Padang Rumput II

"Jadikan masa lalu sebagai motivasi untuk terus memperbaiki diri."

****

Ketika Senja hendak meninggalkan tempat itu, ia sekali lagi teringat sesuatu. Ia merasa seperti melewatkan suatu yang penting namun lupa apa itu. Senja dengan bingung memutuskan untuk melihat sekali lagi Padang rumput yang ada di hadapannya.

Senja yakin jika ada hal aneh yang baru saja muncul ketika ia hendak meninggalkan tempat itu. Tapi anehnya sejauh Senja mencari, ia belum menemukan apa pun.

Tempat ini seperti sebuah sistem yang sudah dirancang. Semua hal diatur dengan rapi, bahkan meski tempat ini sudah lama ditinggalkan, suasananya masih sangat baru.

"Apakah hanya ada ini?" gumam Senja bosan sambil menendang-nendang tanah di sepanjang jalan yang ia lalui.

"Kupikir aku akan menemukan hal yang spesial," gerutunya dengan bibir yang manyun ke depan. Ia terlihat kecewa seperti anak kecil yang baru saja kehilangan permen.

Ketika Senja terus berjalan, ia tidak sengaja melihat kelinci yang sedang memakan wortel dari kebun. Wortel itu terlihat sama seperti wortel pada umumnya, hanya saja ada aura aneh yang menyelimuti wortel tersebut.

Dengan rasa penasaran Senja memutuskan untuk masuk ke dalam kebun dan memeriksa sendiri wortel tersebut. Ketika ia masuk, para kelinci yang sedang makan buru-buru untuk keluar, sehingga membuat Senja jatuh terduduk di tanah.

"Sial, tidak bisakah kalian tenang!" bentak Senja kesal saat para kelinci itu melompatinya. Ia menggerutu dengan kasar ketika beberapa kelinci menjadikan tubuhnya sebagai batu loncatan mereka.

"Ugh...!"

Senja yang kesal pun melempar kelinci yang menggunakan tubuh nya sebagai batu loncatan. Dengan kejam kelinci itu jatuh bertebaran di sekeliling kebun. Mereka jatuh dengan tubuh yang tersungkur kebelakang. Tanpa perlu merasa sakit, mereka segera bangkit dan berlari menjauh dari Senja.

Senja hanya menatap mereka dingin sebelum berdiri dari jatuhnya. Ia mengibaskan pakaiannya sebelum berjalan mendekati kebun. Dengan tenang Senja berjongkok di depan tumpukkan tanah yang di penuhi oleh wortel.

Ia kemudian menarik daun wortel dan mengangkatnya keluar dari tanah. Terlihat jelas wortel yang dibaluti energi biru samar. Energi itu tidak besar, hanya saja bentuknya sangat unik. Ia terlihat bersih dan kuat meskipun jumlahnya kecil.

"Aku harus memanggil Kun."

Senja memutuskan untuk mendiskusikan tempat ini dengan Kun, hewan sucinya. Ia lalu melakukan link dengan Kun yang saat ini sedang berada di Asrama.

****

"Hahaha"

Senja terlihat acuh saat Vanilla berlari ria mengejar para kelinci dan burung yang ia jumpai. Seharusnya yang ada di tempat ini adalah Kun tapi entah mengapa ia menolak dengan alasan yang membuat Senja kesal.

Saat ini yang menggantikan Kun adalah Vanilla dan bukannya bekerja, ia malah bermain dengan hewan yang ada di tempat ini. Senja hanya diam mendengar tawa Vanilla setiap kali ia berhasil menangkap mereka.

Terlihat jelas wajah frustasi kelinci dan burung yang Vanilla tangkap. Mereka terlihat gemetaran setiap kali Vanilla menonjolkan gigi taringnya, padahal ia hanya tersenyum bukan berniat untuk memakan mereka.

Senja juga tidak bisa menghalangi Vanilla karena ia masih kecil. Usianya masih menginjak satu tahun, jadi wajar saja jika ia masih aktif-aktifnya untuk bermain.

"Hah," lirih Senja frustasi saat melihat tempat ini. Ia berharap untuk mendapatkan hal yang istimewa setelah pergi ke ruang bawah tanah, namun yang ia dapat hanyalah taman dan kebun bunga.

"Ada apa dengannya?"

Di saat istirahat, Senja mengingat kembali percakapannya dengan Lily. Ia jelas tidak pernah melakukan hal aneh pada Lily atau apapun itu, tapi entah mengapa Lily terlihat kesal dari nada suaranya yang dingin.

****

Satu Jam yang Lalu

Senja sudah berulang kali menelepon Kun namun tidak satu pun panggilannya terjawab. Dengan kesal Senja akhirnya melakukan link dengan Lily.

Setelah hening beberapa saat, akhirnya Lily menjawab panggilannya. Ia terlihat kesal saat menjawab panggilan Senja, tapi itu bisa di maklumi karena biasanya Lily memang seperti itu.

"Dimana Kun?"

Senja langsung bertanya pada intinya, ia terlalu kesal untuk membicarakan hal yang lain.

"Entahlah," jawab Lily acuh tak acuh.

"Hey, kau, sudahlah jawab saja pertanyaan ku."

Senja ingin berteriak marah, namun emosinya teredam mengingat sifat Lily yang memang suka seperti itu.

"Aku tidak tahu, lagi pula saat ini aku sedang sibuk."

Lily terlihat buru-buru untuk mematikan telepon, ia juga terlihat tidak senang setiap kali Senja bertanya mengenai Kun.

"Kalian, huh dasar. Dengarkan aku, aku menemukan ruang bawah tanah di paviliun Permaisuri, dan suruh Kun kesini untuk memeriksanya."

Setelah itu Senja lalu memberikan koordinat ruang bawah tanah dan setelah koordinat terkirim, panggilan pun berakhir.

"Sial," maki Senja yang masih kesal dengan situasi saat ini. Ia memutuskan untuk menunggu Kun sambil berbaring di bawah pohon dekat sungai.

Beberapa menit kemudian, sebuah portal teleportasi muncul di dekat Senja. Portal itu berwarna biru muda dengan beberapa butiran salju yang keluar bersamaan dengan terangnya cahaya yang datang.

"Kun," panggil Senja saat cahaya portal mulai menghilang, namun bukannya Kun yang muncul melainkan Vanilla dengan berbagai macam makanan di tubuhnya.

"Vanilla?" gumam Senja tidak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Wah, tempat ini sangat keren."

Vanilla terlihat senang, ia menjatuhkan seluruh makannya ke rumput dan berlari ria mengelilingi tempat ini.

Wajahnya sangat ceria, ia bahkan lupa untuk menyapa Senja yang ada di hadapannya. Vanilla terlalu asyik bermain dengan hewan-hewan yang ada di sana, sehingga melupakan nona nya yang masih terpaku di tempat.

"Dan disinilah aku," lirih Senja setelah kembali ke kehidupan nyatanya. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi saat melihat makanan yang dibawa Vanilla raib dimakan rubah.

Rubah itu terlihat lucu dengan bulu merahnya, ia terlihat sangat menggoda. Namun Senja hanya mengabaikannya sambil melihat langit yang cerah. Aneh rasanya di dalam ruang bawah tanah ini bahkan ada langitnya.

Tempat ini seperti berada di dimensi yang berbeda, kalau bukan karena pintu coklat tua itu, mungkin Senja berpikir tempat ini berada di alam bebas.

Episodes
1 Awal Baru
2 Pendekatan
3 Pendekatan II
4 peraturan Baru
5 Sandiwara
6 Sandiwara II
7 Rasa yang Aneh
8 Luka dan Ego
9 Luka dan Ego II
10 Luka dan Ego III
11 Kabur
12 Kabur II
13 Kabur III
14 Kecewa
15 Marah
16 Marah II
17 Tipuan
18 Padang Rumput
19 Padang Rumput II
20 Rahasia
21 Perubahan
22 Perubahan II
23 Pesuruh
24 Trik Murahan
25 Kembali
26 Buku Sihir
27 Memantau
28 Korp Penjaga
29 Pelatih Baru
30 Pelatih Baru II
31 Keseimbangan
32 Kumpulan Mana
33 Laporan
34 Monster Lain
35 Monster Lain II
36 Monster Lain III
37 Perubahan Fisik
38 Perubahan Fisik II
39 Curiga
40 Senjata Makan Tuan
41 Teknik Rahasia
42 Taman Bunga Mawar
43 Mayat Hidup
44 Kembali
45 Siapa Kau
46 Meridian
47 Istirahat
48 Kota Baru
49 Rahasia Lain
50 Meridian
51 Meridian II
52 Kekuatan Baru
53 Sahabat
54 Pratikum
55 Casting
56 Teknik Baru
57 Bully
58 Level Up
59 Kendali
60 Informasi
61 Kecurigaan
62 pelatih Baru
63 Elemental
64 Elementalist
65 Ikatan Baru
66 Rutinitas
67 Rutinitas II
68 Teknik Penyembuhan
69 Ujian Tengah Semester
70 Lebih Dekat
71 Halusinasi
72 Penghuni Akademi
73 Metode Ekstrim
74 Target Manipulasi
75 Tenang Sementara
76 Saran
77 Manipulasi Elemen
78 Pecahan Informasi
79 Healing Systems
80 Mencari
81 Sosok Di Balik Angka 46
82 Kunjungan Sahabat
83 Wilayah Tengah
84 Relasi
85 Tangkapan
86 Tertangkap
87 Misi Berburu
88 Desa Awda
89 Strategi Misi
90 Monster Tipuan
91 Ciel Si Penggembala
92 Salah Paham
93 Sandiwara
94 Kecurigaan
95 Kecurigaan II
96 Prasangka
97 Jebakan
98 Jebakan II
99 Rahasia Suara
100 Hipnotis
101 Hipnotis II
102 Eksekusi Rencana
103 Malam Terkutuk
104 Sadar
105 Kembalikan
106 Pengantar Tidur
107 Awal
108 Kebenaran
109 Jebakan
110 Selesai
111 Kejelasan
112 Misi End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Baru
2
Pendekatan
3
Pendekatan II
4
peraturan Baru
5
Sandiwara
6
Sandiwara II
7
Rasa yang Aneh
8
Luka dan Ego
9
Luka dan Ego II
10
Luka dan Ego III
11
Kabur
12
Kabur II
13
Kabur III
14
Kecewa
15
Marah
16
Marah II
17
Tipuan
18
Padang Rumput
19
Padang Rumput II
20
Rahasia
21
Perubahan
22
Perubahan II
23
Pesuruh
24
Trik Murahan
25
Kembali
26
Buku Sihir
27
Memantau
28
Korp Penjaga
29
Pelatih Baru
30
Pelatih Baru II
31
Keseimbangan
32
Kumpulan Mana
33
Laporan
34
Monster Lain
35
Monster Lain II
36
Monster Lain III
37
Perubahan Fisik
38
Perubahan Fisik II
39
Curiga
40
Senjata Makan Tuan
41
Teknik Rahasia
42
Taman Bunga Mawar
43
Mayat Hidup
44
Kembali
45
Siapa Kau
46
Meridian
47
Istirahat
48
Kota Baru
49
Rahasia Lain
50
Meridian
51
Meridian II
52
Kekuatan Baru
53
Sahabat
54
Pratikum
55
Casting
56
Teknik Baru
57
Bully
58
Level Up
59
Kendali
60
Informasi
61
Kecurigaan
62
pelatih Baru
63
Elemental
64
Elementalist
65
Ikatan Baru
66
Rutinitas
67
Rutinitas II
68
Teknik Penyembuhan
69
Ujian Tengah Semester
70
Lebih Dekat
71
Halusinasi
72
Penghuni Akademi
73
Metode Ekstrim
74
Target Manipulasi
75
Tenang Sementara
76
Saran
77
Manipulasi Elemen
78
Pecahan Informasi
79
Healing Systems
80
Mencari
81
Sosok Di Balik Angka 46
82
Kunjungan Sahabat
83
Wilayah Tengah
84
Relasi
85
Tangkapan
86
Tertangkap
87
Misi Berburu
88
Desa Awda
89
Strategi Misi
90
Monster Tipuan
91
Ciel Si Penggembala
92
Salah Paham
93
Sandiwara
94
Kecurigaan
95
Kecurigaan II
96
Prasangka
97
Jebakan
98
Jebakan II
99
Rahasia Suara
100
Hipnotis
101
Hipnotis II
102
Eksekusi Rencana
103
Malam Terkutuk
104
Sadar
105
Kembalikan
106
Pengantar Tidur
107
Awal
108
Kebenaran
109
Jebakan
110
Selesai
111
Kejelasan
112
Misi End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!