Senyum getir tampak di bibir tipis Chaca. Matanya tampak berkaca-kaca. Sejak kecil hingga kini berusia 16 tahun, tidak pernah sedikit pun ia merasakan kehangatan kedua orang tuanya.
Hanya bentakan, cacian, makian yang selalu ia dapat dari papanya. Jika Chaca membantah, ia tak segan-segan mendapat gamparan dari tangan papanya.
Lalu? Bagaimana dengan sang mama? Wanita karir itu juga sama, tidak pernah ada waktu untuknya. Meski tidak pernah memarahinya, namun ia selalu sibuk dengan dunianya sendiri.
Setelah beberapa tikungan terlewati, mata Chaca membelalak saat jalur yang ia lalui terasa tak asing. Ia mencoba mengingat-ingat jalanan tersebut.
"Nah, rumah yang cat hijau di sana. Itu rumah Bunda," ujar Bunda Hanin menunjuk ke sebuah rumah.
Mata Chaca semakin membelalak, setelah membelokkan setir mobilnya dan menghentikan tepat di pelataran rumah tersebut.
"Ja ... jadi, ini rumah Bunda?" tanya Chaca memastikan.
"Iya, yuk turun," ajak Bunda sembari membuka pintu mobil. Beralih ke belakang menurunkan makanan yang dibelikan oleh Chaca tadi.
Sedangkan gadis itu masih termangu, tidak menyangka jika takdir justru membawanya masuk sendiri ke rumah ini. Chaca mengulas senyum samar.
"Bunda!" pekik anak-anak berhamburan dari dalam rumah yang menyadarkan Chaca dari lamunannya.
Anak-anak itu langsung memeluk Bunda dari segala penjuru. Dan Bunda memberikan kecupan di kening mereka satu per satu.
Pemandangan yang indah, namun menyesakkan bagi Chaca. Ia menggigit bibir bawahnya, mencengkeram erat kemudi mobilnya, menahan agar air matanya tidak tumpah melihat kehangatan keluarga Bunda.
"Kenapa Bunda lama pulangnya?" tanya seorang anak perempuan yang masih bergelayut manja.
"Maaf ya, Sayang. Ini bantuin Bunda bawa ke meja makan ya. Kita makan sama-sama," sahut Bunda membagi kotak-kotak nasi tadi.
"Yeeeeyy Bunda bawa makanan!" seru mereka kegirangan.
Kali ini Chaca tak bisa menahan air matanya lagi. Seperti tanggul yang jebol, pipinya basah dengan guyuran air matanya sendiri.
"Bahkan hanya karena makanan tak seberapa, mereka sebahagia itu? Gue? Gue tiap hari makan enak lebih dari itu, bisa beli apa aja yang gue mau, tapi sedikitpun gue enggak ngerasain kebahagiaan?"
Chaca memejamkan mata, menyandarkan kepalanya, membiarkan air matanya mengalir dengan sendirinya dari kedua sudut matanya.
"Cha," Suara dan sentuhan Bunda di lengannya membuat Chaca terlonjak kaget.
Buru-buru ia memalingkan muka dan mengusap air matanya. Ia tidak mau orang lain tahu kesedihannya.
"Kenapa enggak turun? Ayo masuk, anak-anak sudah nungguin lo," ucap Bunda lembut.
"Ah, iya, Bun." Chaca bergegas turun dan masuk ke rumah mengekori bunda.
Mata Chaca terus menelisik setiap sudut ruangan yang menurutnya hidup dan penuh sentuhan cinta. Tidak seperti rumahnya yang megah tapi terasa suram.
Semua mata menatap ke arah Chaca. Mereka bahkan enggan mengedipkan mata. Ditatap seperti itu justru membuat Chaca merasa was-was.
"Ehehee, hai adik-adik," sapa Chaca melambaikan tangan.
Semua terdiam tak ada satu pun yang menjawab. Masih menatap heran, kecuali Santi. Gadis yang seumuran dengan Chaca itu menatapnya sinis dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Chaca menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia lalu menilik kembali pakaiannya, beralih lagi pada adik-adik di depannya. Barulah ia tersadar, 'Mungkin mereka risih dengan gaya berpakaianku,' gumam Chaca dalam hati.
"Lho kok masih berdiri aja. Ayo duduk. Anak-anak kenalin ini namanya Kak Chaca. Dia lho yang beliin kita makan siang ini. Ayo bilang apa?" Bunda berucap sembari meletakkan teko berisi teh hangat di tengah meja.
"Terima kasih, Kak Chaca," ucap mereka serentak.
Senyum Chaca melebar, "Iya, sama-sama adik-adik," sahutnya lalu duduk.
"Emm ... Bunda, apa Om Gandhi juga tinggal di sini?" Pertanyaan Chaca sontak menyita perhatian semua orang yang duduk melingkar bersamanya.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Irfa Idiani
Om.....🤭
2022-08-26
1
Arin
biasnya baca novel peran cwonya itu anak orng kaya dan arogan trs bla bla....ech dsni lain dari yg lain,dan berhrpny si nanti Ghandi itu anak orng kaya yg hilng...semoga aja amiin??
2022-07-16
0
Hesti Pramuni
om Gandhi..? om..? hahaha..
2022-02-26
1