"Emosi yang berlebihan akan membuat mu kehilangan kendali, tahan dan simpanlah."
****
Setelah Lucas keluar dari rumah pertarungan, ia bisa melihat aktifitas riuh di dalam pasar gelap. Meski hari sudah malam, namun aktifitas di tempat ini masih segar layaknya pagi hari.
Kring...
Suara gemerincing gelang miliknya semakin kuat. Suara itu keras seiring dengan aroma lavender yang menyebar masuk ke dalam indra penciuman Lucas. Aroma lavender berpadu dengan aroma manis dari vanilla yang membuat Lucas semakin terbuai.
Tanpa sadar ia terus mendekati asal aroma tersebut. Aroma yang begitu familiar baginya, aroma yang mengingatkannya pada kekasihnya. Aroma itu pulalah yang menuntun Lucas pada Senja.
Kring....
Suara gemerincing gelang semakin keras dengan goyangan yang cepat. Di saat yang bersamaan, Lucas membuka matanya dan mencari dimana asal suara itu. Ketika ia melihat uraian rambut seorang gadis, telinganya memerah dan senyum lembut mengembang di bibirnya.
Dan pada saat ia hendak mendatangi gadis tersebut, betapa terkejutnya ia saat melihat gumpalan asap hitam yang mengelilingi wanitanya.
Wajah Lucas yang semula tersenyum, kini berubah 180 derajat menjadi dingin. Tangannya terkepal erat dengan mata menyipit tajam.
"Sial, bagaimana bisa?" gumam Lucas kesal. Ia terlihat begitu frustasi saat mengikuti langkah kaki kekasihnya itu.
Ketika kekasihnya berpisah dengan pelayan pribadinya. Lucas menyuruh Nike untuk menculik Dian. Ini adalah rencana yang tiba-tiba saja dipikirkan oleh Lucas saat melihat kekasihnya memasuki toko Sun Flores.
Selama kekasihnya berada di toko tersebut, Lucas memutuskan untuk kembali ke istananya untuk mengambil ramuan obat. Ia tidak ingin kehilangan kekasihnya sama seperti ia kehilangan kakaknya.
"Aku harus menemukan ramuan itu," lirih Lucas saat membongkar paksa seluruh gudang kerjanya. Ramuan obat yang tengah ia cari adalah ramuan obat yang mampu menetralisir kan racun.
Setinggi apapun racun itu, pasti akan dihilangkan, namun resikonya juga tinggi. Siapa pun yang meminumnya akan mengalami delusi panjang yang akan membuatnya terus tidur sampai racun tersebut bisa menghilang dengan sempurna.
Begitulah cara terbaik yang dipikirkan Lucas saat ia membuat ramuan obat tersebut. Hal ini dilakukan agar si penderita bisa fokus dalam penyembuhan tanpa harus memikirkan tentang apa yang akan terjadi di dunia nyata.
Delusi yang dialami si penderita bisa sangat bervariasi, tergantung dengan seberapa banyak racun dan jenis racunnya. Jika racun yang dimiliki hanya sedikit, maka waktu penyembuhan akan cepat begitupula sebaliknya.
Tidak hanya itu, masa penyembuhan juga bergantung pada racun jenis apa yang digunakan. Jika racun itu berjenis gangguan saraf, maka ramuan ini akan bekerja dengan sangat cepat. Namun jika racun itu adalah racun yang mengakar pada darah, maka masa pemulihannya pun bisa lama.
Untuk kasus kekasihnya, racun yang dimiliki nya adalah racun yang berpusat pada saraf, sehingga masa penyembuhan akan cepat sesuai dengan dosis yang telah di berikan sebelumnya.
Saat Lucas berhasil menemukan ramuan obat tersebut, ia dengan cepat keluar dari gudang. Pada saat hendak pergi, ia dikagetkan dengan kedatangan Nike bersama dengan Dian di punggungnya.
"Tuan, apa yang harus dilakukan padanya?"
Nike bertanya dengan wajah yang serius, namun Lucas hanya melihatnya dengan acuh.
"Terserah kau saja."
Setelah mengatakan itu, Lucas bergegas keluar dari ruangan tersebut. Ia lalu berteleportasi menuju plaza dimana kekasihnya masih berada di dalam toko. Terlihat jelas jika kekasihnya saat ini sedang marah besar, namun Lucas tidak ingin mencampuri urusan pribadi wanitanya itu.
Menurutnya, jika urusan itu tidak menjurus pada keselamatan wanitanya, maka ia akan mengabaikannya. Namun, jika masalah itu malah akan membuat nyawa wanitanya melayang, maka ia akan turun tangan secara langsung.
Setelah menunggu lama, akhirnya kekasihnya itu keluar juga dari toko tersebut. Ia lalu mendatangi kekasihnya dengan menyamar sebagai pelayan pribadinya. Lucas pikir kekasihnya akan menurut dengan mudah, namun kenyataannya malah sebaliknya.
Saat ia hendak menyuntikkan ramuan tersebut ke dalam tubuh kekasihnya. Ia malah mendapatkan luka bakar akibat serangan dari hewan suci milik kekasihnya tersebut. Lucas mencoba untuk tenang dan mengendalikan emosinya saat tangannya mulai terbakar dan melepuh.
"holy shit," maki Lucas sambil membalut pergelangan tangannya yang terbakar.
Untung saja ramuan yang ia suntikan berhasil masuk dan membuat kekasihnya itu tertidur dengan lelap. Lucas yang sudah kembali dengan rasionalitasnya, kemudian pergi membawa wanitanya menuju Kastil Hitam.
Sesampainya di sana, Lucas lalu menidurkan wanitanya pada kamar pribadinya langsung. Ia sempat melihat wajah pucat kekasihnya yang sedang mengalami delusi. Jujur saja, hati Lucas merasa sakit dengan hal itu. Namun ia segera membuangnya dan pergi untuk mengobati lukanya tersebut.
"Sedang apa kau?" tanya Lucas pada bawahannya yang sedang memotong daging. Ia terlihat seperti sedang menyiapkan sesuatu di tengah malam begini.
"Untuk siapa kau masak ini?" lanjut Lucas saat hendak membasahi tangannya dengan air.
"Aku hanya ingin membuatnya tenang," balas bawahannya sambil menunjuk ke arah salah satu kamar.
"Apa kau ingin menyogoknya dengan makanan?" tanya Lucas kembali saat hendak pergi meninggalkan dapur.
Bawahannya hanya diam menatap daging yang sudah ia potong. Lucas hanya menghela napas panjang dengan reaksi aneh bawahannya tersebut. Ia memutuskan untuk pergi menuju ruang kesehatan dan mengobati lukanya.
****
Saat melihat kekasihnya sudah sadar, wajah Lucas kembali tersenyum senang. Ia menyambut hangat kekasihnya tersebut sambil menciumi helaian rambutnya. Terlihat jelas jika kekasihnya tersipu malu oleh sikap Lucas, namun ia hanya membiarkannya saja.
Setelahnya, ia bertanya tentang alasan mengapa kekasihnya memakan makanan kotor. Namun sayangnya, kekasihnya itu tidak menjawab dan malah memalingkan wajah darinya.
Lucas yang kesal lalu mengurung kekasihnya pada perisai yang telah ia buat untuk melindungi kamarnya. Perisai itu mengurung kekasihnya yang saat ini sedang berteriak kasar padanya.
Lucas kecewa namun ia mencoba untuk mempertahankan sifat dinginnya tersebut. Ia tahu jika kekasihnya akan kesal dan marah padanya, namun ini adalah pilihan yang bijak demi kesembuhan kekasihnya.
Lucas kemudian pergi meninggalkan kamar dan membiarkan kekasihnya itu memaki namanya dengan keras dan sebanyak mungkin. Ini lebih baik daripada kekasihnya pergi menghilang entah kemana.
****
"Tuan," panggil salah satu bawahan Lucas yang secara tidak sengaja membuat lamunan Lucas buyar.
"Tuan, ada apa dengan anda? Saya sudah memanggil nama anda sejak tadi, tapi Tuan tetap diam seperti ini," lanjut bawahan itu dengan nada suara panik.
"Hah."
Lucas menghela napas panjang, ia kemudian membalikkan tubuhnya dan melihat wajah bawahannya tersebut.
"Aku baik," balas Lucas dingin. Ia kemudian menyuruh bawahannya itu untuk pergi meninggalkannya sendirian.
Saat ini Lucas sedang memandangi hutan di dekat kastilnya. Ia melihat hewan magic miliknya sedang berbaring ria bersama dengan penjaga lainnya. Kastil ini tampak kacau dan menyeramkan, namun aslinya jauh sangat berbeda.
Semua kehidupan disini berjalan dengan normal. Mereka saling membantu dan berbagi satu sama lainnya. Hal itulah yang membuat Lucas menyukai kastil miliknya ini.
"Aku harap kau bisa melihat tempat ini nantinya."
Lucas bergumam sendu sambil memikirkan wajah kekasihnya itu. Ia tahu jika keras kepala wanitanya sama seperti dirinya. Namun itulah daya tarik dari kekasihnya tersebut.
"Apa ini?" lirih Lucas saat merasakan energi besar mencoba untuk menerobos kastilnya. Ia dengan panik berlari menuju arah sumber kekuatan tersebut.
"Sial," maki Lucas saat ia mengetahui darimana sumber energi yang mencoba mengacaukan wilayahnya ini.
Energi itu berasal dari kamar kekasihnya. Jelas terlihat wajah panik Lucas, ia segera menerobos masuk ke dalam kamar tersebut dan melihat bahwa kekasihnya sudah menghilang tepat di depan matanya.
"Brengsek!"
Lucas berteriak kesal ketika ia hanya mendapati ruangan kosong tanpa penghuni. Ruangan itu cukup berantakan dengan beberapa perabot yang pecah akibat tekanan tinggi dari teleportasi wanitanya.
"Hah, kenapa aku tidak memikirkan ini sebelumnya."
Lucas menyesal karena ia terlalu panik dan melupakan siapa kekasihnya itu. Ia lupa jika kekasihnya adalah wanita pintar yang licik.
Ia lupa bahwa wajah polos kekasihnya hanyalah kamuflase dari sifatnya yang sesungguhnya. Memang jika dilihat kekasihnya itu memiliki wajah murni yang penuh dengan kasih sayang, dan apabila disentuh dengan kasar maka ia akan hancur kapan saja.
Namun faktanya, kekasihnya itu adalah wanita yang sangat licik. Ia bisa menghancurkan apapun dengan mudah. Selain itu, kekuatan kekasihnya juga tidak bisa diremehkan.
"Aku kalah kali ini."
Lucas tersenyum nakal saat ia mengakui kekalahannya. Ia terlalu bodoh untuk menahan seekor harimau di kandang kelinci. Jelas sekali jika harimau akan mudah lolos jika tempatnya tidak sesuai, dan itu adalah kesalahan fatal bagi Lucas.
"Aku akan mengingat hal ini dengan baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments