Berdebar

Riana mendorong pintu kamar ibu nenek...

" Tunggu..." Rama memegang tangan Riana

" Deg..." tubuh Riana terasa lemas, kenapa jantungnya bisa dag... dig...dug...seperti terkena serangan jantung

" Kamu cemburu...?" tanya Rama

Tanpa menghiraukan pertanyaan Rama , Riana langsung masuk kamar inap nenek

" Kenapa kamu diam saja..?" Rama menyerang pertanyaan

Riana duduk di sofa dan berpura-pura mengambil sebuah majalah dan membacanya, kemudian Rama duduk didekatnya, kemudian mengambil majalahnya

"Tatap mataku..." pinta Rama, Riana menunduk, tidak berani menatapnya, Rama memegang wajah Riana...wajah mereka berdekatan..

" Apa yang akan dia lakukan...Tuhan... sepertinya aku akan pingsan..." batinnya

Dag..dig...dug...bunyinya seperti bom yang akan meledak, bibir Rama semakin dekat dengan bibir Riana daaaaan......

" Raaaaaaam....." suara nenek memanggil Rama, seketika Rama berdiri kaget

" Hhhh..." Riana bernafas lega dan tersenyum melihat tingkah Rama yang kikuk, karena takut ketahuan neneknya

" Iya nek..." menggaruk- garuk kepalanya yang tidak gatal, seraya menghampiri neneknya

" Mana ria..?" tanya nenek

" Ri...ehm...bibi..., dipanggil nenek..." Rama memanggil Riana

" Iya Bu..." menghampiri mertuanya itu dan memegang tangannya, karena nenek ingin meraih tangan Riana

" Kamu jangan sedih...karena pernikahanmu batal...!" nasehat ibu mertuanya itu

" Tidak Bu...pernikahan saya tidak batal..." jawab Riana

" Apa maksud kamu...? " tanya mertuanya kaget akan jawaban Riana, Rama menyenggol tangan Riana

" Ma...maksud saya...tidak batal...tapi ditunda Bu..." jawab Riana lega, diikuti tarikan nafas Rama

" Besok nenek sudah boleh pulang, kata dokter..." Rama mengalihkan pembicaraan " tapi sekarang nenek istirahat dulu, saya mau melanjutkan masalah yang belum selesai dengan seseorang..." kata Rama seraya melirik Riana

" Dasar nggak waras..." sungut Riana sendiri

" Memangnya ada masalah apa cucu nenek...?" tanya nenek penasaran

" A...anu...itu...apa ya..." Rama kebingungan

" Administrasi Bu... tadi belum selesai..." sela Riana menyelamatkan Rama, Rama cuma garuk-garuk kepala cengengesan

" Makanya kalau bicara di pikirkan dulu" bisik Riana

" Owh...kirain ada apa..." kata nenek fatma

" Saya ke.. keluar dulu ya nek..." pamit Rama

Kemudian berhenti didekat Riana

" Awas kamu ya...!" berbisik seraya nyelonong keluar kamar

Riana tersenyum dengan tingkah laku Rama yang salah tingkah dihadapan nenek

" Bruk..." bunyi pintu di tutup, Rama keluar pergi ke kantin untuk ngopi.

...*****...

Dikamar Riana duduk didekat ibu nenek, mereka berdua sama-sama tidur, posisi tidur Riana duduk dengan wajahnya dibenamkan ke tangannya

satu jam kemudian

Rama masuk ke ruangan itu, melihat nenek dan Riana tertidur, Rama tidak tega membangunkan mereka dan akhirnya dia tidur di sofa seraya menatap punggung Riana

Namun tidak beberapa menit dia bangun lagi dan duduk, tidur , duduk , tidur lagi...

Rama merasa kasihan melihat posisi tidur Riana yang seperti itu, makanya dia gelisah

" Saya bangunin kasian, kalau saya gendong kesini...pas nenek bangun, terus melihatnya...bisa kiamat sugro..., gimana ya...haduh... pusing..." memukul jidatnya

Setelah berpikir sejenak, akhirnya Rama memutuskan

" Kugendong ajalah, dia toh istri saya..." Rama berjalan mendekati Riana dan dibopongnya Riana menuju sofa, sembari menggendong, tidak henti-hentinya Rama menatap Riana

" Ingin rasanya kucium, gemes liat wajahnya..." batinnya

Dengan perlahan-lahan Rama menidurkan Riana di sofa, dibelainya gadis manis berhijab ini, lalu dikecuplah keningnya

" Cup..."

Kini Rama menggantikan posisi Riana tadi.

...*****...

Riana tampak mendorong kursi roda keluar dari rumah sakit dan berdiri didepan rumah sakit seraya menunggu rama mengambil mobilnya di parkiran

" Criiiiiit..." mobil merah berhenti tepat di hadapan mereka

Ada taksi juga yang berhenti didepan mereka

" Eh...tunggu... saya juga mau ikut..."

Ternyata Nia yang keluar dari taksi, berlari ke arah mereka

" Dasar lalat..." kata Riana bergumam sendiri

" Hei...ngapain kamu kesini...?" tanya Rama serai melirik Riana, karena ekspresi wajahnya berubah

" sayang...saya kesini tuh, mau jenguk nenek lho ..." mendekati nenek " gimana kabar nenek, sudah sembuh...?" tanyanya " oh ya nek... kemarin...saya Lo yang jagain nenek.." caper

" Nggak ada yang tanya..." celetuk Rama diiringi tawa Riana

" hus Ram...jangan begitu sama Nia..." kata nenek

" Awas..." menyikut Riana " biar saya aja yang mendorong nenek sampai mobil..." Nia langsung merampas pegangan kursi roda dari tangan Riana

Rama membuka pintu mobil

" Masuk nek..." kata Nia, setelah nenek masuk dilipat kursi rodanya oleh Rama, Nia bergegas naik ke kursi depan

Saat Rama masuk ke mobil dan melihat Nia bukannya Riana yang di sampingnya

Sedangkan Riana masih berdiri di luar mobil, seraya memasukkan tas-tas

" Hei... keluar...kamu dibelakang aja..." perintah Rama

" Nggak mau.. saya mau di sini sama kamu..."

" Eh.. kamu kan harus temani nenek dibelakang, biar bibi yang disini..." kata Rama

" Biar dia aja yang sama nenek..." bujuk Nia

" Bibi sudah semalaman nungguin nenek sekarang giliran kamu..." kata Rama

" Tapi kan...saya calon tunangan kamu..." jawabnya dengan kesal

" Saya akan batalin pertunangan kita, jika kamu tidak nurut..." tegas Rama pada Nia " Ri...bibi...pindah ke depan, biar Nia yang disitu

Riana keluar dari mobil, begitu juga Nia, akhirnya mereka bertukar tempat

diperjalanan sesekali Rama melirik Riana yang duduk di sampingnya

...*****...

Seharian Riana merawat mertuanya, sedangkan Rama melakukan kerja online dari rumah

Jam 22.30 wib

" Klik..." bunyi WA di HP Riana

Dibacanya

" Nenek sudah tidur..?" tanya Rama

" Klik" bunyi HP " sudah.." jawab Riana

" Klik.." bunyi HP " tunggu saya dikamar..."

" Klik" bunyi HP " ngapain...?"

" Klik" bunyi HP " memangnya mau ngapain, kalo suami mau bertemu istrinya..

Riana menutup HP-nya, berdebar lagi jantungnya, padahal Rama belum datang

" Ada apa denganku..? " Riana gemetaran " dulu aku tidak begini... kenapa hari ini lebih kencang debarannya..." berbicara sendiri

" Krieeeeek....." terlihat pintu kamarnya ada yang membukanya dari luar

"dag...dig...dug...dag...dig...dug...dag...dig...dug..."

Bersambung...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!