Episode 5: All The Prejudice
Di sebuah komplek luas terbentang belasan hektar perumahan para masyarakat dengan status ekonomi atas berkelas yang setengah tertutup dan sisanya masih mau berinteraksi
Shin Ryujin
[ Menyuapi U Ju ] Selagi dia bisa sendiri, kenapa harus aku. Kalian juga lagi nggak bisa ngawasin toko kan?
Chae Song Hwa
Jadi dengan kata lain, bunda yang harus bantu Beomgyu beres-beres di rumahnya?
Dokter Shin Ik Jun
Kan sudah lama tidak bertemu. Cobalah berinteraksi. Jangan jadi perempuan, apa sebutannya sayang?
Chae Song Hwa
Bitj, bitjeu, bitj, ntahlah. Bahasa anak sekarang mirip kode morse. Ada pula tes kepribadian MBTI itu. Personality putri kita memang kurang bagus
Chae Song Hwa
Sekalian bawa rantang disana, minta dengan Beomgyu. Pasti kulkasnya masih kosong. Dokter harus punya gizi supaya kuat lari kesana kemari mengurus pasien
Shin Ryujin
[ Memutar mata malas ]
Orang tua dan adiknya hanya pergi sebentar untuk mengambil ijazah TK. Lebih baik tidur lebih dulu demi kesejahteraan jiwa
Mendorong pintu belakang rumah orang lain dengan ujung kaki bak sudah biasa, Ryujin yang masih mengantuk pun masuk ke dalam tanpa salam
Choi Beomgyu
[ Memindahkan kursi ]
Shin Ryujin
Kimchi, gochujang, bahan masak gopchang dengan makjang, silahkan masak sendiri
Shin Ryujin
[ Membuka kulkas ] Yang ini belum dibersihin sama sekali. Mereka tadi siapa? Tidur disini?
Choi Beomgyu
[ Mengambil kain lap ]
Shin Ryujin
Pacarmu cantik
Choi Beomgyu
[ Memindahkan buku-buku ]
Shin Ryujin
[ Menyusun lauk ] Apa susahnya kenalkan teman Seoul-mu itu ke aku yang orang daerah ini
Shin Ryujin
Lee Heeseung juga mau pulang. Mungkin lingkungan kerja Seoul terlalu toxic untuknya. Jadi, pacarmu?
Choi Beomgyu
Teman satu kampus
Shin Ryujin
[ Mengantuk ] Kenapa temanmu harus nginap disini. Belum ada kamar yang siap untuk dihuni. Suruh mereka bobo di hotel
Choi Beomgyu
[ Menaruh rak sepatu ] Hanya semalam. Mereka pergi keluar untuk lihat-lihat apartemen dekat rumah sakit
Shin Ryujin
Pacarmu beneran?
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ]
Shin Ryujin
Akhirnya, dari tadi mata itu sama sekali belum kasih salam sapa. Ada penggaris?
Lagi-lagi rambut pendek. Ryujin tidak begitu betah dengan rambut panjang. Mungkinlah kebiasaan itu terjadi semenjak SMP
Shin Ryujin
[ Melihat kotak kamera ]
Choi Beomgyu
[ Memindahkan ]
Shin Ryujin
[ Duduk perlahan ]
Choi Beomgyu
[ Memungut sampah ]
Shin Ryujin
[ Memperhatikan Beomgyu ]
Sudah lama tidak melihatnya. Mungkin 4-5 tahun. Mungkin kota ini masih menyakitinya. Aku tahu hatinya, sebab aku menyukainya
Shin Ryujin
Tas-mu mau jatuh
Choi Beomgyu
[ Melepas ikat buku ]
Shin Ryujin
[ Merangkak maju ]
Melihat Shin Ryujin ingin sekali menyentuh barangnya, Beomgyu pun segera maju 𝙂𝙧𝙚𝙗 menahan tasnya
Memegang tas punggung hitam yang terbuka itu secara bersamaan, 𝙏𝙧𝙖𝙠 jatuhlah sebuah alat tes kehamilan berwarna merah muda
Dokter Shin Ik Jun
[ Menyetir ] Ayo langsung temui tetangga, sudah lama tidak lihat menantu
Chae Song Hwa
[ Memukul ] Hush, jangan bicara sembarangan. Dasar kamu ini...
Shin Ryujin
[ Melihat test pack ]
Kedua mata Beomgyu dan Ryujin pun melihat pada satu hal yang sama. Akan tetapi kedua persepsi itu jauh berbeda. Terkejut bak ingin langsung mengadu, Ryujin segera merebutnya
Shin Ryujin
[ Berlari kencang ]
Choi Beomgyu
[ Menahan ] Tu- tu- tunggu dulu! Kamu salah paham. Itu bukan-
Choi Beomgyu
Itu bukan- ahh!
Shin Ryujin
[ Menunjuk Beomgyu ] KETAHUAN, DASAR KAPITALIS SEOUL
Choi Beomgyu
Jangan langsung ambil kesimpulan, ini bukan bab akhir buku pelajaran
Shin Ryujin
[ Merebut test pack ] Ngaku, disana kamu ikut-ikutan pergaulan bebas kan. Kubilangin tante Jihye baru tau rasa
Shin Ryujin
[ Mengecoh ] Kenapa orang bermata empat bisa semesum itu. Tunggu sampai satu komplek ini tahu
Choi Beomgyu
[ Segera merebut ]
Shin Ryujin
[ Menaiki sofa ] Spanduk nama-nama murid berprestasi di depan security akan langsung dicabut, gara-gara kamu!
Shin Ryujin
[ Berlari kabur ]
Choi Beomgyu
[ Menarik lengan Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Kehilangan keseimbangan ]
Melihat kepala gadis itu jatuh lebih dulu, inisiatif Beomgyu pun 𝙂𝙧𝙚𝙗 segera menahan kepala Ryujin agar tak terhentak ke lantai
𝘽𝙧𝙪𝙜𝙝𝙝 Tubuh pun tersungkur jatuh. Begitu dekat, Beomgyu hampir tak fokus saat gadis itu menggeliat hendak keluar dari dekapannya
Shin Ryujin
[ Mencengkram test pack ] Kalau ayah dengan bunda tahu, habis riwayatmu ditelan malu!
Choi Beomgyu
Itu bukan punyaku!
Choi Beomgyu
[ Merebut ] Kenapa semua orang bilang aku bohong? Itu 1 dari 7 dosa terbaik
Shin Ryujin
[ Menendang ] Mana ada dosa terbaik! Ngaku, sejak kapan kamu jadi pedofil!
Shin Ryujin
TERUS PUNYA SIAPA?
Chae Song Hwa
[ Merebut test pack ]
Dokter Shin Ik Jun
[ Menutup mulut ]
Shin Ryujin
[ Menatap Beomgyu ]
𝘿𝙪𝙣𝙜! Keduanya pun tersadar jika sedang berada dalam posisi ambigu. Ryujin yang berada di atas tubuh Beomgyu segera menekan dadanya untuk berdiri
Dokter Shin Ik Jun
Kamu hamil?
Chae Song Hwa
[ Ingin pingsan ]
Chae Song Hwa
[ Lirih ] Sejak kapan nak?
Dokter Shin Ik Jun
[ Senyum geram ] Mmm!
Choi Beomgyu
Itu salah paham! Aku nggak-
Shin Ryujin
[ Menunjuk ] Dia buntingin orang
Chae Song Hwa
NGEHAMILIN KAMU?!
Dokter Shin Ik Jun
[ Senang ] JINJJA?!
Choi Beomgyu
[ Frustasi ] Bukan Ryujin, ini semua salah paham. Aku nggak-
Dokter Shin Ik Jun
Kamu lebih pilih menghamili orang lain ketimbang Ryujin?
Shin Ryujin
[ Melotot ] AYAH!
Chae Song Hwa
[ Memukuli ] Sejak kapan kalian melakukan ini? Apa jangan-jangan ketika kamu pergi ke Seoul kemarin
Shin Ryujin
Aku ikut prosiding jurnal internasional bun! Pikir dong!
Choi Beomgyu
Ryujin ke Seoul?
Dokter Shin Ik Jun
[ Bisik ] 3 hari
Shin Ryujin
Menang best presenter
Choi Beomgyu
[ Tersenyum bangga ]
Dokter Shin Ik Jun
Aaa~ so sweet, love birds
Chae Song Hwa
Mana nomor telepon Jihye
Shin Ryujin
[ Menunjuk ] Dasar tukang hamilin orang. Dia tipu kita semua, ayo bakar. BAKAR!!
Shin U Ju
[ Tepuk tangan ] BAKAR!
Choi Beomgyu
[ Menaikkan satu alis ]
Shin Ryujin
[ Heboh ] BAKAR! BAKAR!
Choi Beomgyu
[ Melihat Ryujin yang antusias sambil menahan senyum ]
Shin Ryujin
Huh hah! Bakar!
Shin U Ju
[ Tertawa ] BAKAR!
Chae Song Hwa
KALIAN SEMUA, KELUAR!
Choi Beomgyu
Maaf tante, tapi ini rumahku [ Menunduk ] Maaf
Duduk mengelilingi test pack di ruang tamu, semua mata tertuju pada Choi Beomgyu atas gagasan curiga
Beomgyu sama sekali tak tahu jika masih ada alat tes kehamilan yang tersisa pada tasnya. Sungguh kesan awal yang buruk
Dokter Shin Ik Jun
Jika sudah begini, kalian berdua menikahlah sebelum perutnya membesar
Shin Ryujin
Mual pun nggak, astaga. Lihat, bunda sudah mau nangis
Chae Song Hwa
Padahal kita rajin ke gereja, apa ini hukuman untuk bunda karena lupa ikut jemaat Sabtu bulan lalu?
Shin Ryujin
Kalau memang ini hukuman, aku lebih pilih single! seumur hidup ketimbang disalah pahamin sama si culun ini
Dokter Shin Ik Jun
Sebagai kepala keluarga-
Choi Beomgyu
Itu punya Beomsu
Dokter Shin Ik Jun
[ Menoleh ] Nani?!
Dokter Shin Ik Jun
Nani tte itta no?
Shin Ryujin
[ Melihat ekspresi Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Menutupi wajah frustasi ]
Shin Ryujin
[ Termenung memandangi teh ]
Dokter Shin Ik Jun
[ 𝙈𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙧𝙪𝙢𝙖𝙝 ] 𝘼𝙮𝙖𝙝 𝙩𝙚𝙧𝙪𝙨 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧 𝙗𝙪𝙣𝙮𝙞. 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙡𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙤𝙨𝙤𝙣𝙜, 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙧𝙪𝙢𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙧𝙚𝙠𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙙𝙞𝙥𝙚𝙣𝙪𝙝𝙞 𝙩𝙞𝙠𝙪𝙨
Shin Ryujin
[ Mengetukkan jari ]
Choi Beomsu
[ 𝙈𝙚𝙡𝙤𝙢𝙥𝙖𝙩𝙞 𝙥𝙖𝙜𝙖𝙧 ]
Shin Ryujin
[ 𝙈𝙚𝙣𝙖𝙩𝙖𝙥 𝘽𝙚𝙤𝙢𝙨𝙪 ]
Choi Beomsu
[ 𝙎𝙢𝙞𝙧𝙠 ] 𝙎𝙚𝙣𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙩𝙞𝙢𝙪 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙡𝙖𝙣𝙘𝙖𝙧 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙚𝙙𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙖𝙣𝙩𝙖𝙧𝙖 𝙖𝙠𝙪 𝙙𝙖𝙣 𝘽𝙚𝙤𝙢𝙜𝙮𝙪?
Choi Beomsu
[ 𝙈𝙚𝙢𝙖𝙠𝙖𝙞 𝙩𝙤𝙥𝙞 ] 𝘼𝙝𝙝 𝙝𝙖𝙢𝙥𝙞𝙧 𝙡𝙪𝙥𝙖. 𝙎𝙚𝙙𝙞𝙠𝙞𝙩 𝙗𝙤𝙘𝙤𝙧𝙖𝙣, 𝙖𝙮𝙖𝙝 𝙙𝙖𝙣 𝙗𝙪𝙣𝙙𝙖𝙠𝙪 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙩𝙚𝙧𝙡𝙞𝙗𝙖𝙩 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙚𝙜𝙞𝙩𝙞𝙖. 𝙅𝙖𝙙𝙞, 𝙨𝙖𝙣𝙩𝙖𝙞 𝙨𝙖𝙟𝙖
Shin Ryujin
[ Geram ] Ish...
Choi Jisoo
[ Menaruh pancake ] Apa?
Hari sudah malam. Memarkirkan mobil di belakang rumah, Ryujin pun melihat betapa gelapnya atap tetangga
𝙆𝙧𝙞𝙚𝙩𝙩 Didorongnya pintu belakang yang tak terkunci menggunakan kaki. Ia khawatir rumah besar ini akan dirampok
Shin Ryujin
Kenapa segelap ini...
Choi Beomgyu
[ Masuk ke dalam rumah ]
Mendengar sebuah suara 𝙎𝙧𝙖𝙠𝙠 penuh curiga, Ryujin jatuhkan jaketnya selagi membentuk kuda-kuda 𝙂𝙧𝙞𝙩
Kakinya menapak tegas. 𝙎𝙬𝙞𝙨𝙝𝙝 tubuh yang berputar membawa kaki melayang 𝘽𝙧𝙪𝙜𝙝𝙝! Tendangan itu pun terarah pada seseorang
Choi Beomgyu
Akk! [ Terjatuh ]
Shin Ryujin
[ Menghidupkan lampu ]
Choi Beomgyu
[ Menutupi kepala ]
Shin Ryujin
[ Melotot kejut ] Astaga!
Choi Beomgyu
[ Merapikan kaca mata ]
Choi Beomgyu
[ Segera berdiri ] Hh...
Tegang karena terkejut, Beomgyu pun berdiri tegap membersamai rambut yang berantakan setelah tersungkur jatuh
Shin Ryujin
[ Melihat darah di bibir Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Mengambilkan jaket Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Menutupi tubuh kikuk ]
Choi Beomgyu
[ Memberikan jaket dengan canggung tanpa melihat Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Mengambil ] Bibirmu
Choi Beomgyu
[ Tawa kaku ] Ahh ini...
Shin Ryujin
Kukira ada rampok
Choi Beomgyu
[ Menahan denyut ] Habis pasang CCTV baru di belakang, mau dicoba
Shin Ryujin
[ Memakai jaket ] Makanya kamu matikan seluruh lampu rumah semalam ini, aku nggak tahu
Shin Ryujin
[ Memperhatikan wajah Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Meliriki Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Menahan senyum ]
Choi Beomgyu
[ Terkekeh canggung ]
Shin Ryujin
[ Tawa kecil ]
Choi Beomgyu
[ Mengusapi bibir ]
Choi Beomgyu
Kakimu...ma- masih kuat
Shin Ryujin
[ Tertawa ] Ahh...
Choi Beomgyu
[ Menunduk canggung ]
Shin Ryujin
Karena rumah ini selalu kosong, aku terus parno. Ayo tes CCTV-nya. Teman-temanmu kemana?
Choi Beomgyu
Di rumah sakit
Shin Ryujin
Memangnya sudah mulai?
Shin Ryujin
Ahh, mengerikan
Choi Beomgyu
[ Berjalan ] Di belakang dekat gudang. Di halaman depan, di sudut sana juga
Shin Ryujin
[ Memeriksa ] Total?
Shin Ryujin
Tendanganku masih sakit?
Comments