Bab ini telah direvisi....
Seketika tawa mereka terhenti. Pandangannya beralih pada Alexander yang duduk di belakang kemudi. Matanya memicing memperhatikan kedekatan Gandhi dengan putrinya.
Chaca menghampiri dengan bersemangat, "Daddy! Lihatlah, Chaca dapat juara satu loh," serunya membanggakan dirinya sendiri.
Tak ada respon, pria itu malah menatapnya tajam. "Pulang sekarang juga!" berangnya dengan mata melotot tajam.
Tangan Chaca masih menggantung, tubuhnya terpaku dengan reaksi ayahnya. Ia pikir menjadi pintar, anak yang rajin dan patuh akan mampu menarik perhatian orang tuanya. Ternyata sedikit pun tak dapat menyentuh hati papanya itu.
"Nungguin apa lagi? Cepat pulang sekarang juga atau Daddy seret kamu!" bentaknya lagi.
Nyali Chaca menciut. Orang-orang di sekitarnya sampai terlonjak kaget mendengarnya. Tak terkecuali Gandhi. Lelaki itu menatap iba.
"Ayo, Non," ajak Bi Ratih tak tega melihat Chaca dibentak di depan orang banyak.
Chaca menunduk, setetes air mata terjatuh di tanah yang ia pijaki. Bibirnya bergetar, namun memaksa membentuk senyuman.
Tubuhnya berputar, "Kakak, aku pulang ya. Makasih hadiahnya," ucapnya menunjukkan gelang yang terpasang di lengannya. Deretan gigi rapat nan putih diperlihatkan gadis itu.
Gandhi membalas dengan senyuman dan mengangguk. Sambil sesekali melirik ke arah Alexander yang berwajah dingin dan tegas.
***
Di rumah, Chaca segera berlari ke kamarnya. Meninggalkan berbagai piala, piagam dan hadiah lainnya di mobil.
Bi Ratih mengembuskan napas berat melihat anak asuhnya. Ia membawakan barang-barang Chaca. Dilihatnya satu persatu barang itu. Tentu saja sangat membanggakan baginya. Menurutnya, saat ini Chaca membutuhkan waktu sendiri dulu.
Gadis itu memilih tidur, masih dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Ia juga mengabaikan makan siangnya.
Hingga malam hari, Alexander pulang dari kantor. Ia melangkah tegas memasuki rumah. Melemparkan tas kerja di sofa ruang keluarga.
"Chaca! Chaca!" Suara menggelegar Alexander menggema di rumah besar. Tangannya mengendurkan dasi yang seharian melilit lehernya. Ia juga melepas jas dan melemparkan di sofa.
Chaca berlari menuruni anak tangga. Untung saja tidak salah langkah. Tak hanya dirinya, Bi Ratih pun turut berlari meski tak berani mendekat, hanya mengintip dari dapur.
"Iya, Dad," sahut Chaca pelan menatap bola mata sang papa.
"Ngapain tadi kamu? Pulang sekolah bukannya langsung ke rumah malah main-main ke proyek. Kamu pikir itu tempat wisata, hah?" berang Alexander dengan pekikan mendenging di telinga.
"Maaf, Dad." Chaca menundukkan pandangannya.
Belum puas disitu Alexander juga menyindir tentang ia yang bercengkerama dengan salah satu pekerja kasar di sana. Bahkan tampak akrab. Malam itu Chaca dimarahi habis-habisan. Dibentak-bentak, tanpa diizinkan mengutarakan keinginan hatinya atau pun alasan. Ia hanya dicecar dengan amarah pria paruh baya itu.
Sudah tidak ada air mata yang menetes. Justru kedua tangannya mengepal kuat. Dadanya bergemuruh seolah hendak meledak. Menahan amarah.
"Setelah ini kamu lanjutkan pendidikan di Paris saja. Tinggal bersama Oma dan Opamu di sana!" Keputusan Alexander.
Seketika Chaca mendongak, "Apa Daddy sudah tidak mau melihat Chaca lagi?" tanyanya menatap tajam kedua bola mata papanya.
"Di sana kamu ada yang memperhatikan. Tidak seenaknya sendiri seperti di sini," alasan Alexander.
"Tapi di sini Chaca ada Mommy dan Daddy!" pekik Chaca mulai emosi.
"Kami tidak punya waktu banyak untukmu, Cha. Kami bekerja keras siang dan malam juga untuk masa depan kamu!" teriak Alexander semakin meninggi. "Daddy akan segera urus pembuatan visamu. Dan segera berangkat setelah jadi. Selama liburan, jangan ke mana-mana!" Alexander mengambil ponselnya. Ia menghubungi asistennya untuk segera mengurus visa Chaca.
Chaca terdiam, ia merasa menjadi anak yang tak diinginkan oleh orang tuanya. Ia berbalik, berjalan menuju kamarnya tanpa berucap satu patah kata pun.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Priskha
duch kok ada ya org tua yg spt itu smp ngelus dada aq bacanya kasihan banget nasibnya si Caca
2024-09-21
0
Nurlela Nurlela
apakah daddy menikahnya telat atau lama baru dpt anak ya?
udah usia paruh baya, chaca baru tamat SD akselerasi 2 thn
2024-08-30
0
Kristi Yani
dasar ortu durhaka,
2023-10-26
0