BAB 15 - Percobaan Membujuk

"Sampai kapan dia akan merantaiku seperti ini??" frustasi Zea.

Dia menghela nafas kasar. Lalu tiba-tiba Giovanni alteza masuk ke dalam ruangan tersebut dengan sang sekretaris yaitu Asher membawa beberapa gawai kerja Gio.

Asher yang melihat Zea duduk dengan rantai di tangan dan kakinya seketika ternganga. Tatapan mereka bertemu. Namun saat Asher menyadari bosnya -Giovanni-menatap tajam ke arah asher, lelaki itu segera mengalihkan pandangannya dari Zea.

'Apalagi yang akan dilakukan Giovanni alteza?!gerutu Zea dalam hati.

Giovanni duduk di sebuah meja yang ada di sana, membuka laptopnya dan mengetikkan sesuatu di sana dengan santai. Sementara Asher berdiri di samping Giovanni sambil sesekali melirik ke arah Zea dengan tatapan terkejut.

"Kau tidak berniat melepaskanku sama sekali ya?"tanya Zea yang masih berusaha meronta dan berharap Giovanni akan melepaskannya.

"Tidak." Lelaki itu bahkan tidak menatap Zea dan tetap fokus mengetik.

Sungguh, itu membuat Zea frustasi.

Tapi gadis itu tidak menyerah, dia akan selalu berusaha untuk membuat Giovanni mau melepaskannya.

"Hey, Apa kau sama sekali tidak merasa kasihan denganku?" Zea berkata dengan nada sedikit memohon.

"Tidak."

"Aku sudah mematuhimu kemarin untuk makan, bahkan setelah aku patuh kau tetap tidak ingin melepaskanku?"

"Tidak."

"Kenapa begitu?!"

"Agar kau jera dan sadar kalau kabur dari ku memiliki konsekuensi yang besar." Giovanni tetap tidak menatap Zea saat bicara, seolah hal yang ia kerjakan lebih berharga daripada menanggapi pertanyaan tidak penting Zea.

"Tapi kemarin aku sudah patuh! Kau menyuruhku makan dan aku makan." Zea tetap tidak mau kalah dan kembali mengutarakan argumennya yang tadi.

"Kau makan itu adalah kebutuhan untuk tetap hidup, kau memang harus makan karena aku telah membayar mu cukup mahal. Itu memanglah sebuah kepatuhan, awal yang baik. Tapi bukan kepatuhan yang memberikan keuntungan besar padaku." Kali ini sorot mata Giovanni menangkap sosok Zea dari arah jam 11.00.

Benar-benar lelaki yang sulit untuk ditaklukan.

Zea bingung harus bagaimana lagi untuk membuat Giovanni luluh.

Zea memusatkan pikirannya, sesekali melihat ke arah langit-langit untuk merefresh otaknya agar mendapatkan ide. Beberapa saat kemudian sebuah ide muncul di kepalanya.

"Kau memang menghukum ku agar aku jera? benar? Makan adalah kebutuhanku, lalu bagaimana dengan buang air? Hai aku merasa ingin ke kamar mandi sekarang. Kau tidak mungkin membiarkanku buang air di sini Kan? Baunya akan sangat mengganggu pekerjaan mu." Zea bersemirik, Dia sangat yakin kalau idenya kali ini akan berhasil.

Tidak ada alasan lagi Giovani untuk tidak melepaskannya. Tidak mungkin kan lelaki itu akan membawanya ke kamar mandi. Dia pria dan Zea wanita. Memikirkan idenya akan berhasil saja telah membuat Zea tertawa senang di dalam hatinya.

"Ya kau benar, kau tidak boleh buang air di sini. Baunya akan sangat menggangguku."

BRAVO!!

Jawaban Gio barusan seperti memberikan sinyal kalau rencana Zea berhasil. Gadis itu menambahkan, "Benar kan? maka dari itu lepaskan aku. Biarkan aku buang air kecil sendirian. Tidak mungkin kan kau akan mengantarku ke kamar mandi? Aku tahu walaupun kau seorang mafia, usaha yang sukses, tapi kau masih memiliki moralitas."

'Benar seperti itu Zea, puji terus, puji terus, Giovanni akan luluh dan melepaskan rantai-rantai di tanganmu,'ucap Zea dalam hati dan membanggakan dirinya sendiri karena telah mendapatkan ide yang cemerlang itu.

Asher yang mendengar hal tersebut seketika terbelalak, "Tentu saja Tuan Alteza masih memiliki moralitas. Kau melewati batas karena meragukannya."

Giovanni menaikkan tangan kirinya isyarat agar Asher diam dan biarkan dia yang mengurusnya.

"Maaf, Tuan Altezza."

Giovanni mengaitkan jari-jarinya selalu mengunci pandangannya pada Zea. "Kau benar, aku tidak mungkin untuk membawamu ke kamar mandi dalam keadaan terantai seperti itu. Tapi, itu tidak akan menjadi alasan aku akan melepaskanmu semudah itu."

"Apa kau gila?! lalu bagaimana denganku yang ingin buang air ini?! Apa solusinya?!"

Sungguh, Zea sangat geram dengan Giovanni yang tetap teguh dengan pendiriannya untuk tidak melepaskan Zea.

"Aku selalu punya solusi dari setiap masalah." Giovanni menyentuh tombol ponselnya. "Dan aku juga sudah mempertimbangkan tentang masalah yang kau berikan sebelum kau bernasib seperti sekarang."

Zea ternganga seketika. Jadi, selama ini rencananya telah terbaca? Benar juga. Giovanni bukan orang yang bodoh dan kali ini malah Zea yang merasa bodoh karena menganggap Giovanni akan mudah terperdaya.

Tidak lama kemudian seorang wanita dengan baju pelayan yang seperti versi perempuan dari Federico masuk ke dalam. Senyuman ramah terpampang di wajahnya, ketukan heels saat pelayan perempuan itu melangkahkan kaki terdengar jelas bergesekan dengan marmer. Dia adalah Rossa Belluci.

"Hai, Tuan Altezza. Sudah lama kau tidak memanggilku kembali lagi ke sini, Apa ada yang bisa saya bantu?" Rossa mengedipkan sebelah matanya pada Giovanni tapi diabaikan oleh lelaki itu.

"Antar gadis itu ke kamar mandi dan jangan lepaskan rantai-rantai di tangan dan kakinya,"titah Gio sambil menunjuk ke arah Zea.

Seketika Rosa langsung menoleh ke kanan dan menangkap sosok Zea yang terantai. "Siapa wanita ini? Dan bagaimana dia bisa seperti itu?"

"Bertanya bukanlah perintah yang kuberikan padamu. Lakukan apa yang Aku perintahkan tadi." Giovanni berbicara dengan nada dingin dan tajam, sebuah kebencian saat bawahannya mempertanyakan hal yang tidak perlu.

Rossa yang melihat Sirat kemarahan Giovanni langsung merasa ketakutan dan berjalan mendekati Zea.

Rossa melepaskan ikat pinggang yang menyatukan tubuh Zea dan kursi itu serta beberapa kuncian yang membuat tangan dan kakinya menempel di kursi. Tetapi tangan dan kaki Zea masihlah terhubung antara kanan dan kiri.

"Ayo ikut aku ke kamar mandi." Rossa segera mengarahkan Zea untuk berjalan.

Zea yang juga masih bertanya-tanya siapa Rossa, mengikuti wanita itu dengan canggung. Zea tidak menyangka akan ada pelayan lain selain Federico. Karena setahu Zea, hanya lelaki yang berada di sekitar Mansion.

"Siapa namamu? Dan bagaimana Tuan alteza bisa merantaimu seperti itu?"tanya Rossa dengan nada kecemburuan di nada wanita itu.

"Aku Zea, dan kau?"

"Rossa, pelayan perempuan terbaik tuan alteza. Aku selalu mendapatkan pujian dari Tuan Altezza karena ketekunan dan kehebatanku." Rossa membanggakan dirinya dengan senyuman yang lebar.

"Oh seperti itu, tampaknya tuan mu itu itu baik ya?"

Rosa menyibakkan rambutnya, "Tentu saja. Sebagai seorang CEO, tuan alteza sangat diagung-agungkan oleh banyak wanita. Dia muda, kaya, tampan dan sangat seksi. Bayangkan, Siapa yang tidak tertarik dengan lelaki seperti itu."

Zea hanya mengangguk-anggukan kepalanya untuk memvalidasi pelayan itu. "Kau juga menyukainya?"

"Ya, aku menyukainya. Kuakui itu. Wajar kan? Tapi, sebenarnya.." Rosa mendekati Zea dan berbisik. "Aku lebih menyukai Federico."

Zea terbelalak. "Apa?!"

"Ya, ya kau tidak salah dengar." Kedua mata Rosa berbinar-binar. "Dia itu sangat menggoda tauu, sifat polosnya sungguh membuatku ingin memilikinya."

Zea ternganga. Baru pertama kali ini dia melihat gelagat pelayan Giovanni yang aneh dan sedikit menghibur. Biasanya entah pelayan atau orang-orang disekitarnya selalu berwajah datar, tanpa ekspresi. Tapi, Rosa berbeda.

"Baiklah-baiklah, kembali ke topik. Bagaimana kau bisa berakhir seperti ini?? Hah? Tuan Altezza tidak pernah membawa seorang gadis ke mansionnya! Kecuali aku sesekali, yah, jika diminta saja. Tapi, kau kasusnya tentu saja berbeda,"ucap Rosa penuh selidik.

"Aku dijadikan bayaran untuk hutang paman dan bibiku." Zea mengatakan yang sejujurnya.

"Apa?! Oh, berhati-hatilah karena mungkin nasibmu akan seperti gadis-gadis yang dijual ke mucikari!"ucap Rosa menakut-nakuti—telah diberitahu Federico tentang kebohongan itu.

"APA?! JADI GIOVANNI ALTEZZA ITU AKAN BENAR-BENAR MENJUALKU?!"

Terpopuler

Comments

Gelatik Menggelitik

Gelatik Menggelitik

😯

2025-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Hutang
2 Bab 2 - Malam Pertemuan
3 Bab 3 - Zea adalah Properti
4 BAB 4 - Mimpi Buruk
5 BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6 BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7 BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8 BAB 8 - Taktik Kabur
9 BAB 9 - William
10 BAB 10 - Pertarungan
11 BAB 11 - Ketegangan
12 BAB 12 - Rantai Kehidupan
13 BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14 BAB 14 - Peraturan dan Janji
15 BAB 15 - Percobaan Membujuk
16 BAB 16 - Kebebasan Manis
17 BAB 17 - Perawatan
18 BAB 18 - Kebebasan?
19 BAB 19 - Kenangan Indah
20 BAB 20 - Serangan Dadakan
21 BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22 BAB 22 - Dugaan
23 BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24 BAB 24 - Giovanni Kembali
25 BAB 25 - Ciuman?
26 BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27 BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28 BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29 BAB 29 - Mereka dan Malam
30 BAB 30 - Rencana
31 BAB 31 - Ledakan
32 BAB 32 - Kecurigaan
33 BAB 33 - Kepergian Giovanni
34 BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35 BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36 BAB 36 - Tipu Daya
37 BAB 37 - Ancaman William
38 BAB 38 - Penderitaan
39 39 - Aku bukan properti!!
40 BAB 40 - Makan
41 BAB 41 - Perasaan Giovanni
42 BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43 BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44 BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45 BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46 BAB 46 - Sebuah Cara
47 BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48 BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49 BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50 BAB 50 - Luka Pengorbanan
51 BAB 51 - Pengorbanan Zea
52 BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53 BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54 BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55 BAB 55 - Kebimbangan Hati
56 BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57 BAB 57 - Aku Mencintaimu
58 BAB 58 - Senyuman Giovanni
59 BAB 60 - Sarapan Romantis
Episodes

Updated 59 Episodes

1
BAB 1 - Hutang
2
Bab 2 - Malam Pertemuan
3
Bab 3 - Zea adalah Properti
4
BAB 4 - Mimpi Buruk
5
BAB 5 - Sisi Sang Mafia
6
BAB 6 - Mencoba Mencari Jalan Keluar
7
BAB 7 - Jalan Keluar di Depan Mata
8
BAB 8 - Taktik Kabur
9
BAB 9 - William
10
BAB 10 - Pertarungan
11
BAB 11 - Ketegangan
12
BAB 12 - Rantai Kehidupan
13
BAB 13 - Belenggu Giovanni Altezza
14
BAB 14 - Peraturan dan Janji
15
BAB 15 - Percobaan Membujuk
16
BAB 16 - Kebebasan Manis
17
BAB 17 - Perawatan
18
BAB 18 - Kebebasan?
19
BAB 19 - Kenangan Indah
20
BAB 20 - Serangan Dadakan
21
BAB 21 - Sesuatu di Antara Mereka
22
BAB 22 - Dugaan
23
BAB 23 - Pelayan Menyebalkan
24
BAB 24 - Giovanni Kembali
25
BAB 25 - Ciuman?
26
BAB 26 - Naik Tingkat Menjadi Wanitaku
27
BAB 27 - Taman Terbengkalai Milik Giovanni
28
BAB 28 - Berhenti Penasaran!
29
BAB 29 - Mereka dan Malam
30
BAB 30 - Rencana
31
BAB 31 - Ledakan
32
BAB 32 - Kecurigaan
33
BAB 33 - Kepergian Giovanni
34
BAB 34 - Kejadian Mendebarkan
35
BAB 35 - Kecerdasan Giovanni Alteza
36
BAB 36 - Tipu Daya
37
BAB 37 - Ancaman William
38
BAB 38 - Penderitaan
39
39 - Aku bukan properti!!
40
BAB 40 - Makan
41
BAB 41 - Perasaan Giovanni
42
BAB 42 - Ledakan Dibalas Ledakan
43
BAB 43 - Satu Langkah Bertemu Denganmu
44
BAB 44 - Padahal Tinggal Sebentar Lagi Aku Bisa Bertemu Denganmu
45
BAB 45 - Giovanni Lebih Baik Daripada William
46
BAB 46 - Sebuah Cara
47
BAB 47 - Menukar Nocturne dengan Zea
48
BAB 48 - Siapa yang akan mendapatkannya?
49
BAB 49 - Usaha Kabur yang Sia-sia
50
BAB 50 - Luka Pengorbanan
51
BAB 51 - Pengorbanan Zea
52
BAB 52 - Lembar Persetujuan Pernikahan
53
BAB 53 - Jangan Tinggalkan Aku
54
BAB 54 - Ciuman Kerinduan
55
BAB 55 - Kebimbangan Hati
56
BAB 56 - Karena hanya kau yang aku inginkan
57
BAB 57 - Aku Mencintaimu
58
BAB 58 - Senyuman Giovanni
59
BAB 60 - Sarapan Romantis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!