BAB 19 - Kenangan Indah

"Apa maksudmu?” Zea mengerutkan kening dengan irama jantung berdegup kencang karena kedekatan mereka.

Sayup angin laut menerpa rambut cerah Zea.  Seperti memberikan daya tarik bagi Zea dan Gio di tengah air laut yang menyapu kaki mereka.

"Kau selalu menyerukan ingin kebebasan dari Mansion, sekarang aku telah memberikannya padamu." Giovanni lalu kembali menegakkan badannya dan menatap ke arah lautan.

San Vito Lo Capo, pantai indah di tengah hiruk pikuk kota Palermo, Sicilia telah disewa oleh Giovanni alteza hanya untuk Zea.

"Untuk apa kau memberikannya? Bahkan sampai menyewa seluruh tempat ini?"

Zea bingung.

Bahkan waktu itu, Zea benar-benar diperlakukan seperti properti. Namun kenapa sekarang Giovanni bahkan rela menyewa sebuah tempat wisata hanya untuknya? Zea tidak memahami karakter pria di depannya ini.

"Untuk apa aku melakukannya? Apakah itu penting?" Giovanni bersedekap dada.

"Tentu saja penting, seorang mafia kejam sepertimu melakukan ini spesial untukku, itu ... tidak masuk akal." Zea tetap melihat raut wajah Giovanni, walaupun lelaki itu tengah memandangi laut bukan dirinya.

"Kau hanya tinggal menikmatinya tanpa banyak bicara."

"Kau tidak melakukan ini hanya untuk menjualku ke mucikari kan?"kedua mata Zea menyipit penuh selidik.

Giovanni terkekeh lalu tertawa pelan, "Kenapa kau selalu mengungkit itu? Apa menurutmu Aku akan melakukan hal seperti itu?"

"Tentu saja, kau bahkan tega merantaiku seperti binatang, wajar jika Aku curiga kau akan melakukan hal yang lebih mengerikan dari itu." Kening Zea mengerut sembari teringat malam-malam terantai yang dihabiskan begitu membuat otot-ototnya tegang.

"Itu juga karena kau mencoba kabur dariku dan tidak patuh. Jika kau menuruti perintahku hal itu tidak akan terjadi,"tegas Giovanni. "Itulah akibatnya jika berani tidak patuh."

Selalu seenaknya sendiri.

Untuk apa juga Zea patuh pada seorang Mafia yang kala itu dicurigai akan menjual Zea.

"Dan sekarang kau masih menganggapku sebagai propertimu?"tanya Zea dengan sirat keseriusan di wajahnya.

Kali ini pandangan Geovanni menatap Zea. "Menurutmu bagaimana?"

Zea tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana ekspresi Giovanni saat ini karena kedua Mata Lelaki itu tertutup oleh kacamata hitam.

"Jika melihat apa yang kau lakukan hari ini, Aku tidak yakin. Untuk apa kau melakukan ini jika menganggapku sebagai properti?" Zea tidak tahu kenapa dia mengatakan hal seperti itu.

Seolah-olah dia menginginkan hal lebih. Padahal tidak sama sekali. Zea hanya penasaran dan mencoba untuk menemukan tempat yang aman tanpa rasa takut yaitu dengan Giovanni menerimanya bukan sebagai properti, tapi sebagai seseorang yang diperlakukan layaknya manusia. Walaupun itu terdengar seperti sebuah cerita dongeng, tapi ada sedikit harapan yang Zea tanamkan di sana.

"Kau benar, untuk apa Aku melakukan ini untuk propertiku yang seharusnya diam di Mansion dan tidak memiliki hak untuk bicara. Tapi perlu ku ingatkan, aku selalu memperlakukan propertiku dengan baik."

Bagai dihantam petir di siang bolong.

Harapan Zea musnah seketika.

"Oh jadi kau masih memperlakukanku seperti propertimu ya? Sungguh menjengkelkan." Zea mengepalkan kedua tinju tangannya.

Giovanni bersmirk.

Lalu kemudian Zea teringat satu hal, tentang kenapa Giovanni melepaskan rantai-rantai itu darinya.

"Kenapa kau melepaskanku semudah itu? Kau seharusnya masih merantaiku dan tidak membiarkanku pergi." Zea berkata dengan penuh rasa penasaran.

Namun, Giovanni tidak menjawab sepatah katapun dan malah berbalik meninggalkan Zea.

"Hei! Aku bicara padamu!"pekik Zea. "Giovanni!!"

Tetap tidak ada jawaban, hal itu membuat Zea kesal. Tapi, Zea sudah lelah untuk bertengkar dan berdebat lagi dengan Giovanni. Apa yang gadis itu harapkan? Kalaupun benar Giovanni yang menggendongnya, itu tidak mengubah apapun.

Tidak lama kemudian Rossa akhirnya menghampiri Zea lagi dan menyikut lengan Zea. "Bagaimana?? Apakah Tuan Altezza mengatakan hal-hal yang romantis padamu??" Rossa menatap dia dengan pandangan penuh harap.

Zea menghela nafas kasar.

Hal-hal romantis? Zea bahkan tidak pernah kepikiran soal itu.

Berharap dirinya mendapatkan tempat dan tidak dianggap sebagai properti saja tidak bisa. Apalagi sampai hal-hal romantis? Zea menatap punggung Giovanni yang berjalan menjauh dengan kesal. Zea belum dapat memahami isi pikiran Giovanni alteza.

"Tidak ada yang namanya hal-hal romantis, kau tau sendiri bagaimana tuan mu itu,"ucap Zea.

"Tapi dia melakukan ini semua khusus untukmu, tentu saja kau spesial. Masuk akal jika aku menanyakan apakah Tuan alteza mengatakan hal-hal romantis padamu. Yah Walaupun memang Tuan alteza nampaknya bukan seseorang yang akan mengucapkan kalimat romantis." Rosa berkata secara blak-blakan seperti biasanya.

Zea hanya hanya terkekeh ringan.

Apa memang sudah saatnya untuk menerima takdir kalau Zea akan selalu berada di tangan alteza.

"Tidak perlu sedih, aku yakin Tuan alteza itu menyukaimu. Hanya saja butuh waktu yang cukup lama." Rossa menepuk punggung Zea, gadis itu mengira kalau Zea patah hati.

Tentu saja hal itu membuat Zea terbelalak seketika. "Apa maksudmu Giovanni alteza itu menyukaiku?? Tidak sama sekali dan aku tidak merasa sedih."

Rossa terkikik seperti biasanya. "Kau ini. Mari kita lihat, aku yakin tuan Altezza sebenarnya menyukaimu."

"Mana mungkin orang yang menganggapku sebagai properti akan menyukaiku,"timpal Zea.

"Tapi seseorang bisa sangat menyukai propertinya melebihi dirinya sendiri, loh."

Rossa tersenyum kuda lalu berlari memberi jarak pada mereka berdua. Tidak lama kemudian gadis itu menyipratkan air laut ke arah Zea untuk memancing Zea ikut bermain.

Zea yang awalnya enggan bermain-main di sana karena pikirannya masih penuh dengan banyak pertanyaan tentang Giovanni akhirnya ikut terbawa suasana menikmati hembusan angin laut serta sapuan air di kakinya.

Zea bermain dengan Rossa, berlari ke sana kemari, hingga dia dapat tertawa kencang karena perilaku Rosa yang di lucu. Ditambah dengan beberapa bawahan Alteza yang ikut bermain-main bersama mereka dan membuat nuansa pantai tersebut semakin hangat karena canda tawa serta kebahagiaan.

Zea sejenak dapat melupakan tentang kesedihannya, kenyataan bahwa hidupnya tidak sama lagi kematian orang tuanya. Saat bersama mereka semua, Zea bisa tersenyum lebar, bahkan tertawa kencang. Sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan saat tinggal dengan paman dan bibinya. Zea pun lupa kapan dia pernah tertawa seperti itu.

Giovanni yang melihat pemandangan itu tanpa sadar mengukir setitik senyum di wajahnya.

Mereka semua terus bermain hingga lupa waktu. Saat Matahari mulai menyembunyikan sinarnya, mereka menyaksikan pemandangan itu bersama-sama.

Giovanni yang dari tadi hanya menonton saja akhirnya ikut mendekat dan berdiri di samping Zea. Lelaki itu melepaskan kacamata hitamnya untuk menikmati matahari tenggelam bersama-sama.

Saat-saat yang sangat indah untuk Zea maupun Giovanni. Ketika mereka masih asik menikmatinya. Tiba-tiba Giovanni memeluk Zea, melingkarkan tangannya di tubuh gadis itu yang membuat dia langsung terbelalak.

Jantung gadis itu memompa dengan cepat. Dia pikir mungkin Giovanni telah berubah pikiran dan akan mulai memperlakukannya sebagai manusia. Tapi tampaknya dia terlalu cepat bicara karena tiba-tiba ....

DOR

Gadis itu mendengarkan suara tembakan dan suara teriakan dari Rossa memekakan telinga mereka semua. Zea terbelalak.

Percikan darah mengotori pasir putih yang indah dan mengakibatkan warnanya bercampur dengan lekatnya merah darah.

Terpopuler

Comments

LiliNini

LiliNini

KAKKKKK JANGAN BILANG KALO SI GIO YG KENA TEMBAK??!!! 😭😭 PLEASE JANGAN MATI, ITU SI ZEA BELOM JADI ISTRI LO 😭

2025-03-04

1

Leo

Leo

enggak enggak.
itu bukan Giovanni kan yg kena tembak

2025-03-04

1

LiliNini

LiliNini

SEMOGA SI GIO ATAU ZEA SELAMAT!!

2025-03-04

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 60 - Sarapan Romantis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 60 - Sarapan Romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!