Padang Rumput

"Semanis apapun cinta yang kau rasakan, tetap saja itu hanya ilusi."

****

Suasana yang sunyi tidak menghentikan langkah kaki Senja dalam menerjang gelapnya malam. Ia terus berlari gila sambil memamerkan seringai licik yang menyeramkan bagi siapa pun yang melihat.

Senyuman itu berbeda dari sebelumnya, tidak ada dendam ataupun emosi di dalamnya, hanya ada kedinginan yang terpancar darinya. Matanya memancarkan sinar rembulan terang, sehingga membuat penampilannya jauh lebih misterius dari pada sebelumnya.

"Aku tidak peduli apa yang dia lakukan disana, asalkan dia tidak menyentuh milik ku, maka itu bisa diabaikan."

Senja kini sudah mendekati area Paviliun Permaisuri. Ia hanya perlu melewati tembok panjang dan besar di hadapannya itu untuk bisa masuk ke dalamnya.

Tentu saja tidak perlu waktu lama bagi Senja untuk bisa menerobos tembok batu tersebut. Ia menggunakan teknik angin miliknya untuk bisa melompati tembok tersebut. Meski Senja sangat jarang menggunakan teknik anginnya ini, namun tetap saja ia bisa dengan mudah melakukannya.

Bagi Senja sihir api lebih efisien dibandingkan dengan sihir angin, namun bukan berarti sihir anginnya tidak pantas, hanya saja ia belum mahir dalam menggunakan keduanya secara bersamaan.

"Aku akan memintanya untuk mengajarkan ku mengendalikan kedua," gumam Senja sambil memikirkan guru barunya.

Senja juga penasaran siapa guru yang akan menggantikan Prof Edward dalam mengajarinya nanti. Apakah orang itu lebih hebat atau hanya sekedar saja.

"Cih!"

Senja berhenti berlari saat ia melihat Duke yang sedang berdiri di lantai dua Paviliun. Wajahnya terlihat pucat dengan tangan memar yang sedikit meneteskan darah.

"Ada apa dengannya?" batin Senja sambil terus memfokuskan matanya pada tangan Duke.

"Apa dia habis menghancurkan sesuatu?" lanjutnya saat hendak bersembunyi dari pandangan Duke.

"Hahaha, kenapa aku jadi peduli tentangnya? Dia bahkan tidak peduli..."

Senja berhenti tertawa saat ia mengingat kejadian tadi siang dimana Duke dengan acuh tak acuhnya melemparkan ramuan obat padanya.

"Sial," gerutu Senja sambil menatap kembali Duke yang masih termenung di atas sana. Ia mencoba acuh dan terus melangkah pergi dari tempat tersebut.

Dengan perasaan geram Senja meninggalkan Duke sendirian, ia bahkan tidak tahu sejak kapan Duke mulai peduli dengannya. Atau bahkan ia tidak peduli dengan itu, menurutnya akan lebih baik jika Duke terus mengabaikannya sama seperti sebelumnya.

Setelah jauh melangkah kini Senja sudah berada di area taman belakang paviliun. Tempat itu terlihat tenang dengan banyaknya tanaman mawar dan bunga Lily yang menyebar hampir di setiap sudutnya.

Dengan satu gerakkan tangan, sebuah lubang kecil muncul dari balik pohon di dekatnya. Pohon itu seolah-olah membelah tanah di bawahnya sehingga celah mulai tampak dari sana.

Senja kembali tersenyum, kini wajahnya cerah dengan penuh arti. Ia berharap akan menemukan hal yang sangat istimewa dari tempat itu, dan dengan satu ucapan mantra, maka penghalang sihirnya pun hilang.

Sebelum masuk Senja sempat melakukan kontak mata dengan Eza. Ia tidak perlu mengatakan apapun karena Eza sudah paham apa tugasnya saat ini. Eza dengan tegas menganggukkan kepalanya pada Senja sebelum ia menghilang dari balik tembok paviliun.

Segera setelah Eza menghilang Senja pun ikut menghilang dari tempat itu. Ia dengan santai memasuki ruang bawah tanah yang kini tertutupi akar pohon.

Terlihat tua namun Senja bisa memperkirakan bahwa ruang bawah tanah ini sudah dibangun sejak 15 tahun yang lalu. Itu artinya, Permaisuri Mawar membuat ini saat Senja baru menginjak usia tiga tahun.

"Aku kembali," gumam Senja saat ia melihat pintu tua yang setia nangkring disana. pintu itu seperti simbol yang menghubungkan antara dunia nyata dan mimpi. Terlihat begitu indah namun penuh dengan misteri.

Ketika Senja hendak membuka pintu itu ia tanpa sadar melirik kenop pintu yang sebelumnya tidak pernah ada. Kenop itu entah mengapa muncul begitu saja dan hal ini membuat Senja penasaran dan saat Senja melihat lebih dekat ia melihat alfabet yang tidak asing baginya.

"Rosella?"

Sejauh Senja berada di dunia ini ia belum pernah melihat siapa pun berbicara menggunakan alfabet. Senja sempat berpikir jika tulisan di dunia ini dan bumi sangat jauh berbeda namun perasaan itu sedikit ambigu saat ini.

"Dari mana permaisuri Mawar mempelajari alfabet? Jelas jika dunia ini menggunakan bahasa Jotun yang jauh berbeda dari bumi jadi mengapa permaisuri...?"

Pikiran Senja terus berkelana mencari jawaban mengapa permaisuri Mawar bisa menggunakan alfabet bumi.

"Apakah permaisuri berasal dari bumi? tapi bagaimana? Tidak, ini pasti tidak mungkin."

Senja yang merasa pusing memutuskan memasuki ruangan tanpa memikirkan kembali tentang kondisi permaisuri. Lagi pula permaisuri sudah lama wafat jadi tidak perlu lagi memusingkannya.

"Aneh."

Senja tidak mendapati sosok aneh yang biasa sering muncul setiap kali ia memasuki tempat ini. Sosok itu seakan-akan hilang setelah Senja melihat kadang rumput dan berbagai keanehan di dalam ruangan ini.

Persis seperti ingatan yang diputar sebelumnya, tempat ini tidak ada perubahan sama sekali. Senja masih bisa melihat tumbuhan aneh yang hidup dan bergerak, sungai susu yang mengalir tenang dan ribuan pohon coklat yang mengeluarkan aroma wangi seperti roti panggang.

"Tempat ini lebih seperti ilusi yang memabukkan."

Senja memutuskan untuk menelusuri tempat itu dan melihat hal apa saja yang disajikan disana. Jauh ia berkeliling sampai ia menyadari bahwa semakin lama ia berada disana, semakin baik pula kondisi tubuh fisik dan jiwanya.

"Tempat ini sangat cocok untuk memulihkan diri." gumam Senja saat racun yang masih tersisa dalam tubuhnya menghilang dengan cepat.

"Aku akan meditasi dan melihat apakah ada perubahan yang berarti atau tidak."

Senja kemudian berjalan lurus menuju pohon besar yang ada disampingnya. Pohon itu tepat berada di atas bukit yang dikelilingi jamur kecil berwarna merah. Saat melihat jamur Senja teringat akan landak kecil yang ia bawa dari hutan.

"Aku akan mengirim surat pada Luna untuk membawanya ke pesta."

Setelah merasa nyaman, senja mulai menutup matanya dan fokus pada meditasi. Pada saat pertama kali memulai meditasi Senja sudah merasakan energi kecil merasuki tubuhnya. Energi itu begitu murni dan suci sehingga membuatnya tidak fokus untuk sesaat.

"Sial, energi ini membuat ku gila." lirih Senja saat kembali fokus pada meditasi nya.

Sudah 30 menit berlalu namun Senja masih belum bisa fokus dengan meditasi nya. Setiap kali ia mencoba untuk fokus selalu saja ada yang menggangunya. Entah itu hewan kecil yang naik ke atas kakinya atau energi liar yang masuk dengan bebas.

Senja tidak bisa dengan mudah membiarkan energi liar merasuki tubuhnya. Energi itu begitu murni sehingga membuat Senja sedikit merasa sakit jika energi itu masuk tanpa disaring terlebih dahulu.

Energi murni merupakan energi yang berasal dari alam. Energi ini begitu kuat sehingga membuatnya sulit untuk dikendalikan. Jika energi ini masuk dengan bebas maka pemilik tubuh akan merasakan sakit hebat seperti pusing dan mual.

"Aku akan mencari tahu lebih detail nantinya," gumam Senja sebelum pergi meninggalkan tempat itu.

Episodes
1 Awal Baru
2 Pendekatan
3 Pendekatan II
4 peraturan Baru
5 Sandiwara
6 Sandiwara II
7 Rasa yang Aneh
8 Luka dan Ego
9 Luka dan Ego II
10 Luka dan Ego III
11 Kabur
12 Kabur II
13 Kabur III
14 Kecewa
15 Marah
16 Marah II
17 Tipuan
18 Padang Rumput
19 Padang Rumput II
20 Rahasia
21 Perubahan
22 Perubahan II
23 Pesuruh
24 Trik Murahan
25 Kembali
26 Buku Sihir
27 Memantau
28 Korp Penjaga
29 Pelatih Baru
30 Pelatih Baru II
31 Keseimbangan
32 Kumpulan Mana
33 Laporan
34 Monster Lain
35 Monster Lain II
36 Monster Lain III
37 Perubahan Fisik
38 Perubahan Fisik II
39 Curiga
40 Senjata Makan Tuan
41 Teknik Rahasia
42 Taman Bunga Mawar
43 Mayat Hidup
44 Kembali
45 Siapa Kau
46 Meridian
47 Istirahat
48 Kota Baru
49 Rahasia Lain
50 Meridian
51 Meridian II
52 Kekuatan Baru
53 Sahabat
54 Pratikum
55 Casting
56 Teknik Baru
57 Bully
58 Level Up
59 Kendali
60 Informasi
61 Kecurigaan
62 pelatih Baru
63 Elemental
64 Elementalist
65 Ikatan Baru
66 Rutinitas
67 Rutinitas II
68 Teknik Penyembuhan
69 Ujian Tengah Semester
70 Lebih Dekat
71 Halusinasi
72 Penghuni Akademi
73 Metode Ekstrim
74 Target Manipulasi
75 Tenang Sementara
76 Saran
77 Manipulasi Elemen
78 Pecahan Informasi
79 Healing Systems
80 Mencari
81 Sosok Di Balik Angka 46
82 Kunjungan Sahabat
83 Wilayah Tengah
84 Relasi
85 Tangkapan
86 Tertangkap
87 Misi Berburu
88 Desa Awda
89 Strategi Misi
90 Monster Tipuan
91 Ciel Si Penggembala
92 Salah Paham
93 Sandiwara
94 Kecurigaan
95 Kecurigaan II
96 Prasangka
97 Jebakan
98 Jebakan II
99 Rahasia Suara
100 Hipnotis
101 Hipnotis II
102 Eksekusi Rencana
103 Malam Terkutuk
104 Sadar
105 Kembalikan
106 Pengantar Tidur
107 Awal
108 Kebenaran
109 Jebakan
110 Selesai
111 Kejelasan
112 Misi End
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Awal Baru
2
Pendekatan
3
Pendekatan II
4
peraturan Baru
5
Sandiwara
6
Sandiwara II
7
Rasa yang Aneh
8
Luka dan Ego
9
Luka dan Ego II
10
Luka dan Ego III
11
Kabur
12
Kabur II
13
Kabur III
14
Kecewa
15
Marah
16
Marah II
17
Tipuan
18
Padang Rumput
19
Padang Rumput II
20
Rahasia
21
Perubahan
22
Perubahan II
23
Pesuruh
24
Trik Murahan
25
Kembali
26
Buku Sihir
27
Memantau
28
Korp Penjaga
29
Pelatih Baru
30
Pelatih Baru II
31
Keseimbangan
32
Kumpulan Mana
33
Laporan
34
Monster Lain
35
Monster Lain II
36
Monster Lain III
37
Perubahan Fisik
38
Perubahan Fisik II
39
Curiga
40
Senjata Makan Tuan
41
Teknik Rahasia
42
Taman Bunga Mawar
43
Mayat Hidup
44
Kembali
45
Siapa Kau
46
Meridian
47
Istirahat
48
Kota Baru
49
Rahasia Lain
50
Meridian
51
Meridian II
52
Kekuatan Baru
53
Sahabat
54
Pratikum
55
Casting
56
Teknik Baru
57
Bully
58
Level Up
59
Kendali
60
Informasi
61
Kecurigaan
62
pelatih Baru
63
Elemental
64
Elementalist
65
Ikatan Baru
66
Rutinitas
67
Rutinitas II
68
Teknik Penyembuhan
69
Ujian Tengah Semester
70
Lebih Dekat
71
Halusinasi
72
Penghuni Akademi
73
Metode Ekstrim
74
Target Manipulasi
75
Tenang Sementara
76
Saran
77
Manipulasi Elemen
78
Pecahan Informasi
79
Healing Systems
80
Mencari
81
Sosok Di Balik Angka 46
82
Kunjungan Sahabat
83
Wilayah Tengah
84
Relasi
85
Tangkapan
86
Tertangkap
87
Misi Berburu
88
Desa Awda
89
Strategi Misi
90
Monster Tipuan
91
Ciel Si Penggembala
92
Salah Paham
93
Sandiwara
94
Kecurigaan
95
Kecurigaan II
96
Prasangka
97
Jebakan
98
Jebakan II
99
Rahasia Suara
100
Hipnotis
101
Hipnotis II
102
Eksekusi Rencana
103
Malam Terkutuk
104
Sadar
105
Kembalikan
106
Pengantar Tidur
107
Awal
108
Kebenaran
109
Jebakan
110
Selesai
111
Kejelasan
112
Misi End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!