Kabur II

"Kerjasama selalu menghasilkan dua hal yang berbeda, satu diantaranya adalah hasil sedangkan sisanya adalah gagal."

****

"Dian, ada apa ini?" tanya Morreti saat Dian tiba-tiba saja muncul di dalam Guild.

"Dimana Vanilla?" bukannya menjawab, Dian malah bertanya tentang hal lain.

Dennis yang merasa aneh dengan sikap Dian terus bertanya tentang apa yang sedang terjadi, namun lagi-lagi Dian hanya diam sambil berjalan mencari Vanilla.

"Senior, ada apa?"

Kini giliran Hazel yang bertanya, namun Dian hanya mengabaikannya dengan acuh.

"Dimana Vanilla?" tanya Dian kembali pada juniornya itu.

"Uhm itu, dia disana."

Hazel menunjuk ke lantai atas Guild, Dian dengan cepat naik ke lantai atas untuk menemui Vanilla. Sayangnya, Vanilla sedang tidak berada disana. Dian yang panik terus mendobrak setiap ruangan untuk mencarinya.

"Hentikan ini, katakan padaku apa yang sedang terjadi sekarang!" bentak Dennis yang sudah tidak tahan lagi dengan perilaku Dian.

"Hah sial."

Dian menghela napas panjang dengan tarikan yang begitu frustasi. Ia kemudian menceritakan apa yang sedang terjadi padanya dan nona nya saat ini.

"Astaga, bagaimana bisa?"

Dennis tampak kaget dengan raut wajah yang berkeringat. Ia sama sekali tidak pernah menduga akan hal ini sebelumnya.

"Sial, apa yang bisa kita lakukan?" tanya Dennis kembali saat Dian masih terus saja mencari Vanilla.

"Ya mau bagaimana lagi, satu-satunya cara untuk membawa Nona kembali hanya dengan bantuan."

Bukan hanya Dennis yang panik disini namun Dian juga merasakan dua kali lipat dari kepanikan itu. Waktunya sangat singkat sebelum mereka mengetahui bahwa Dian sudah kabur dari sana.

"Baiklah, aku akan memban..."

"Tidak bisa," potong Dian dengan cepat. Ia tidak ingin mengambil resiko lebih dengan membawa Dennis dalam rencana kali ini.

"Akan bahaya jika mereka tahu bahwa pemimpin Guild ikut campur dalam urusan ini."

Dian mencoba untuk menjelaskan situasinya namun Dennis sama sekali tidak mengerti. Bukankah ia bisa saja menyamar, lalu apa masalahnya.

"Ini bukan urusan menyamar atau tidak. Kita tidak tahu kekuatan mereka seperti apa, lagi pula yang kita datangi ini adalah markasnya."

Dennis hanya bisa menghela napas panjang dengan argumen yang baru saja diberikan Dian. Ia menyuruh Berry dan Sean untuk mencari Vanilla. Mereka harus menemukan Vanilla secepat mungkin.

Sebenarnya keadaan akan lebih mudah jika Lily ataupun Kun ada disini. Mereka akan dengan mudah membantu Senja, namun karena mereka masih berada di Asrama, sehingga itu sangatlah sulit.

Untuk bisa masuk ke dalam asrama, kita membutuhkan teleportasi tingkat tinggi untuk menghilangkan jejak dari kubah raksasa itu, dan jika hal itu gagal, maka mereka akan mendapatkan hukuman yang sangat berat. Jadi, untuk saat ini kekuatan Vanilla sangatlah penting lebih dari apapun.

Sudah 10 menit mereka mencari Vanilla, namun tidak satupun yang berhasil menemukannya. Saat perasan putus asa datang, Sean baru teringat jika Vanilla sedang berada di rumah pertarungan untuk mengamati pertarungan disana.

"Sial, betapa bodohnya aku."

Sean kemudian pergi menuju rumah pertarungan untuk menemukan Vanilla. Disana ia bertemu dengan Count Servan yang langsung membawanya menuju Vanilla.

"Akhirnya aku menemukan mu juga."

Vanilla tampak bingung karena Sean tidak seperti biasanya. Ia tidak pernah datang menjemput Vanilla meski dirinya tidak kembali dalam jangka waktu yang lama.

"Ada apa ini manusia?" tanya Vanilla penasaran.

"Ikuti aku, ada hal penting yang terjadi."

Sean lalu menarik Vanilla dan membawanya ke Guild dengan cepat. Sesampainya di sana, Vanilla sudah di sambut oleh Dian yang berwajah pucat.

"Kita sudah tidak memiliki banyak waktu," seru Dian sambil menarik lengan Vanilla.

"Ada apa ini Dian?"

Vanilla tampak bingung namun masih menuruti perkataan Dian.

"Nona, Nona dalam masalah."

Mendengar nona nya dalam masalah, Vanilla pun menjadi panik, wajahnya memerah dengan aura biru yang mengambang keluar dari bulunya yang indah.

"Tenangkan dirimu, kita sudah kehabisan waktu sekarang."

Vanilla mencoba untuk menenangkan pikirannya. Ia menarik napas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan, itu dilakukan secara berulang dan dalam jangka waktu yang lama.

"Baiklah, mari kita mulai."

Vanilla kemudian membuat lingkaran sihir yang berbeda dari milik Ristia ataupun Lily. Portal sihir ini memiliki lambang kuno yang mengikat setiap partikelnya.

Selain itu, butuh wadah penghubung yang akan menyambungkan portal ini ke tempat tujuan. Ini seperti sihir Rune yang mengikat namun lebih komplek dari yang terlihat.

Sihir ini akan aktif apabila kedua media sudah terhubung. Oleh karena itu, sihir ini sangatlah jarang digunakan. Selain sifatnya yang komplek, cara membuatnya pun juga rumit. Biasanya para penyihir lebih suka menggunakan sihir teleportasi jenis penghubung satu dimensi dari pada sihir teleportasi Rune yang menghubungkan dua dimensi.

"Sihirnya akan aktif apabila media penghubung disana sudah terbentuk," seru Vanilla saat portal sihirnya sudah hampir selesai.

"Hah, baiklah."

Dian terlihat lega namun tidak sepenuhnya bisa menghilangkan rasa cemasnya terhadap nona nya itu.

****

Kastil Hitam

Senja yang masih mencari tali penghubung linknya akhirnya menemukan titik terang. Meski suaranya terdengar samar, namun Senja bisa memastikan jika itu berhasil.

Senja terlihat puas dengan hasil yang ia dapatkan kali ini. Meski ia membutuhkan mana yang besar untuk bisa menerobos perisai ini, tapi itu sepadan dengan hasil yang ia dapatkan.

"Mari kita mulai."

Senja lalu mendorong kasur di dekatnya menjauh ke tepi. Ia juga menyingkirkan barang-barang yang ada di area tersebut.

"Apa sudah cukup?" tanya Ristia saat ruangan tempat mereka berdiri sudah sepenuhnya kosong.

"Kurasa ini sudah cukup," balas Senja dengan napas yang sedikit melemah.

Senja kemudian mengambil air yang ada di dalam vas bunga. Air itu akan ia gunakan sebagai penghubung antara dirinya dan portal. Setelah semua persiapan sudah selesai, kini saatnya Senja melakukan apa yang sudah ia pelajari dari Prof Edward sebelumnya.

Air yang ada di dalam vas bunga pun terjun ke lantai. Namun bukannya melebar, air itu malah membentuk lingkaran portal yang sangat komplek. Setiap lambang digambarkan dengan sangat teliti dengan mantra sihir yang sebelumnya ia pelajari.

Dengan mantra sihir ini, portal dengan sihir Rune pun terbentuk. Meski tidak besar, namun portal sihir ini sudah cukup untuk memindahkan Senja dari tempat ini.

Setelah portal sihir terbentuk dengan sempurna, cahaya biru muda pun keluar dari setiap lambangnya. Cahaya biru itu kemudian berputar mengelilingi portal dengan huruf-huruf Rune yang mengambang naik setiap kali cahaya biru menyentuhnya.

Akibat dari gerakan itu, ruangan menjadi sangat kacau. Barang-barang yang sudah Senja pindahkan kini berterbangan kesana-kemari tidak beraturan. Tidak hanya itu, dinding-dinding di sekitaran portal mulai pecah dan retak akibat tekanan yang kuat dari energi biru tersebut.

Energi itu terus mencoba untuk masuk, meski terlihat berantakan namun akhirnya energi itu berhasil menembus pembatas. Senja yang melihat itu segera memasuki portal sesuai instruksi yang diberikan oleh Dian sebelumnya.

Ketika ia sudah berada di dalam portal, tubuh Senja tampak lelah dengan udara yang mulai menipis secara signifikan. Meski begitu, ia mencoba untuk tetap sadar dalam keadaan seperti ini.

Senja juga bisa melihat lantai yang ia tapaki mulai retak dan pecah di beberapa titik. Selain itu, barang yang sebelumnya hanya terbang kesana-kemari kini mulai berpusat di satu titik saja.

"Hah."

Senja hanya bisa menghela napas panjang saat melihat seluruh barang yang mulai berantakan satu demi satu. Setelahnya cahaya biru mulai menerjang dirinya, portal sihir pun mulai aktif.

Portal itu mulai membuat tubuh bawah Senja menghilang secara perlahan. Gerakannya begitu cepat, sehingga dalam waktu beberapa detik saja seluruh bagian lain dari tubuh Senja sudah menghilang.

Sebelum sepenuhnya menghilang, Senja sempat merasakan aura tajam yang sedang berlari ke arahnya. Aura itu seakan-akan bisa menembus tembok kamar kapan saja, dan ketika aura itu hendak sampai padanya, energi biru sudah mulai menelan Senja sepenuhnya.

Energi itu membawa Senja pergi seutuhnya dari Kastil Hitam, meninggalkan apapun yang ada di sana. Senja tidak tahu siapa yang sedang berlari gila kearahnya, lagi pula itu sudah tidak penting lagi sekarang.

"Akhirnya aku bebas," gumam Senja saat dirinya sudah benar-benar menghilang dari kastil tersebut.

Episodes
1 Awal Baru
2 Pendekatan
3 Pendekatan II
4 peraturan Baru
5 Sandiwara
6 Sandiwara II
7 Rasa yang Aneh
8 Luka dan Ego
9 Luka dan Ego II
10 Luka dan Ego III
11 Kabur
12 Kabur II
13 Kabur III
14 Kecewa
15 Marah
16 Marah II
17 Tipuan
18 Padang Rumput
19 Padang Rumput II
20 Rahasia
21 Perubahan
22 Perubahan II
23 Pesuruh
24 Trik Murahan
25 Kembali
26 Buku Sihir
27 Memantau
28 Korp Penjaga
29 Pelatih Baru
30 Pelatih Baru II
31 Keseimbangan
32 Kumpulan Mana
33 Laporan
34 Monster Lain
35 Monster Lain II
36 Monster Lain III
37 Perubahan Fisik
38 Perubahan Fisik II
39 Curiga
40 Senjata Makan Tuan
41 Teknik Rahasia
42 Taman Bunga Mawar
43 Mayat Hidup
44 Kembali
45 Siapa Kau
46 Meridian
47 Istirahat
48 Kota Baru
49 Rahasia Lain
50 Meridian
51 Meridian II
52 Kekuatan Baru
53 Sahabat
54 Pratikum
55 Casting
56 Teknik Baru
57 Bully
58 Level Up
59 Kendali
60 Informasi
61 Kecurigaan
62 pelatih Baru
63 Elemental
64 Elementalist
65 Ikatan Baru
66 Rutinitas
67 Rutinitas II
68 Teknik Penyembuhan
69 Ujian Tengah Semester
70 Lebih Dekat
71 Halusinasi
72 Penghuni Akademi
73 Metode Ekstrim
74 Target Manipulasi
75 Tenang Sementara
76 Saran
77 Manipulasi Elemen
78 Pecahan Informasi
79 Healing Systems
80 Mencari
81 Sosok Di Balik Angka 46
82 Kunjungan Sahabat
83 Wilayah Tengah
84 Relasi
85 Tangkapan
86 Tertangkap
87 Misi Berburu
88 Desa Awda
89 Strategi Misi
90 Monster Tipuan
91 Ciel Si Penggembala
92 Salah Paham
93 Sandiwara
94 Kecurigaan
95 Kecurigaan II
96 Prasangka
97 Jebakan
98 Jebakan II
99 Rahasia Suara
100 Hipnotis
101 Hipnotis II
102 Eksekusi Rencana
103 Malam Terkutuk
104 Sadar
105 Kembalikan
106 Pengantar Tidur
107 Awal
108 Kebenaran
109 Jebakan
110 Selesai
111 Kejelasan
112 Misi End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Baru
2
Pendekatan
3
Pendekatan II
4
peraturan Baru
5
Sandiwara
6
Sandiwara II
7
Rasa yang Aneh
8
Luka dan Ego
9
Luka dan Ego II
10
Luka dan Ego III
11
Kabur
12
Kabur II
13
Kabur III
14
Kecewa
15
Marah
16
Marah II
17
Tipuan
18
Padang Rumput
19
Padang Rumput II
20
Rahasia
21
Perubahan
22
Perubahan II
23
Pesuruh
24
Trik Murahan
25
Kembali
26
Buku Sihir
27
Memantau
28
Korp Penjaga
29
Pelatih Baru
30
Pelatih Baru II
31
Keseimbangan
32
Kumpulan Mana
33
Laporan
34
Monster Lain
35
Monster Lain II
36
Monster Lain III
37
Perubahan Fisik
38
Perubahan Fisik II
39
Curiga
40
Senjata Makan Tuan
41
Teknik Rahasia
42
Taman Bunga Mawar
43
Mayat Hidup
44
Kembali
45
Siapa Kau
46
Meridian
47
Istirahat
48
Kota Baru
49
Rahasia Lain
50
Meridian
51
Meridian II
52
Kekuatan Baru
53
Sahabat
54
Pratikum
55
Casting
56
Teknik Baru
57
Bully
58
Level Up
59
Kendali
60
Informasi
61
Kecurigaan
62
pelatih Baru
63
Elemental
64
Elementalist
65
Ikatan Baru
66
Rutinitas
67
Rutinitas II
68
Teknik Penyembuhan
69
Ujian Tengah Semester
70
Lebih Dekat
71
Halusinasi
72
Penghuni Akademi
73
Metode Ekstrim
74
Target Manipulasi
75
Tenang Sementara
76
Saran
77
Manipulasi Elemen
78
Pecahan Informasi
79
Healing Systems
80
Mencari
81
Sosok Di Balik Angka 46
82
Kunjungan Sahabat
83
Wilayah Tengah
84
Relasi
85
Tangkapan
86
Tertangkap
87
Misi Berburu
88
Desa Awda
89
Strategi Misi
90
Monster Tipuan
91
Ciel Si Penggembala
92
Salah Paham
93
Sandiwara
94
Kecurigaan
95
Kecurigaan II
96
Prasangka
97
Jebakan
98
Jebakan II
99
Rahasia Suara
100
Hipnotis
101
Hipnotis II
102
Eksekusi Rencana
103
Malam Terkutuk
104
Sadar
105
Kembalikan
106
Pengantar Tidur
107
Awal
108
Kebenaran
109
Jebakan
110
Selesai
111
Kejelasan
112
Misi End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!