"Bunda inget nggak dulu ada yang selalu borong brownis yang Gandhi bawa ke sekolah?" tanya Gandhi menatap bundanya sambil berjalan.
Bunda mengangguk, "Tentu saja!" balas Bunda yakin.
"Dia ayahnya gadis itu, Bun," sahut Gandhi lagi.
Mereka telah duduk di tempat yang Gandhi pesan. Sebuah meja besar dengan banyaknya kursi yang melingkar dikelilingi taman bermain.
Anak-anak begitu antusias, berlarian, bermain ayunan, perosotan dan lain sebagainya sembari menunggu pesanan datang.
"Oh ya? kok kamu tahu?" tanya Bunda penasaran sambil duduk di kursi yang telah ditarik oleh Gandhi. Gandhi mendudukkan tubuhnya di samping bunda dengan Intan dalam pangkuannya.
"Dulu gadis itu pernah datang ke proyek, Bun. Waktu Gandhi masih ikut kerja Paman. Dan disana ia menemui bapak itu, manggil Daddy. Tapi sepertinya Daddy-nya galak, Bun," terang Gandhi mengingat masa perkenalannya dengan Chaca.
"Lalu di mana gadis itu sekarang?" tanya Bunda lagi yang tertarik mendengar cerita Gandhi.
Gandhi menaikkan kedua bahunya. "Enggak tahu, Bun. Gandhi udah nggak pernah ketemu dia lagi," jawabnya.
Tak berapa lama percakapan mereka terputus kala beberapa pelayan mengantarkan pesanan mereka. Bunda pun menggiring anak-anaknya untuk segera menyantap makan malam mereka. Binar kebahagiaan terpancar pada keluarga besar itu.
*****
Pagi harinya, Gandhi mulai merubah penampilan ketika berangkat bekerja. Biasanya hanya mengenakan kaos oblong dan celana jeans disertai sepatu cats. Kini ia mengenakan kemeja, celana bahan serta sepatu pantouvel hitam yang mengkilat.
"Kamu makin dewasa, Nak. Semakin tampan saja," puji Bunda saat mereka menyantap sarapan. Santi pun sedari tadi memancarkan pandangan kagum pada pria itu.
"Ah benarkah, Bun. Bukannya udah tampan dari lahir ya?" canda Gandhi menyibak rambutnya ke belakang.
"Iya ... iya, anak Bunda memang sangat tampan," puji Bunda Hanin.
"Mas terlihat keren banget." Santi mengacungkan kedua ibu jarinya sambil tertawa lebar.
Gandhi mengacak rambut gadis itu, "Bisa aja kamu. Uang jajan bulan depan aku tambahin!" celetuk Gandhi kembali fokus pada makanannya.
Santi membelalak seketika, "Wah asyik! Mas Gandhi emang terbaik deh," puji Santi lagi.
"Hemmm ... kalau ada maunya aja cepet tanggep," sindir Gandhi.
Kedatangannya di perusahaan mencuri perhatian hampir semua karyawan. Pasalnya, ia datang dengan penampilan berbeda. Dan lebih tercengang lagi saat ia tidak memasuki ruang karyawan seperti biasanya.
"Selamat pagi, Pak," sapa Gandhi di ambang pintu ruang manager yang terbuka.
"Pagi, masuk, Gan," perintah Arnold.
Gandhi segera bergabung dengan manager yang akan ia gantikan posisinya itu. Ia memperhatikan dan mulai mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh Arnold.
Pria itu bersungguh-sungguh belajar tentang segala hal yang berhubungan dengan pekerjaan barunya. Hingga mereka harus terhenti ketika waktu sudah menunjukkan waktu meeting.
Gandhi mengekori Arnold. Membawakan beberapa berkas di tangan sebagai bahan meeting. Ia pun memilih tempat duduk tepat di samping Arnold. Gandhi memerhatikan dengan seksama jalannya meeting. Hal yang baru pertama kali ia jalani.
Tibalah pengumuman dari sang CEO perusahaan yang tak lain adalah Handoyo, setelah meeting bulanan itu selesai.
"Perhatian semuanya, sebelum rapat ini ditutup saya akan memperkenalkan calon manager di departemen development ini. Karena bulan depan, Pak Arnold harus dimutasi ke Jakarta. Semoga bisa bekerja sama dengan baik. Gandhi Bagaskara, silahkan berdiri," ujar Handoyo yang sudah dikenalkan dengan Gandhi sebelumnya.
Jantung Gandhi pun berdenyut hebat. Semua mata membelalak ke arahnya. Bahkan sampai ada yang seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya. Pasalnya mereka mengenal Gandhi sebagai cleaning servis sebelumnya. Siapa yang menyangka kenaikan jabatannya begitu signifikan.
Pria itu berdiri lalu memberi senyum terbaiknya sambil membungkukkan badan. "Selamat pagi semua. Saya Gandhi Bagaskara, mohon kerja samanya," ucapnya masih tak melunturkan senyuman.
Sunyi, semua yang ada di ruangan saling menatap. Hingga akhirnya Arnold mulai menepuk tangan diikuti semua jajaran management yang hadir.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Cipika Cipiki
bagus kak , ceritanya natural gak berbelit dan sangat masuk akal 👍👍👍
2022-09-19
2
Irfa Idiani
👏👏👏👏👏
2022-08-26
0
Ida Rubaedah
kerenn.. 👍👍💪💪
2022-08-15
1