Dua bidadari

Hari demi hari terasa berbeda bagi arya kini hidup arya seakan lebih berwarna dan arya semakin dewasa dalam segala hal dan kadang nada bicara nya pun makin berbeda penuh kebijaksanaan dan arif dalam menghadapi masalah.

Seminggu sudah Nenden berada di rumah kecil Arya dan Dian pun selama seminggu itu tak pernah pulang ke rumah nya tapi Dian memilih ikut nginep di rumah Arya karena tak mau ketinggalan dari Nenden walau harus tidur di ranjang kecil bersama Nenden tapi hati nya merasa bahagia begitu juga sebaliknya yang di rasakan oleh nenden.

Pagi itu suasana di rumah kecil yang dulu sepi kini terasa hidup kembali karena kehadiran dua bidadari cantik yang selalu menemani Arya.

Sayang aku ijin pulang ke rumah aku dulu boleh ya.!"

Dengan manja nya Nenden meminta ijin pada arya dan tanpa sungkan langsung duduk di pangkuan Arya yang baru duduk itu." Ya boleh dong nen apa perlu aku antar kamu kembali ke rumah kamu heemmh.!" Balas arya sembari membelai rambut panjang Nenden dan mencium kening Nenden dengan lembutnya.

Kalau begitu kita berangkat saja bertiga sayang agar kita tahu dimana Nenden tinggal.!" Timpal Dian yang mendekat di tangan nya membawa nampan berisi tiga gelas satu kopi dan dua teh manis yang sengaja Dian buat untuk mereka bertiga."

 Boleh juga sayang tapi kamu tau sendiri aku tidak memiliki kendaraan sayang.!" Arya menanggapi ucapan Dian dan memeluk nya setelah Dian meletakan nampan dan duduk di samping kirinya tak lupa Arya juga mengecup kening Dian.

 Biar aku pulang sendiri saja dulu sayang nanti aku kembali membawa mobil aku kesini biar bisa pergi bertiga bagai mana?." Nenden mengusulkan kalau diri nya nanti membawa mobilnya.

Jangan sayang aku tidak mau nanti orang sekampung pada geger kalau di depan rumah kecil ini ada mobil terparkir sayang.!" Arya menolak usulan Nenden membawa mobil nya dia tidak mau menjadi pusat perhatian warga kampung itu.

   Kalau begitu aku bawa motor bersama Arya aja ya nen.!" Dian mencoba menengahi mereka dan menawarkan agar dia juga ikut dan membawa motor dari rumah nya." Nah begitu lebih bagus mba.!" Balas Nenden mengiakan usulan Dian." Akhir nya mereka bertiga pergi ke rumah Dian untuk mengambil motor nya sendri." Setelah Dian mengeluarkan motor nya mereka pun pergi ke rumah Nenden."

 Mmmh kapan aku bisa mengendarai motor sendri seperti mereka.!" Arya membatin saat di bonceng oleh Dian." Sayang kamu nanti harus belajar untuk mengendarai motor ya biar kita bisa gantian.!" Ujar Dian seolah bisa menebak isi hati dari Arya.

  Iya nanti kalau aku memiliki nya sendri ya mba!." Jawab Arya singkat." Kenapa sih kamu selalu memanggil aku dengan sebutan mba terus sama aku Arya!." Dian dengan mengerucut kan bibir nya kesal karena Arya selalu memangil diri nya dengan sebutan mba."

 Mba kan masih punya suami mba jadi aku ngga mau merusak rumah tangga orang mba.!" Balas Arya menjelaskan kenapa Arya masih memanggil dia dengan sebutan mba.

 Seketika Dian terdiam karena omongan Arya memang benar tak di pungkiri oleh Dian ucapan Arya tadi pada nya," Tapi dalam hati kecil nya dia berharap suatu saat dia akan bisa memiliki Arya." Setelah menempuh lebih dari setengah jam akhirnya mereka pun sampai di depan rumah mewah dengan halaman luas dan terdapat taman dan gazebo untuk bersantai.

Selama perjalanan Dian tak banyak bicara setelah Arya mengucapkan kata masih bersuami pada nya itu hati Dian penuh dengan kegelisahan dalam hati nya

Yo kita masuk dulu mba," Sayang.!" Ajak Nenden setelah turun dari motor nya mereka bertiga pun berjalan beriringan." Ini rumah kamu nen?." Karena rasa penasaran nya Arya pun langsung bertanya pada Nenden.!"

 Bukan ini rumah orang tua aku sayang.!" Kedua orangtua aku tinggal di belanda dan adik ku juga ikut sekolah di sana.!" Nenden menjelaskan apa yang di tanyakan oleh Arya tadi.

  Non kemana saja bibi khawatir sudah seminggu ini non ngga pulang dan tidak mengabari kami di rumah non.!" Saat nenden bercerita terdengar suara wanita paruh baya bertanya pada Nenden dan menghampiri ketiga nya." Maaf ya bibi Nenden tidak ngasih kabar pada bi inah sama mang dasim," Seminggu ini waktu Nenden mau pulang Nenden kecelakaan bi.!" Jelas Nenden pada bi inah.

Ya ampun non terus apakah non Nenden terluka non?."

Bi inah lantas mengecek serta memegang tubuh majikan nya itu terlihat jelas dari wajah dan sorot mata nya yang begitu sangat menghawatirkan majikan muda nya itu." Alhamdulillah bi aku tidak apa-apa berkat pertolongan mas arya dan juga mba Dian aku tidak mengalami cedera serius bi.!" Nenden memberitahu kan pada pembantu nya sekaligus mengenalkan orang yang telah menolongnya bahkan kini dia begitu mencintainya.

Eeeeh sebentar biar bibi buatkan minuman dan nanti bibi masakin juga biar sekalian kalian makan siang di sini ya.!" Ucap bi Inah sembari melangkah ke arah dapur guna membuat kan mereka minuman dan akan memasak makanan karena waktu sudah jam 11 siang.

 Mereka bertiga pun larut dalam obrolan nya dan terhenti saat bi Inah membawakan minuman dingin dan cemilan nya." Bi apa mamah ada telepon semingu ini bi!." Tanya Nenden pada bi inah." Belum ada non.!"

Balas bi Inah sembari meletakan nampan berisi minuman dan cemilan nya." Kalau begitu bibi tinggal ya non den bibi mau masak dulu buat makan siang ini.!" Iya bi terimakasih bi.!" Hampir bersamaan mereka menjawab dan mengucapkan terimakasih pada bi Inah.

 Sebentar aku tinggal ke kamar dulu ya sayang, mba Dian.!" Nenden pamit menuju ke lantai dua ke arah kamar nya.

Iya.!'

Balas Arya dan juga Dian," Pandangan Arya mengitari seluruh sudut rumah yang terlihat besar dan rapih tapi hanya di tinggali tiga orang saja," Ada perasaan berbeda kala pandangan nya teralihkan pada sosok lelaki setengah baya dan berjanggut sedang menatap Arya dan Dian begitu tajam.!"

Aneh kenapa pandangan mata bapak itu begitu tajam padaku dan juga pada Dian.?" Batin Arya setelah pandangan nya bertemu dengan lelaki setengah baya itu sorot mata nya menyiratkan kebencian dan ke tidak sukaan nya terhadap Arya dan Dian.

Kamu kenapa ko diam saja sayang.!"

Dian yang menyadari Arya yang terdiam begitu lama seolah sedang memikirkan sesuatu Dian menyenggol lengan Arya dan bertanya." Ngga apa-apa mba aku hanya heran saja," Rumah segini besarnya yang tinggal hanya tiga orang mba.!" Jawab Arya sembari mengalihkan pandangan mata nya ke arah lain agar Dian tak ikut melihat nya.

Iya juga ya sayang.!" Balas Dian singkat," Sayang kamu tadi melihat lelaki itu tidak.?" Jawab dan tanya Dian pada Arya." Yang mana mba.?" Kan dari tadi di sini kita hanya berdua saja mba." Balas Arya menoleh ke arah Dian." Itu loh tadi aku liat dia berdiri di pintu dapur sedang melihat ke arah kita tapi tatapan mata nya sangat tajam menusuk gitu sayang.

Aku ngga liat tuh mba.!" Jawab Arya berbohong agar Dian tak curiga." Aku kira tadi hanya aku saja yang melihat nya ternyata Dian pun sama.!" Gumam nya Arya dalam hati nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!