olah takut Rama diambil olehku, Ups.. memang sudah kuambil, tapi itu bukan salahku... "

Riana dan Imbron duduk di kursi sementara Rama dan Nia didepan mereka

" Si cacing yang masih ngintilin Rama suami orang, eits....mulai kapan saya senang menyebut nyebut dia suami, dasar... " seraya menepuk dahi sendiri

" Hei..kamu kenapa dari tadi aneh" tanya Imbron

Rama menoleh ke arah Riana

" Aku menepisnya menghindari tatapannya, entah ada apa dengan matanya, sehingga takut menatapnya, tubuhku jadi panas dingin, tubuhku lemas, seakan mau pingsan " batin Riana

" Ada apa?" tanya Rama, ampun Gusti kenapa sekarang mendengar suaranya saja tubuhku lemas, ampun ada apa ini" batinnya lagi

" Bro...gue pulang dulu ya!" imbron berdiri, mohon diri ada Rama

" Oh ya bro, antarkan Nia pulang ya!" pinta Rama

" Siap bos..." kata imbron seraya bertingkah seperti orang yang sedang hormat

" Biar gue sama bibi yang jaga nenek disini.." kata Rama

Kemudian Rama menarik tangannya dari pegangan Nia

" Syukur disuruh pulang, lagian ngapain pake' pegang pegang" gerutu Riana dalam hati

" Nggak mau....saya nggak mau pulang...saya mau di sini aja sama kamu.." rengeknya dan tangan Nia kembali menggandeng tangan Rama, seraya melirik sinis ke Riana

" Dia aja di suruh pulang " nunjuk ke arah Riana " Nenek sakit gara gara dia, gara gara dia nggak jadi menikah " dengan suara yang lantang "wa..." tidak melanjutkan kata-katanya, karena Rama memotong perkataan Nia

" Eh..apa-apaan kamu, diam...bisa diam nggak..." kata Rama agak berbisik, karena orang-orang yang melihat mereka mulai memperhatikan

" Bro, tolong bawa dia pulang, orang-orang

disini ingin ketenangan " pinta Rama lagi

" Ok bos, laksanakan" imbron menarik tangan Nia, tapi dia meronta-ronta ingin lepas dari tangan Imbron

" Saya tidak mau pulang, titik.." jawabnya seraya memutar-mutar tangannya supaya lepas

" Ampun... Nia..." Rama mendekatinya " kamu dengarkan saya ya sayang...ka-mu ha-rus pu-lang...paham?" Rama mendekte Nia

" Tapi saya mu disini sama kamu..." rengeknya

" Cup" sebuah kecupan di kening Nia

Mata Riana terbelalak kaget

" Apa-apaan ini...suamiku mencium wanita lain didepanku?" batin Riana

" Sekarang kamu pulang ya! nanti kamu sakit" dengan nada yang begitu lembut,

Siapapun itu pasti klepek-klepek dibuatnya, dengan rayuan rama

" Heuredang oi..." pekik Imbron " Entah kenapa udara jadi panas ya..." imbuh Imbron seraya mengerjap-ngerjapkan matanya ke Rama

Rama malah tersenyum, melihat tingkah laku Riana yang salah tingkah

" Ok... saya pulang dulu ya sayang" jawab Nia seraya memegang pipi Rama dan bergegas pulang, membenahi tasnya

" Maaf...saya permisi ke toilet sebentar" pamit Riana dan bergegas pergi

" Sepertinya ada yang cemburu nih..." bisik imbron ke telinga Rama " Lo urus Riana, jangan sampai Lo nggak dapet jatah malam pertama..." goda Imbron pada Rama

" Diam nggak lo..." berbisik-bisik

" Aaaww..." pekik Imbron, karena Rama mencubit pinggangnya

" Panas...panas ...panas...." Imbron menirukan lagu heuredang

Sedangkan Nia sudah keluar duluan, dia bersemangat karena sudah dapat kecupan dari Rama

*M**alam pertama di rumah sakit*

Riana berjalan perlahan-lahan dan masuk ke toilet wanita

" Bodohnya aku ini" memukul mukul kepala sendiri didepan cermin " kenapa saya cemburu...bodoh...bodoh..." bicara sendiri didepan cermin toilet

" Tok..tok..." ada suara orang mengetuk pintu

" Ri...kamu tidak apa apa kan?" ternyata Rama yang mengetuknya

" Deg...." jantung Riana langsung kumat, ketika mendengar suara Rama

" Suara itu...ya...suara itu...suara Rama... " katanya sendiri

" Ri... kamu sudah selesai?" tanya Rama lagi

"Haduh..kenapa suaranya merdu sekali, membuat hatiku tambah tidak karu karuan" batinnya

" I..iya sebentar " Riana keluar dari toilet

" Kenapa kamu kesini?" tanya Riana

" Nenek sudah dipindahkan ke ruangan..." kata Rama " saya takut nanti kamu bingung.."

Idih Rama lebay..padahal kan ada HP tinggal telepon aja kan bisa.

...****...

Sudah sampai di sebuah ruangan, kami pun masuk kedalam, disitu terlihat ibu nenek masih memakai oksigen

Nenek terkena serangan jantung.

Saya dan Rama duduk di sofa, kami lebih sering diam dari pada berbicara

"Entah kenapa mata ini mengantuk sekali, akankah malam pertama ini disini..." batinnya dalam hati

Bersambung...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!