BAB 11 - Ketegangan

“Bisa regangkan sedikit pelukanmu? Ini terasa tidak nyaman,”ucap Zea pada William yang kini tatapan lelaki itu telah fokus sepenuhnya pada Giovanni.

“Tetaplah di pelukanku, dan kau akan aman.”

Zea mendengus, bukannya aman, Zea malah merasa terlibat sebagai beban di sini. Hanya melihat perseteruan dua pria yang memperebutkan dirinya tanpa alasan yang tidak diketahui Zea.

“Bagaimana jika rencananya .. begini saja, kau lepaskan aku, dan aku akan kabur menyusup dari dalam hutan-hutan untuk berjalan maju ke depan.  Sedangkan kau bisa bertarung dengan Giovanni Altezza. Saat Kau menang, kau bisa menjemputku dan kita bisa pergi ke kota bersama-sama.” Zea tersenyum kuda setelah mengatakan rencananya, walaupun jika diamati lebih dalam, rencana itu sangatlah merugikan William. 

Lelaki itu menyipitkan matanya, “Ide yang brilian tapi itu buruk.”

Pang.

Ditolak mentah-mentah.

Zea kembali membelah nafas, memikirkan apa lagi yang harus dia lakukan untuk keluar dari cengkraman William dan juga Giovanni Altezza. Zea benar-benar tidak menyangka hidupnya akan berurusan dengan dua manusia itu.

“William Romano, lepaskan Zea Calista,” ucap Gio dengan nada tajam.

“Bagaimana jika kita buktikan siapa yang pantas berada di sisi gadis ini.” ucapan William tak kalah tegas, dia kini mengeratkan pelukannya pada Zea, lalu tangan kanannya terangkat untuk mengacungkan pistol ke arah Giovanni.

“Kau benar-benar menguji batas kesabaranku.” Gio menarik kembali pelatuknya.

Setelah itu terjadi pertarungan tembak antara Giovanni dan William.

DOR

DOR

DOR

Giovanni menembak dengan tubuhnya meliuk menghindari serangan dari lawan. Intensitas tembakannya teratur dan rapi serta sebisa mungkin tidak mengenai Zea.

Sementara William mengeratkan pelukannya pada Zea dengan tangan kanannya terus menerus menambak, getaran balik yang terjadi akibat tembakan beberapa saat membuat tubuh William bergetar.

Sementara Zea yang mendengarkan suara dentingan peluru yang tiada habisnya merasakan jantungnya berdebar-debar.

Sialan. Zea harus pergi dari sana!

DOR.

Satu tembakan tepat mengenai tulang radius William di tangan kirinya, begitu dalam hingga memuncratkan darah. Lengan lelaki itu seketika melemas dan turun ke bawah, memberikan akses Zea untuk beranjak.

Zea yang melihat itu terbelalak sejenak karena kaget tapi segera melihat momentum. Dia mendorong tubuh William hingga mundur ke belakang, sementara dia berlari menjauh.

“Jangan kabur, Zea! Akh ...”pekik William di sela-sela rasa sakit di lengannya.

Zea menghiraukan panggilan William dan coba mengayunkan kakinya untuk berlari pergi dari kedua pria itu. “Maaf tapi aku tidak bisa terus-menerus berada di sekitar kalian, Aku butuh kebebasan.”

Zea terus berlari hingga membuat William berbalik dan hendak menembak gadis itu. Tapi, sebelum berhasil melakukannya, Giovanni telah lebih dulu menembak bahu William hingga lelaki itu merasa kesakitan yang luar biasa.

William berdecak, giginya menggertak kesal. Dia merasa keadaan sudah tidak menguntungkan lagi, Daerah itu adalah kekuasaan Giovanni. Jika William terus berada di sana, itu sama saja memberi makanan untuk harimau yang lapar. Dia segera masuk ke dalam mobil, mengendarainya dan melaju kencang menabrak mobil Giovanni. Kembali pada kebiasaannya berkendara tanpa menutup diri lagi.

Sementara Giovanni membiarkan William pergi, bertengkar dengan musuhnya sekarang bukanlah saat yang tepat. Fokus utama Giovanni adalah Zea Calista yang sekarang berlari kabur darinya.

“Kau akan mengetahui akibatnya karena berani kabur dariku.”

Dengan langkah yang mantap, Giovanni bergerak. Berjalan setengah berlari sambil memperhatikan jejak setapak yang ditinggalkan oleh Zea.

“Kau tidak akan bisa kabur dariku.”

Langkah demi langkah, gerak kaki Giovanni bergesekan dengan tanah padat bercampur rerumputan. Matanya dengan liar mengawasi sekitar seperti seorang predator yang mencari mangsanya.

Sementara Zea terus berlari yang di mana arah itu sama saja seperti membawanya kembali ke arah mansion milik Giovanni alteza. Tapi dia tidak punya pilihan lain, daripada harus menyaksikan pertempuran dua orang yang tidak ada habisnya. Zea tidak peduli lagi pada kakinya yang telah lecet, sesekali dia terjatuh tersandung batu. Tapi Zea bangkit kembali dan terus berlari. Nafasnya memburu, dia terjatuh sekali lagi hingga lututnya berdarah.

Zea meringis kesakitan, tapi gadis itu bangkit kembali untuk berlari sambil menahan rasa perih di lututnya. Jantungnya terus berdebar-debar, perasaannya tidak enak seperti sebuah sinyal yang mengirimkan tanda siaga untuk Zea karena keberadaan Giovanni tampak begitu dekat dengannya.

Saat itu, sejenak Zea berpikir. Sejak kematian orang tuanya, mengapa hidup gadis itu tidak pernah tenang. Seolah penderitaan memang telah digariskan untuknya. Kenapa harus dia? Kenapa harus Zea?

Duka trauma malam kematian orang tuanya bahkan masih terekam jelas di kepalanya, perlakuan buruk paman dan bibinya juga masih terasa sakitnya, ditambah sekarang dia harus berurusan dengan seorang mafia yang begitu mengerikan dan tidak ragu untuk membunuh orang lain.

Zea mengepalkan tangannya, tekadnya untuk kabur semakin kuat. Dia harus pergi dari sana. Sejauh-jauhnya, dari semua orang : pamannya, bibinya, bahkan Giovanni alteza.

Zea ingin bebas.

Dia tidak ingin dikurung seperti burung di dalam sangkar.

Tekadnya sudah bulat.

Tidak peduli Bagaimana rasa sakitnya, Zea akan berlari menjauh. Kedua tangannya mengepalkan tinju semangat, alisnya bertaut penuh tekad. Namun, saat Zea setelah berniat melakukannya. Dia mendengar suara Giovanni alteza jadi jarak 15 meter.

“Sebaiknya Kau kembali sebelum aku benar-benar marah dan menangkap mu.”

Suara itu menggema ke seluruh hutan, pohon-pohon di sana seolah mengerti kedatangan sosok mengerikan bernama Giovanni alteza yang tenang tapi menghancurkan.

Zea pun merasakan nafasnya kembali memburu.

Dia sudah bertekad tidak akan kembali lagi pada Giovanni.

Dia akan pergi, dia akan kabur ... sejauh-jauhnya dari lelaki itu.

Setelah itu, Zea menghiraukan ucapan Giovanni dan berlari menjauh dengan sedikit terseok-seok karena lututnya terasa perih.

“Aku tidak akan kembali lagi padanya, nggak tahu dia mungkin akan menjualku atau malah membunuhku, Aku tidak ingin kembali padanya,"ucap Zea pada dirinya sendiri.

Langkah kaki terseok Zea beradu dengan langkah kaki besar milik Giovanni. Ketegangan memenuhi udara, di siang hari yang tertutup oleh pohon-pohon tinggi. Semilir angin tak mampu menenangkan detak jantung Zea yang berdebar kencang serta rasa paniknya yang nyata.

Zea hanya bisa berlari.

Terus berlari.

Hingga gadis itu menemukan sebuah pohon besar, Dia segera bersembunyi di balik pohon itu dan mengatur irama nafasnya serta debaran jantungnya yang tak terkontrol lagi.

Di sana Zea sudah tidak mendengar suara Giovanni lagi. Dia tersenyum lega, “Kau berhasil.”

Kedua sudut bibirnya naik menciptakan Sirat kelegaan yang luar biasa.

Namun baru beberapa detik merasa tenang. Tiba-tiba Giovanni mendorong tubuh Zea dan membekapnya membuat gadis itu kehilangan kesadaran. Apa yang terjadi pada Zea? Saat mencium bau kloroform dari sapu tangan yang disodorkan oleh Giovanni, kesadarannya menghilang sepenuhnya.

Terpopuler

Comments

Leo

Leo

seru bangeettt ayo semangat lanjut lagiii 😍

2025-02-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 60 - Sarapan Romantis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 60 - Sarapan Romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!