BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza

Malam itu dihabiskan Zea terkurung dalam ruangan mewah tersebut dengan tangan dan kaki dirantai ketat. Setelah mengalami gejolak emosi yang begitu tinggi, Zea lelah dan tanpa sadar ketiduran.

Apakah pada akhirnya dia akan tetap terjerat bersama lelaki itu?

Giovanni alteza.

Perkataan lelaki itu kemarin mampu membuat Zea tersadar akan realita bahwa tidak akan ada yang menunggunya pulang, bahwa Zea tidak memiliki rumah. Tapi, tiba-tiba Zea tersadarkan oleh satu hal lagi.

Bagaimana tentang gadis-gadis yang dijual oleh Giovanni pada orang kaya? Seperti informasi yang pernah Zea dapatkan dari Federico.

Apakah dia akan menjadi yang berikutnya?

Memikirkannya saja mendadak membuat irama jantung Zea kembali berpacu. Tampaknya tiada hari tanpa merasakan ketakutan dan debaran jantung yang tidak karuan.

Terjatuh dalam belenggu Giovanni Alteza benar-benar membuat hidupnya tidak pernah tenang.

Dia selalu dihantam dengan berbagai kenyataan pahit tentang hidupnya sendiri.

"Jika aku tidak bisa kabur dari sini, Bagaimana kalau aku benar-benar dijual? Tapi, aku juga tidak bisa kabur dari Giovanni alteza. Dia selalu tahu di mana pun aku pergi, seperti sosok hantu yang selalu ada di sampingku tanpa aku ketahui,"gumam Zea merasa frustasi.

Zea menggelengkan kepalanya, tidak tahu harus melakukan apa dalam situasi ini. Tangan dan kakinya dirantai, dia tidak bisa pergi ke mana-mana, bahkan untuk sekedar tidur dengan nyaman saja tidak bisa.

Tapi jika soal tidur, Zea sudah terbiasa tidur di mana-mana. Dulu paman dan bibinya serta Celine sering berbuat semena-mena hingga terkadang Zea tidak bisa tidur di kasur keras yang mereka berikan.

Zea menghela nafas panjang, menatap langit-langit ruangan dengan satu lampu yang temaram. Mencoba mencari jalan keluar dari masalahnya sekarang.

Oh, tapi otaknya terasa dirasuki oleh perasaan takut yang membuncah hingga sulit untuk berpikir.

Zea memejamkan matanya untuk fokus. Ingatan pendeknya merekam bagaimana lika-liku Zea sampai di Mansion itu hingga upaya untuk kabur tapi gagal dan malah berakhir dirantai. Kenangan yang sungguh membuatnya frustasi. Apa yang harus Zea lakukan sekarang?! Begitulah isi pikirannya jika bisa bicara.

Belum sempat memikirkan ide baru, Zea kembali menegang karena mendengar suara derap kaki Giovanni alteza.

Apalagi yang ingin mafia kejam itu lakukan? Apakah ini sudah saatnya Zea dijual? Oh tidak dia belum siap, bukan belum siap untuk dijual, tapi belum siap memikirkan ide lain untuk menghentikan hal itu terjadi.

“Oh, Giovanni, tidak bisakah kau memberiku beberapa menit untuk berpikir?”

Saat netra Zea menangkap sosok berbadan tinggi yakni Giovanni alteza, Dia hanya bisa menghela nafas. Rasa takut kembali merayapi dirinya. Kedatangan lelaki itu benar-benar mengirimkan sinyal mengerikan untuk Zea.

Giovanni berjalan dengan gagah mendekati Zea, diikuti dengan Federico yang membawa troli berisi makanan.

Bau harum makanan telah membuat Zea hampir mengeluarkan salivanya—ngiler. Tapi gadis itu menggelengkan kepala, dia tidak boleh terbuai hanya dengan makanan yang sialnya sangat mewah itu. Makanan yang hampir tidak mungkin dinikmati Zea saat tinggal bersama paman dan bibinya yang selalu memberi Zea makanan bekas.

“Beri dia makan,” titah Giovanni yang kemudian duduk di sofa tunggal yang mewah, tidak jauh dari Zea dirantai.

“Baiklah Tuan Altezza, sesuai dengan perintahmu.” Federico membungkuk sebagai tanda persetujuan atas perintah dari Giovanni.

Zea yang melihat keberadaan Federico kembali teringat pada saat gadis itu mengunci Federico di ruang beladiri. Saat kedua mata mereka bertemu, Zea terkekeh sambil tersenyum kuda.“Hai, kita bertemu lagi.”

Sementara Federico hanya menghela nafas lelah. Padahal lelaki itu sudah memperingatkan Zea berkali-kali, jika sangat tidak mungkin untuk bisa kabur dari Giovanni alteza. Tapi Zea malah nekat dan mengunci Federico di ruang beladiri kala itu dan membuat Federico dalam masalah serta mendapatkan hukuman dari Tuan Altezza.

“Hai, Nona Zea. Saya lihat Anda bisa kembali ke Mansion dalam kondisi yang baik,” ucap Federico dengan sedikit nada sindiran di dalamnya. Dengan jujur, lelaki itu masih kesal dengan perilaku Zea, tapi mau bagaimana lagi, Dia hanya bisa menuruti semua perintah Giovanni termasuk memberikan pelayanan untuk Nona Zea.

“Di sini saya membawakan makanan Bruschetta al Pomodoro sebagai hidangan pembuka, Tagliatelle al Tartufo sebagai hidangan utama serta Panna Cotta sebagai hidangan penutup. Saya harap anda menyukai makanan pada pagi hari ini.”

Bruschetta al Pomodoro, sebuah hidangan pembuka dari roti panggang dengan tomat segar, bawang putih, dan basil yang harumnya menusuk hidung. Tagliatelle al Tartufo, hidangan utama yang berisi Pasta dengan saus truffle dan parmesan. Serta Panna Cotta sebagai hidangan penutup yang merupakan Puding lembut rasa karamel.

Mata Zea berbinar-binar melihat makanan-makanan itu.

Federico mulai memotong roti panggang dan ia menyuapi Zea.

Namun saat itu Zea masih belum membuka mulutnya dan malah terpikirkan sebuah ide baru, sungguh cemerlang sekali hanya dengan melihat makanan enak dapat membuat otaknya encer.

“Aku tidak terbiasa makan disuapi oleh seseorang, aku selalu menghormati orang lain, selagi aku punya tangan, aku seharusnya bisa makan sendiri.” Zea tersenyum setelah mengatakan hal itu.

Gadis itu berharap Federico akan melepaskan rantai yang mengikat kedua tangannya, mengingat sebenarnya Federico ini cukup mudah untuk dikelabuhi.

“Ini bukan tentang menghormati atau tidak menghormati. Juga bukan tentang anda memiliki tangan atau tidak, Nona Zea. Tapi anda harus mengikuti perintah Tuan Altezza.”

SKAKMAT.

Gagal total rencana Zea. Dia pikir Federico dapat dikelabuhi dengan mudah seperti waktu itu, ternyata sekarang tidak. Lelaki itu cukup belajar dari kesalahan rupanya.

“Tapi, aku tidak akan makan dari tangan orang lain. Oh, ayolah kau tinggal melepaskan tanganku sebentar dan membiarkan aku makan, aku berjanji tidak akan kabur.” Zea tidak mau kalah, dianya tidak suka sensasi dirantai seperti itu, dia ingin bebas walaupun memang seperti tidak ada jalan lain untuk kabur dari Mansion itu.

Federico langsung terlihat lengah saat mendengar rengekan Zea. Lalu dia menolehkan pandangannya ke arah tuan alteza yang langsung membuat lelaki dengan title mafia itu bersmirk kemudian bangkit dari kursinya.

“Tampaknya seseorang benar-benar lupa di mana dia berada,” ucap Giovanni dengan nada rendah dan menusuk.

Suara yang telah mampu membuat jantung Zea berpacu lagi. “tapi aku sungguh tidak akan kabur darimu, aku hanya ingin ... Sialan aku hanya ingin bebas. Bahkan untuk makan pun aku tidak boleh?”

“Harusnya kau bersyukur, masih ada seseorang yang kuperintahkan untuk menyuapimu. Daripada aku menyuruhmu untuk memakan makanan tersebut tanpa perantara satu orang pun.”

“Kau sungguh keji jika melakukan itu. Aku manusia bukan binatang.”

“Benar aku menyadari itu. Tapi kau tidak pernah lelah membuatku kesal dengan tingkah sok pintarmu itu.”

“Aku tidak sok pintar. Aku hanya menginginkan sedikit kebebasan untuk makan. Hanya tolong lepaskan kedua tanganku yang terikat oleh rantai ini saja. Aku tidak akan kabur aku janji, kau pikir ... Bagaimana caraku kabur jika yang terlepas hanyalah tanganku saja dengan kakiku yang masih terantai di kursi ini? Dan kau juga lihat sendiri kalau aku tidak bisa kabur darimu, kau selalu bisa menangkapku. Jadi, tidak ada yang aneh dengan permintaanku.”

Giovanni memberikan isyarat agar Frederico meninggalkan ruangan. Zea yang melihatnya terkejut, “Kenapa kau menyuruhnya pergi.”

“Agar kita bisa berdua saja di ruangan ini dan membicarakan tentang peraturan yang harus kau patuhi di Mansion milik Giovanni Alteza,” ucap Giovanni yang kala itu telah mendekatkan wajahnya hingga jaraknya hanya tinggal beberapa inci dari Zea.

Deru nafas mereka bersatu, Zea dapat mencium aroma parfum Giovanni alteza serta yang menyapu kulit wajah gadis itu.

Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 59 - Sarapan Romantis
60 BAB 60 - Aku akan menikahi Zea Calista
Episodes

Updated 60 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 59 - Sarapan Romantis
60
BAB 60 - Aku akan menikahi Zea Calista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!