Episode 11: Purple Flower
Shin Ryujin
[ Menekan tombol ] Kenapa nggak mau hidup. Ahh kenapa harus hari ini, aku ada briefing penting!
Choi Beomgyu
[ Keluar dari rumah ]
Shin Ryujin
[ Membanting pintu mobil ]
Choi Beomgyu
[ Melepas kunci sepeda ]
Dokter Shin Ik Jun
[ Melihat rekaman CCTV ]
Shin Ryujin
[ Cemas ] Umm...
Dokter Shin Ik Jun
[ Geram ] Sudah diberikan jalan, cepat bertindak. Iya! Seperti itu!
Shin Ryujin
[ Melompati pembatas ]
𝙎𝙧𝙖𝙨𝙝𝙝 Ryujin pun melompat indah melewati pembatas antara rumahnya dan tetangga 𝘾𝙠𝙞𝙩! Rem mendadak pun Beomgyu tekan
Shin Ryujin
[ Menghalangi ] Apa kalian punya sepeda lain? Aku lagi buru-buru, cepatlah
Choi Beomgyu
[ Menggeleng ]
Shin Ryujin
[ Frustasi ] Agh!
Shin Ryujin
Briefing presentasiku!
Shin Ryujin
Dasar gaptek. Kamu nggak lihat berita kalau sistem program mereka lagi eror
Shin Ryujin
Aku nggak bodoh. Kalau bisa, dari tadi pasti sudah kupesan. Cepatlah minggir
Choi Beomgyu
[ Menaiki sepeda ]
Shin Ryujin
[ Menahan ] Oo' tunggu dulu. Itu kaki kuda sepeda kan?
Choi Beomgyu
Bu- bu- bukan
Choi Beomgyu
Itu antena sepeda
Shin Ryujin
Perpustakaan kota, cepatlah
Ryujin kalungi tasnya lalu 𝙂𝙧𝙚𝙗 ia pegangi pundak Beomgyu sembari menaiki sepeda besar itu. Tentu saja ia sedang meminta tolong
Choi Beomgyu
Bukannya lurus-
Shin Ryujin
[ Menepuk ] Cepat belok
Choi Beomgyu
[ Menghela nafas ]
Lee Heeseung
[ Melihat toserba ]
Shin Ryujin
[ Melihat leher Beomgyu ]
Putih sekali. Hal itu membuktikan jika anak ini selalu berada di dalam ruangan. Harum Choi Beomgyu terasa seperti obat serta suntik, layaknya dokter bedah kompeten
Shin Ryujin
[ Memegangi kedua pundak Beomgyu dengan cukup erat ]
Choi Beomgyu
[ Berhenti mengayuh sepeda ketika melihat lampu merah ]
Shin Ryujin
Perpustakaan kota sudah pindah ke sebelah kantor imigrasi. Belok kiri
Choi Beomgyu
[ Mengayuh sepeda ]
Shin Ryujin
[ Menahan senyum ] Iya?
Shin Ryujin
[ Memukul ] Aish
Namun Beomgyu tidak berbohong. Shin Ryujin tampak jauh lebih kurus ketimbang terakhir kali mereka bertemu
Shin Ryujin
[ Turun dari sepeda ]
Choi Beomgyu
[ Melihat gedung perpustakaan ]
Shin Ryujin
[ Berlari masuk ke dalam ]
Choi Beomgyu
[ Bersiap mengayuh ]
Shin Ryujin
[ Berbalik ] Jangan sampai ditabrak dan kena eek burung, pergilah
Choi Beomgyu
[ Menggeleng-gelengkan kepala ]
Yoo Jimin
[ Tertawa ] Kira-kira semarah apa dosennya ketika tahu Shin Ryujin terlambat?
Choi Jisoo
[ Menggigit keju ] Mukanya familiar. Bukannya itu anak yang ada di spanduk sekolah?
Shin Ryujin
[ Mendorong pintu ]
Jung Jinyoung
[ Tersenyum ] Dia datang
Shin Ryujin
Maaf, saya terlambat
Dokter Shin Ik Jun
[ Memegang dada ] Ahh jantung ayah berdebar-debar. Shin U Ju jenius
Shin U Ju
[ Menelan telur ] Karena omlet yang bunda masak. Nyam nyam nyam
Shin Ryujin
[ Menaruh tang ] Nggak bisa. Ayah, nanti bawa mobilku ke bengkel ya
Dokter Shin Ik Jun
Bawa-lah
Shin Ryujin
Yang jaga toko siapa?
Dokter Shin Ik Jun
Yasudah. Mungkin mobilmu harus nginap disana selama beberapa hari
Shin Ryujin
[ Menghela nafas ] Terus kuliah aku gimana dong. Dari sini ke halte bus depan itu jauhnya bukan main. Inilah sulitnya tinggal di komplek elit
Chae Song Hwa
[ Menaruh buah ] Ada parsel buah khas musim gugur, dari temanmu
Shin Ryujin
[ Ketus ] Sejak kapan aku punya teman. Kita perlu kotak sampah yang lebih besar
Chae Song Hwa
[ Senyum ] Oo' ada kartu ucapan. Ternyata dari Jung Jinyoung, polisi itu kan?
Dokter Shin Ik Jun
[ Sinis ] Sejak kapan anak itu berani merasa akrab dengan kita
Chae Song Hwa
Fotonya ketika pimpin upacara itu kelihatan gagah, badannya bagus
Dokter Shin Ik Jun
Dokter bedah jauh lebih atletis. Apalagi 'calon' dokter bedah spesialis saraf
Shin Ryujin
Persiknya harum
Dokter Shin Ik Jun
[ Mengalihkan wajah ] Hmmph
Shin Ryujin
Yaudah kalau ga mau
Choi Beomgyu buka kunci sepedanya selagi menggigiti roti cokelat lalu keluar dari rumah untuk segera pergi ke rumah sakit
Jung Jinyoung
[ Mengambil bunga ] Karena tidak begitu jauh, jadi saya sekalian mampir
Shin Ryujin
[ Melihat Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Membersihkan remah roti ]
Jung Jinyoung
Bunganya untuk Ryujin-ssi
Chae Song Hwa
Omo, bunganya cantik sekali
Shin Ryujin
[ Berdebar-debar ]
Sengaja datang kemari hanya untuk datang memberikan sebuah buket bunga di depan orang tuanya, Ryujin merasa hal ini disengaja
Dokter Shin Ik Jun
Hari ini jadwal jaga?
Choi Beomgyu
[ Mengangguk ] Ne
Shin Ryujin
[ Melihat Beomgyu ]
Chae Song Hwa
[ Bisik ] Cepat terima bunganya
Jung Jinyoung
[ Senyum memberi hormat ]
Choi Beomgyu
[ Mengangguk kecil ]
Shin Ryujin
[ Melirik perlahan ]
Choi Beomgyu
[ Pergi tanpa menyapa ]
Dokter Shin Ik Jun
[ Menghampiri ] Siapa?
Jung Jinyoung
Saya Jung Jinyoung
Shin Ryujin
[ Merebut bunga ] Makasih
Melihat Choi Beomgyu sama sekali tidak lagi peduli, sejujurnya membuat hati kecil Ryujin berguguran. Inilah akhir dari usahanya
📍ʏᴜʟᴊᴇ ʜᴏsᴘɪᴛᴀʟ, ᴅᴀᴇɢᴜ ᴄɪᴛʏ
Shin Ryujin
📞 : Aku taruh baju gantinya di ruangan bunda kan?
Dokter Shin Ik Jun
📞 : Di ruangan ayah saja. Disana ada banyak tesis mahasiswa bundamu
Kwon Eunbin
[ Senyum manis ] Bukannya cincin ini bikin nostalgia masa kecil?
Shin Ryujin
📞 : [ Berhenti berjalan ]
Dokter Kwon Eunbin
[ Menatap Beomgyu ]
Shin Ryujin
[ Melihat mata Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Menatap Eunbin ]
Lee Heeseung
[ 𝙈𝙚𝙣𝙤𝙡𝙚𝙝 ] 𝘽𝙚𝙤𝙢𝙜𝙮𝙪?
Shin Ryujin
𝘿𝙞𝙖 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙥𝙚𝙧𝙣𝙖𝙝 𝙢𝙖𝙪 𝙩𝙖𝙩𝙖𝙥 𝙢𝙖𝙩𝙖𝙠𝙪. 𝘿𝙞𝙖 𝙨𝙚𝙡𝙖𝙡𝙪 𝙠𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩𝙖𝙣 𝙩𝙖𝙠𝙪𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙣𝙜𝙜𝙖𝙠 𝙣𝙮𝙖𝙢𝙖𝙣
Lee Heeseung
𝙉𝙩𝙖𝙝𝙡𝙖𝙝, 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙥𝙪𝙣 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙞 𝙙𝙚𝙥𝙖𝙣 𝙩𝙤𝙨𝙚𝙧𝙗𝙖 𝙞𝙩𝙪. 𝘼𝙮𝙖𝙝𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙖𝙩𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙙𝙞𝙖 𝙡𝙖𝙧𝙞, 𝙖𝙣𝙖𝙠 𝙞𝙩𝙪...𝙢𝙖𝙡𝙪
Lee Heeseung
𝘽𝙚𝙤𝙢𝙜𝙮𝙪 𝙗𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙞𝙥𝙚 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙨𝙪𝙠𝙖 𝙥𝙚𝙧𝙚𝙢𝙥𝙪𝙖𝙣. 𝙈𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙢𝙖𝙩𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙛𝙤𝙠𝙪𝙨 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙖𝙩𝙪 𝙝𝙖𝙡, 𝙞𝙩𝙪𝙡𝙖𝙝 𝙥𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙣 𝙝𝙞𝙙𝙪𝙥𝙣𝙮𝙖
Shin Ryujin
[ Berjalan ke arah lain ]
˖ ֹ੭୧ 𝟕 ᴛᴀʜᴜɴ ʏᴀɴɢ ʟᴀʟᴜ ⊹ ࣪ ⑅
Shin Ryujin
[ Memandangi Beomgyu ]
Choi Beomsu
[ Mencium ] Juara umum satu kota Daegu, gila. Bun, ayo beli daging
Pimpinan Seo Jihye
[ Mengangguk ] Bagaimana tadi, coba kamu telfon Pak Jang untuk sekedar konfirmasi
Sekretaris Lee Joon Hyuk
[ Membawakan tas Jihye ] Mungkin nanti saja setelah wisuda Beomsu dan Beomgyu selesai
Shin Ryujin
[ Melihat ekspresi Beomgyu ]
Choi Beomgyu
[ Merapikan kaca mata ]
Shin Ryujin
[ Berhenti tersenyum ]
Choi Beomgyu
Aku ke toilet sebentar
Choi Beomsu
[ Senyum ] Oo arasso
Shin Ryujin
[ Melihat Beomgyu pergi ]
Choi Beomsu
[ Mengejar ] Bun, bunda apa-apaan sih. Hari ini kami wisuda, kenapa-
Pimpinan Seo Jihye
[ Menatap Beomsu ] Jika ingin lihat rumah sakit itu menjadi milik kita, diamlah disana
Choi Beomsu
[ Kecewa ] Aku tahu rasa marah itu bukan untukku. At least apresiasi Beomgyu yang kerja keras supaya bisa bunda lihat
Shin Ryujin
Mereka ribut...
Shin Ryujin
Aku mau ke toilet
Dokter Shin Ik Jun
Arasso, sini bunganya
Shin Ryujin
Nggak, aku mau pegang
Shin Ryujin
Calon mahasiswa kedokteran SNU harusnya ada di podium, bukan di atap sekolah
Choi Beomgyu
[ Menurunkan pandangan ]
Shin Ryujin
[ Menaikkan kaki ke kursi ] Aku butuh banyak foto untuk update akun OSIS
Shin Ryujin
Selagi rambutku masih rapi, cepat hidupkan kameranya. Jangan sampai pipiku gendut
Choi Beomgyu
Beomsu di bawah
Shin Ryujin
Kamu jauh lebih berguna
Choi Beomgyu
[ Berdiri menghidupkan kamera ]
Shin Ryujin
Latar belakang lapangan sekolah atau lambang sekolah?
Shin Ryujin
Tunggu dulu [ Memakai liptint ] Aku nggak boleh kelihatan pucat
Choi Beomgyu
[ Menatap lensa kamera ]
Shin Ryujin
[ Tersenyum manis ]
Keduanya sama-sama saling menatap ketika lensa kamera menjadi perantara. Sayangnya Beomgyu sudah terlalu letih
Choi Beomgyu
[ Menjatuhkan kamera ]
Shin Ryujin
[ Terkejut ] Yaa! Kalau kameranya rusak gimana! Bukannya itu hadiah dari Om Jisung?
Choi Beomgyu
[ Berjalan pergi ]
Shin Ryujin
[ Memungut kamera ] Tunggu dulu. Syukurlah nggak lecet. Ahh lensanya pecah
Shin Ryujin
[ Menarik lengan Beomgyu ] Kamu ini kenapa hah, apa tanganmu selemah itu sampai nggak bisa-
Choi Beomgyu
[ Memandangi kamera ]
Shin Ryujin
[ Segan ] Bukan begitu, maksudku kamu kan bisa tolak kalau memang nggak mau bantu foto
Choi Beomgyu
[ Menghela nafas ]
Shin Ryujin
[ Kesal ] Yaaa!
Lee Heeseung
[ Menaiki atap sekolah ]
Choi Beomgyu
[ Meminta kamera ]
Shin Ryujin
[ Memberikan secara kasar ] Kalau ingin bicara, pakai mulutmu. Bisu nggak menyelesaikan masalah
Choi Beomgyu
Lulus dimana?
Choi Beomgyu
Kamu nggak lulus kan. Kedokteran itu sulit. Kamu tidak cocok ada disana
Shin Ryujin
[ Menganga kesal ]
Choi Beomgyu
[ Melihat lensa ] Sekeras apapun usahamu, hal yang tidak bisa kamu kendalikan bukanlah takdirmu
Choi Beomgyu
Dari pada buang-buang waktu ikut tes di tempat yang sama seperti yang lain mengharapkan harapan palsu
Choi Beomgyu
[ Menatap Ryujin ] Pelajari saja dimana batasanmu. Masih ada tes di tempat lain. Kyungpook masih buka-
Shin Ryujin
[ Menendang Beomgyu ]
Melindungi kamera pemberian sang ayah 𝘽𝙧𝙪𝙜𝙝𝙝 tersungkur jatuh tubuh Choi Beomgyu setelah ditendang menggunakan kuda-kuda
Shin Ryujin
Karena orang tuaku dokter, apa aku juga harus jadi dokter!
Choi Beomgyu
[ Mengambil kaca mata ]
Lee Heeseung
[ Melihat Beomgyu ]
Shin Ryujin
[ Marah ] Kalau bukan karena kamu, pasti aku yang dapat undangan kedokteran di SNU!
Shin Ryujin
[ Bergelinangan ] Oo teruslah bisu sampai bibirmu cacat. Lain kali, bukan perutmu tapi bibirmu yang kutendang
Choi Beomgyu
[ Memakai kaca mata ]
Lee Heeseung
[ Menahan Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Mendorong Heeseung kasar ]
Lee Heeseung
[ Menatap Ryujin ]
Shin Ryujin
[ Melempar bunga ] Aish!
Comments