Aku bisa gila

"Ma.. Mama.. " aku tersentak karena putri Riana menggoyang2kan tanganku "ada apa ma? " tanyanya

"Ah sayang, mama tidak apa2,Mama cuma capek aja. " seraya menggendong" coba lihat apa ini? " membersihkan bibirnya yang bekas makan sesuatu "Kamu makan es krim? " Ica mengangguk

" Nggak apa-apa kali bi, kalo sekali- kali" jawab rama yang tiba-tiba sudah ada di sebelah Riana

" Ini, Ica kadang-kadang sakit gigi Ram" kata Riana mencoba mengalihkan, Karena Rama sepertinya masih penasaran

"Apa? " rama membelalakkan matanya kaget

" Ada apa? " taanya Riana ikut kaget

" Panggilan tadi, Ram" tanya Rama

"Iya, kenapa? " tanya Riana

"Ah tidak, tidak mungkin" rama kelihatan bingung

" Ohya, kenapa kamu tidak secepatnya menikah dengan Nia? " tanya Riana mengalihkan pembicaraan

"Saya nggak suka bibi tanya ini.. " Rama ngambek

Setelah beberapa hari kembalinya, Rama hendak melaksanakan bertunangan dengan Nia, itupun karena bujukan ibu yang tiba-tiba sakit, saya mendengar betul percakapan mereka dikamar ibu, Rama berusaha menolaknya, namun ibu memaksa Rama

Flashback on

" Nek, Rama tidak Cinta sama Nia" duduk dipojok seraya menatap keatas atap rumah

" Nenek tenang saja ya! ,orang suruhan saya sudah mendapatkan informasi, dimana alamat dia, tapi dia masih ada di rumah suaminya" kata Rama

" Sudah cukup, lupakan dia sayang, dia mungkin sudah bahagia dengan kehidupannya" nenek menasehati Rama " apa kamu mau merebut dia dari suaminya?, jangan gila kamu ya! kalau dia sudah tidak cinta dengan kamu lagi gimana?" kata nenek dengan suara yang agak naik dua octaf, seraya memegang dadanya

" Baiklah nek... tapi Rama minta satu syarat, ketika rama sudah bertemu dengan dia dan ternyata dia tidak menikah, nenek bisa kan mengijinkan saya menikah dengannya? " seraya memegang tangan nenek

" Deg... rasanya kaki ini berat, setelah mendengar ucapan rama...ya Allah, kenapa aku ini, jelas-jelas ini gila, aku tidak boleh mencintainya, dia ponakan suamiku" batin Riana dan tubuhnya gemetaran

Flashback off

"Hei.. Kenapa bibi melamun" menepuk pundak riana, riana tersentak kaget

" Ma...af, maaf, saya nggakga bermaksud mengagetkan" seraya memohon " bi...bisa ga jangan bahas masalah ini lagi, saya benar2 ga suka" kata Rama

"Tapi kenapa? Dia kan tunangan kamu" tanya Riana pura-pura

" Saya nggak suka aja,, " agak kesal " Dia yang menginginkan pertunangan ini, dan dia juga yang membujuk nenek" jawab rama

flashback on

Sebenarnya dua hari yang lalu Nia menemui Riana, ketika lagi bersama Ica di taman belakang rumah, tentu saja tanpa sepengetahuan Rama, katanya dia kesal karena Rama lebih perhatian sama saya dan ica, tapi saya memakluminya wanita mana yang tidak marah jika calon tunangannya lebih perhatian pada orang lain

" Kenapa kamu tidak menikah saja, agar Rama tidak sibuk dengan kalian" katanya marah-marah " saya ga suka sama kalian, dan kamu..." nunjuk Riana " seperti lem yang selalu nempel terus sama Rama " kata Nia ketus

" Tapi saya kan.. " jawab Riana tapi sebelum selesai bicara Nia memotong

" Saya akan suka ke kamu, kalau kamu menikah dan menjauh dari Rama " seraya nunjuk ke wajah Riana dan kemudian pergi.

" Hhhh..." menghela nafas panjang " ini masalah yang begitu rumit..." batinnya

*Fl**ashback off*

Namun tiba tiba....

Kring,, kring,,

" Riana: halo....apa? baiklah saya akan segera kesana " Riana menutup Hp-nya dan wajah Riana gugup seolah-olah ada sesuatu yang sedang terjadi

"Ada apa bi? " tanya Rama

" Ibu sakit, tiba-tiba pingsan, saya akan kesana" jawab Riana panik

" Ica nggak usah bibi bawa, biar dia bersama saya saja " kata Rama

"Tapi...saya biasanya kalau ke rumah ibu paling sebentar tiga hari" kata Riana, menjelaskan, dengan mata berkaca-kaca

" Sayang, Ica mau kan disini bersama kak Rama, mama mau kerumah nenek, nenek ica lagi sakit" Rama menjelaskan pada ica

" Ica mau disini sama kak rama" jawab Ica

" Anak pintar.." mengacak-acak anak rambut didepannya

...*****...

Ica tidur bersama Rama dikamar, pikirannya melayang, sudah tiga bulan disini tapi kenapa wajah Ana terbayang-bayang dan makin kesini, sikap dan tingkah laku istri om Rahman persis dengan tingkah Ana, mulai dari suara, mata, caranya memanggil panggilanku, dia selalu tahu apa yang aku suka, ah.. mungkinkah ini suatu kebetulan saja, tapi, lukisan ini tadi ketika Ica mencoba menceritakan ciri-ciri mamanya, tapi kenapa yang aku lukis menjadi wajah Ana, karena sebelumnya saya tidak pernah salah dengan sketsa wajah seseorang, gila.. Aku bisa gila gara-gara ini, baiklah...Saya akan cari tahu, siapa sebenarnya kamu bi.."

Rama membuka kamar istri om Rahman

"Kreek... " kamarnya tidak ada satupun foto2nya, bersih..siapa sebenarnya perempuan ini, ah... Kepalaku"memegang kepalanya "lama2 aku bisa gila kalau seperti ini, besok saya akan tanyakan sama nenek, siapa sebenarnya Ria " sembari tidur dengan lengannya "Ica, kak rama sayang kamu " sembari mencium ica yang lagi tidur.

...*****...

Dimeja makan Ica dan nek umni duduk bersama, setelah bik Ijah menyediakan sebuah sarapan, Rama muncul kemudian duduk

"pagi semua! " seraya tersenyum

"Pagi kak rama, nanti ica bobo dikamar kakak lagi ya! "

" Boleh, asaaal ica bantuin kakak ya! " bujuk Rama sana Ica

" Bantuin apa?" tanyanya polos

"Rahasia" mengedipkan matanya " oh ya nek, rama mau ta.. " terpotong

" pagi semua.. " tiba-tiba Nia muncul dan mencium nenek dan langsung duduk, seketika ekspresi wajah rama berubah

" Pagi sayang" balas nek umni

"Sayang kamu mau kemana rapi sekali,,

" Ngapain kamu kesini, merusak acara sarapan saya saja,," agak kesal dengan meletakkan sendoknya di piringnya

" Saya ada acara, bersama ica" mengedipkan matanya

"Saya ikut ya? " kata Nia

" Saya nggak suka sama tante Nia kak, dia jahat sama mama" kata Ica berbisik ke telinga Rama

" Ohya.., baiklah... " mengangguk2 "saya ga mau kamu ikut" seraya berdiri dan menuntun ica

" Tunggu... " Nia mengejar rama " kamu kenapa seperti ini, kamu selalu cuek sama aku, salah aku apa? "

Rama menghentikan langkahnya

" Salah kamu apa?, tanya pada diri kamu sendiri" dengan menunjuk kepalanya

"Rama, sejak disini, kamu selalu acuh, sejak adanya bibi ria dan anak ini, kamu lebih perhatian sama mereka"

" Mereka adalah keluargaku, dan kamu bukan siapa-siapa " setengah berbisik dan mendekatkan wajahnya

" kamu anggap aku ini apa hah? " setengah berteriak dan pergi

"Aku bisa gila dengan perempuan ini,, siapa juga yang ingin pertunangan ini, dasar, aaarkh.. Pusing... "Mengacak-acak kepalanya

"Masalah ini membuat aku gila. "

Bersambung

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!