Episode 20: Anger For Defending
Kim Minjeong
[ Menahan rasa geli ]
Choi Beomsu
[ Melompat-lompat ]
Hubungan adik kakak memanglah erat. Namun ikatan yang dimiliki si kembar sungguhlah spesial. Choi Beomsu terus mendesak sang adik ntah untuk apa
Choi Beomgyu
[ Membawa Son Eun Gi ke lantai atas untuk ditidurkan di kamar Beomsu ]
Kim Minjeong
Padahal masakan Tante Song Hwa seharum ini. Apa mereka memang belum lapar?
Choi Beomsu
Tidak apa-apa. Kita punya mesin penyedot makanan otomatis yang siap menampung semua rantang makanan ini
Choi Beomsu
[ Membuka lebar mulut ]
༘˚⋆.✧˚ Bersih mengkilap tanpa noda, ternyata Beomsu memiliki selera makan yang begitu besar. Pria itu sungguh sesuatu
Segera mencuci rantang untuk dikembalikan ke tetangga 𝙎𝙮𝙪𝙧𝙧 Choi Beomsu tahu jika di belakangnya sudah ada yang menunggu
Choi Beomsu
Ramai yang seru, iya kan?
Kim Minjeong
[ Menahan senyum ]
Choi Beomsu
[ Menaruh sumpit ] Misalnya, suatu saat nanti, Minjeong-ssi merasakan aura tidak nyaman...
Choi Beomsu
Sudah pasti Lee Heeseung datang. Dulu dia sering kemari. Nanti saya kenalkan
Choi Beomsu
Umm kalau Jisoo nuna, Ryujin saja yang kenalkan. Mereka nggak rese kok
Kim Minjeong
[ Mengangguk ] Ne
Choi Beomsu
[ Segera memutar tubuh ] Ne?
Kim Minjeong
[ Menggaruki tengkuk ]
Choi Beomsu
[ Penasaran ] Apa?
Kim Minjeong
Saya kira Ryujin pacar Beomsu-ssi. Karena kamu sering sebut namanya dan kalian kelihatan dekat-
Choi Beomsu
[ Senang ] Kamu cemburu?
Kim Minjeong
[ Terkejut ] Bukan! Mustahil, mana mungkin. Kenapa saya cemburu?
Choi Beomsu
Mukanya biasa aja dong
Hari-hari spesial di musim gugur pun mulai terlewati. Beomsu yang masih tidur di ruang tamu itu tidak lagi memiliki rasa malu
Jika rumah sedang kosong, Minjeong akan memandangi tiap foto keluarga yang tampak indah itu. Si kembar tampak manis disana
Choi Beomsu
[ Melihat Seo Jihye ]
Sekretaris Lee Joon Hyuk
Cepat beri salam
Sekretaris Han Jimin
[ Menekan Beomsu ]
Choi Beomsu
[ Menolak untuk menyapa ]
Choi Beomsu
Ngapain dia disini?
Kim Joo Hun
[ Tersenyum ] Pimpinan Seo, sudah lama tidak bertemu. Apa kabar?
Pimpinan Seo Jihye
[ Menjabat tangan Joo Hun ] Sudah membaik. Mari duduk disana
Sekretaris Han Jimin
[ Bisik ] Tatapan seduktif. Saya rasa Wali Kota Kim Joo Hun menggoda Pimpinan Seo
Choi Beomsu
[ Merobek tisu ] Ck
Pimpinan Seo Jihye
[ Melihat Beomsu ]
Choi Beomsu
Ternyata begini rasanya duduk di singgasana Yulje Group. Pantasan banyak yang mau merebutnya
Pimpinan Seo Jihye
Apa sulit untuk berinteraksi dengan yang lain? Jika berbaur sukar untuk dirimu, kamu harus dilatih kembali
Choi Beomsu
[ Terkekeh lesu ] Aigoo, cara bunda bicara kepadaku sudah mirip teman bisnis. Aku ini anakmu
Choi Beomsu
Sekarang aku paham alasan Choi Beomgyu selalu benci kursi ini. Aku paham kenapa ayah khawatir
Pimpinan Seo Jihye
Karena adikmu tidak kompeten. Ini bukan lagi tentang ayahmu atau-
Choi Beomsu
[ Memukul meja ] AKAN SELALU TENTANG KELUARGA!!
Pimpinan Seo Jihye
Ada apa dengan cara bicaramu itu nak, apa Daegu terlalu keras untuk dirimu?
Choi Beomsu
[ Marah ] Anda yang kenapa! Satu minggu aku tunggu, satu notifikasi pun nggak ada
Choi Beomsu
Sup iga? Bunda senang dibawakan makanan oleh Kim Joo Hun! Wahh selamat, dia menang
Pimpinan Seo Jihye
Jaga intonasimu. Nenekmu dada di bawah. Tekanan darahnya semakin naik-
Choi Beomsu
Syukurlah, aku berharap dia cepat mati. Nenek dengar itu kan?
Kim Mi Sook
Kurang ajar sekali...
Pimpinan Seo Jihye
[ Terkejut ] Astaga
Choi Beomsu
[ Tegang ] Berhentilah kontrol aku maupun adikku dengan cara lama. Aku bukan ayahku
Choi Beomsu
[ Menatap Jihye ] Begitu juga Choi Beomgyu. Jadi berhentilah melihat anakmu sendiri dengan tatapan itu!
Choi Beomsu
Anda yang diam
Kim Mi Sook
Inilah mengapa kuminta kamu dan Jisung untuk masukkan keduanya dalam sekolah khusus
Kim Mi Sook
Tingkah anak-anakmu begitu buruk sampai berani perempuan asing di entah berantah sengaja dihamili
Choi Beomsu
Ajari saja putrimu itu. Bukan berarti dia boleh selingkuh setelah suami tercintanya mati tertembak
Kim Mi Sook
Jisung sudah tiada-
Kim Mi Sook
[ Memegangi dada ] Ahh...
Sekretaris Lee Joon Hyuk
[ Berdiri di balik pintu ]
Choi Beomsu
Bangsat kalian semua. Berhentilah usik adikku. Setelah kalian lempar aku ke luar negeri dan buang Choi Beomgyu...
Choi Beomsu
[ Bergelinangan ] Shibal, aishh. Aku harap rasa bersalah menggerogoti jiwa kalian sampai malaikat maut datang
Pimpinan Seo Jihye
Makan malam disini
Choi Beomsu
[ Mendekat ] Aku?
Pimpinan Seo Jihye
[ Menahan lengan Beomsu ]
Choi Beomsu
[ Tertawa ] Ahh... aku hampir lupa. Ibuku sudah 5 tahun yang lalu
Choi Beomsu
Karena dia berhenti mengunjungi makam suaminya
Pimpinan Seo Jihye
[ Tertegun diam ]
Choi Beomsu
Tapi masih juga berani bicara bak manusia paling bersih di dunia
Kim Mi Sook
[ Mencengkram dada ] Ahhh Jihye. Jantungku, shh jantungku...
Sekretaris Lee Joon Hyuk
[ Menahan Beomsu ] Jangan pergi. Nenekmu harus dibawa ke rumah-
Choi Beomsu
[ Menepis kencang ] Ck
Pimpinan Seo Jihye
[ Membantu Mi Sook ] Astaga. Ahh bagaimana. Sekretaris Lee, Sek-
Sekretaris Lee Joon Hyuk
📞 : [ Menghampiri ] Bawa Dokter Chung kemari. Code blue untuk Bu Kim
Choi Beomsu
[ Mencengkrami setir ]
𝙆𝙧𝙞𝙚𝙩 Pulang dalam keadaan berantakan, Choi Beomsu bawa jasnya masuk ke dalam rumah sembari menarik-narik dasi. Ia betul-betul kelelahan
Choi Beomsu
[ Sangat mengantuk dan hendak merebahkan tubuh di atas sofa ]
Choi Beomgyu
[ Menarik Beomsu ] Aku sudah bisa dapat izin. Kupesan tiket pesawat saja
Choi Beomgyu
Gantilah bajumu. Pakaian hitam sudah kusiapkan di kasur. Cepat-
Choi Beomsu
Ayo di rumah aja, hm?
Choi Beomgyu
Kamu gila? Nenekmu wafat 4 jam yang lalu. Kita harus kesana temani bunda
Choi Beomsu
Ahh aku capek-
Choi Beomgyu
Kamu dari sana kan? Cepat telfon Sekretaris Lee. [ Memesan tiket ] Dua kursi, kelas ekonomi saja-
Choi Beomsu
[ Merebut ponsel Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Menatap Beomsu ]
Shin Ryujin
[ Melirik ke pintu ]
Kim Minjeong
[ Mengintip ]
Choi Beomsu
[ Tertawa ] Bahkan mereka nggak peduli denganmu, kenapa jauh-jauh kesana kalau nggak dihargai
Choi Beomsu
Aku nyetir sendirian
Choi Beomgyu
Gantilah baju
Choi Beomsu
[ Menahan ] Nggak usah
Choi Beomgyu
[ Menarik ] Cepatlah-
Kim Minjeong
[ Terhentak kejut ]
Choi Beomgyu
[ Mengerutkan alis ]
Choi Beomsu
[ Kasar ] Kubilang nggak perlu, apa telinga itu masih rusak? Aku sudah kesana
Choi Beomsu
Dia mati dengan buruk. Jadi biarkan saja. Apa pedulimu dengan iblis itu
Choi Beomsu
[ Mendorong dada Beomgyu ] Dia mau jadikan kamu korban lain dari kencan busuk itu!
Choi Beomsu
[ Tertawa ] Yaaa kamu ini memang tolol. Kakakmu sudah hancur, lihat aku dan belajarlah! TOLOL!
Choi Beomgyu
[ Melirik ke arah kaca ]
Shin Ryujin
[ Mengkode Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Melihat Kim Minjeong ]
Choi Beomsu
[ Menarik-narik dasi ]
Choi Beomgyu
[ Menarik ] Nggak usah ganti baju. Pakai saja itu. Cepatlah pasang-
Choi Beomsu
[ Menepis kencang ] Aish
Choi Beomgyu
( Badannya panas )
Choi Beomgyu
Terserahmu-lah
Choi Beomsu
Kamu mau kesana?
Choi Beomgyu
Setidaknya salah satu dari kita ada yang kesana untuk temani bunda
Choi Beomsu
[ Tertawa letih ] Ahh lucunya Choi Beomgyu. Pergilah, silahkan. Aku sudah peringatkan, terserahmu
Choi Beomsu
Kalau nenek lampir itu mati karena jantung, langsung telfon aku. Polisi pasti kemari, aku mau siap-siap
Choi Beomgyu
[ Menoleh ] Apa?
Choi Beomsu
[ Mengantuk ] Pergilah
Choi Beomgyu
Apa maksudmu-
𝘽𝙪𝙜𝙝 Jatuh begitu saja, semua mata tertuju pada Choi Beomsu yang pingsan tanpa aba-aba. Mungkin kepalanya terhentak lantai
Memiliki tekanan darah rendah, Beomsu memang seperti itu. Tali infus menjalar ke punggung tangan yang panas lagikan pucat
Roh Jeong Eui
[ 𝙈𝙚𝙣𝙖𝙧𝙞𝙠 𝙠𝙚𝙧𝙖𝙝 𝘽𝙚𝙤𝙢𝙨𝙪 ] 𝙄𝙣𝙞 𝙨𝙚𝙢𝙪𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙪𝙖𝙣𝙜. 𝙅𝙖𝙣𝙞𝙣 𝙞𝙣𝙞 𝙖𝙣𝙖𝙠𝙢𝙪!
Choi Beomsu
[ Membuka mata ]
Roh Jeong Eui
[ 𝙈𝙚𝙣𝙖𝙩𝙖𝙥 𝘽𝙚𝙤𝙢𝙨𝙪 ]
Kim Minjeong
[ Risau ] Beomsu-ssi
Choi Beomsu
[ Segera bangun ] Hh!
Kim Minjeong
[ Menahan ] Beomsu-ssi
Choi Beomsu
[ Kebingungan ] Ke- ke- ke- kenapa aku disini? Bukannya aku di Seoul? Ahh itu apa?
Choi Beomsu
[ Syok ] Kamchagiya! Kenapa kamu disini. Gimana kalau ada yang lihat. Mana maskermu, mana jaket-
Kim Minjeong
Tirainya ditutup. Beomsu-ssi, kamu jadi aneh. Kamu nggak ingat?
Choi Beomgyu
𝙂𝙖𝙣𝙩𝙞𝙡𝙖𝙝 𝙗𝙖𝙟𝙪𝙢𝙪. 𝙋𝙖𝙠𝙖𝙞𝙖𝙣 𝙝𝙞𝙩𝙖𝙢 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙠𝙪𝙨𝙞𝙖𝙥𝙠𝙖𝙣 𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙨𝙪𝙧. 𝘾𝙚𝙥𝙖𝙩-
Choi Beomsu
[ Menutup mulut ] Itu bukan mimpi? Omo othoke, saya harus ke Seoul. Mana Beomgyu-
Kim Minjeong
Choi Beomgyu pergi ke Seoul untuk hadiri pemakamannya
Choi Beomsu
[ Menatap Minjeong ] Hah?
Kim Minjeong
[ Khawatir ] Beomsu-ssi tidur sejak tadi pagi. Ryujin akan kemari nanti setelah jemput U Ju dan Eun Gi
Kim Minjeong
[ Menahan ] Tolong berbaring lagi. Kita pulang setelah infusnya habis. Tekanan darahmu jatuh drastis ke 80/60
Choi Beomsu
[ Tersadar ] Dari mana Minjeong-ssi tahu soal pemakaman-
Kim Minjeong
[ Merasa tak enak hati ]
Choi Beomsu
[ Memejami mata letih ]
Kim Minjeong
Tolong istirahat saja-
Choi Beomsu
[ Mencabut infus ] Ayo pulang saja. Disini tidak aman untuk Minjeong-ssi
Kim Minjeong
[ Terkejut ] Tanganmu terluka. Kata Beomgyu, infusnya harus habis-
Choi Beomsu
[ Memakaikan Minjeong masker lalu menutupi kepalanya dengan jas ]
Choi Beomsu
[ Menarik Minjeong ] Ayo
Shin Ryujin
[ Menahan ] Mau kemana?
Choi Beomsu
[ Hampir terjatuh ]
𝙂𝙧𝙚𝙗 Sontak Beomsu cengkram ujung kasur untuk menopang tubuh yang hampir saja kembali terjatuh karena kehilangan arah
Ryujin pun melihat titik darah di punggung tangan teman kecilnya karena mencabut paksa infus yang menusuk jauh ke dalam
Shin Ryujin
Son Eun Gi di rumahku dengan U Ju. Berhentilah bertingkah, cepat naik-
Shin Ryujin
[ Menatap tajam ] Beomgyu bilang tunggu sampai infusmu habis
Shin Ryujin
Setelah itu susul dia ke Seoul. Aku pun harus datang beri ucapan bela sungkawa
Shin Ryujin
Ketika nenekmu wafat karena henti jantung, kamu ada disana?
Shin Ryujin
Minjeong-ssi, lihat dan perhatikan. Anak seperti dia ini memang harus dikasari
Shin Ryujin
[ Mendorong Beomsu ] Setelah itu, dia bisa paham kalau orang selalu susah karena tingkahnya
Choi Beomsu
[ Merasa sendu ]
Shin Ryujin
[ Memukul ] Kamu benar-benar ada disana ketika nenekmu mati?
Kim Minjeong
Ahh tunggu- Ryujin-ssi. Dia masih pusing. Tolong jangan-
Shin Ryujin
[ Mendorong kasar ] Kamu benar-benar lihat dengan jelas dia mati?
Choi Beomsu
[ Menatap Ryujin ]
Shin Ryujin
Oo kerja bagus
Kim Minjeong
[ Menoleh kejut ]
Comments