Bab ini telah direvisi ....
"Gandhi, kamu dipanggil Pak Arnold ke ruangannya," ucap salah satu rekannya pada Gandhi.
Gandhi yang tengah mendorong trolly berisi gelas bekas ke pantry, mengangguk dan segera menuju ruangan managernya itu.
"Permisi, Pak," ucap Gandhi mengetuk pintu ruangan sang manager.
"Hemm ... masuklah Gan," sahutnya mempersilahkan. "Duduk," sambungnya setelah Gandhi mendekat.
Pria itu pun dengan ragu mendaratkan tubuhnya di kursi yang berhadapan dengan Arnold--Manager perusahaan itu. Keduanya hanya dibatasi sebuah meja besar yang melintang.
"Bapak memanggil saya? Eeemm ... ada perlu apa ya, Pak?" tanya Gandhi tanpa basa basi.
"Begini, saya tadi menerima surat lamaran kamu dari HRD." Arnold kembali membuka lembar demi lembar kertas yang berisikan syarat melamar pekerjaan milik Gandhi. Namun ada yang berbeda, yakni dia menggunakan ijazah S1-nya.
Mendengar penuturan dari managernya, tubuh Gandhi pun menegang. Pandangannya fokus pada pria paruh baya di depannya itu. Kedua tangannya menggenggam kuat untuk menyalurkan ketegangannya.
"Nilai kamu sangat bagus. Pekerjaanmu selama ini juga rapi, cekatan, memuaskan. Empat tahun bergelut di sini, sudah pasti kamu tahu banyak tentang perusahaan bukan?" Arnold melempar pertanyaan yang Gandhi sendiri ragu untuk menjawabnya.
Memang, Gandhi sangat mencintai pekerjaannya. Ia selalu bekerja dengan giat sepenuh hati tanpa pernah mengeluh. Hal itu menjadi nilai plus tersendiri dari managernya itu.
"Bulan depan saya dipindah tugaskan di Kota Jakarta. Jadi untuk posisi manager akan kosong. Saya ingin satu bulan ini, kamu mempelajari semua ilmu tentang managemen perusahaan." Ucapan Arnold sungguh berbelit-belit.
"Maksud Bapak?" Gandhi mengernyitkan keningnya bingung.
Pria paruh baya itu mengangkat kedua tangannya di meja. "Kamu diterima sebagai manager di perusahaan ini. Saya sendiri yang akan mentraining kamu. Saya yakin kamu mampu. Apalagi kamu orangnya bertanggung jawab dan pekerja keras. Tipe penerus yang saya cari-cari selama ini," tegas Arnold melebarkan senyumannya.
Gandhi terkejut mendengarnya, kedua bola matanya melebar dengan sempurna. Mulutnya pun menganga. Seolah tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Ia masih bergeming dengan keterkejutannya, tanpa berucap satu patah kata pun.
"Gandhi? Kamu tidak suka dengan jabatan barumu?" Arnold yang melihat Gandhi diam saja pun menanyakannya.
Pria itu tersadar dari lamunannya. Air mata Gandhi mulai menyeruak, memberontak ingin keluar dari sarangnya. "Be--benarkan, Pak? Bapak serius? A--apa saya tidak salah dengar?" ucap Gandhi terbata-bata.
"Apa saya terlihat bercanda?" tanya Arnold balik memicingkan mata.
Gandhi mengulurkan tangannya, dibalas oleh Arnold. Keduanya saling berjabat tangan. Berulang kali Gandhi mengucapkan terima kasih, sesekali menyeka air matanya.
Kesabaran dan ketelatenannya selama ini, berbuah manis. Jerih payahnya terbayar dengan kenaikan jabatan yang tak pernah ia sangka sebelumnya.
"Mulai besok tempat dudukmu di sana," ujar Arnold menunjuk meja kerja tak jauh darinya. Agar ia mudah dalam mengajari Gandhi. "Jam 8 pagi kita breefing dengan semua tim managemen termasuk Pak Handoyo selaku CEO perusahaan ini. Berpakaian yang rapi, jangan malu-maluin saya." Arnold meraih pundak Gandhi, ditepuknya dengan keras memberi semangat pada pria itu.
"Baik, Pak!" seru Gandhi dengan senyum lebarnya.
Ia segera kembali menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda hari ini. Ia sungguh tak sabar ingin memberi kabar bahagia ini pada bunda.
"Kenapa, kamu senyum-senyum sendiri dari tadi?" tanya salah satu teman laki-laki seperjuangan dengannya.
"Eh, enggak kok. Hehehe," sahutnya menyengir. Ia merasa tidak enak pada teman-temannya. Takut mereka akan membencinya dengan kenaikan jabatannya.
Bersambung~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Nurlela Nurlela
wow, terlalu drastis promosinya Dari cleaning service jadi manager? 😯
2024-08-30
0
Ediyanto Djeragan
ok
2023-08-03
0
Jacklin Clarisa morgana
mls jika mcnya di jodohin sma prempuan lain bgusnya nie mcnya jdian m caca
2023-03-01
0